Senin, 30 Januari 2012

"Prayer For My Son/Hyung/Oppa..."

Dong Hae's Prayer...

"Tuhan... Aku tahu aku bukan orang tua yang baik. Aku selalu sibuk dengan pekerjaanku, hingga tak sempat membawa Yun Duo dan Yoon Hae mengunjungi makam anak sulungku yang kini telah tersenyum tenang bersamamu. Lee Hai Yang.
Aku mencintai anakku Tuhan, sangat mencintainya. Bahkan setiap kali Istriku menangis karna memikirkannya... Hatiku menangis lebih kencang daripada tangisan istriku.

Bisakah aku meminta padaMu, Tuhan? Aku mohon jagalah Lee Hai Yang-ku. 

Mungkin Kau tidak mempercayakan aku untuk menjaganya karna aku masih belum siap saat itu kan, Tuhan? Aku tahu, aku menyadari kesalahanku.


Tapi kini, Biarkanlah aku menjaga Yun Duo dan Yoon Hae hingga mereka tumbuh dewasa. Aku ingin hidup bersama Yoona untuk melihat anak-anak kami hidup sukses dan bahagia.


Percayakan mereka kepadaku, Tuhan. Aku akan berusaha menjadi Orang tua yang baik untuk mereka, dengan bimbinganmu."

Dong Hae's Feeling...

" Hey chagiya... SAENGIL CHUKAE!!! Semoga kau bahagia di hari ini ya...Apa kabarmu hari ini, hm? Apa kau tahu betapa Appa dan Eomma sangat merindukanmu? Mungkin kau bingung melihat dua bocah kecil di depanmu ini. Appa akan menjelaskannya sayang...

Yang laki-laki ini, namanya Lee Yun Duo. Yun Duo. Artinya awan. Appa memberinya nama Yun Duo karna Appa teringat olehmu, chagi. Namamu adalah Lee Hai Yang. Hai Yang. Artinya samudra/lautan. Bukankah Lautan dan Awan akan terlihat indah jika disatukan, hm? Kau juga berpikir begitu?

Mulai hari ini, sayang. Appa berjanji, akan sering-sering berkunjung untuk menemuimu. Agar kau bisa melihat bahwa setiap hari Appa dan Eomma-mu bertambah tua. Dan Adik-adikmu makin dewasa.

Appa selalu mencintaimu, Hai Yang chagi...

Tetaplah hidup di hati kami..." 

.
.
.

Yoona's Prayer...

"Tuhan... Aku tahu aku bukan orang tua yang sempurna. Aku selalu saja kurang dewasa padahal aku sudah punya dua anugrah yang kau titipkan padaku, Yun Duo dan Yoon Hae.
Aku bahkan baru membawa mereka bertemu dengan kakak mereka hari ini, saat ulang tahun Hai Yang. Dan hari ini, mungkin ia sedang merayakan ulang tahunnya bersamamu...

Tuhan..Aku sangat mencintai Anak-anakku Tuhan, jadi Bisakah aku mohon sesuatu?

Aku mohon, Jagalah Hai Yang agar tetap tersenyum saat ia ada di sisimu. Aku tahu hanya kau yang mampu memberi senyuman pada Hai Yang saat ini, Tuhan. Aku percaya.

Dan bisakah aku memohon satu kali lagi? Aku ingin keluargaku tetap utuh, Tuhan.

Aku ingin selamanya hidup dengan Donghae Oppa, dan anak-anakku. Mengasuh mereka dan melihat mereka tumbuh dewasa. Tersenyum bersama anak-anak mereka kelak.

Percayakan mereka kepadaku, Tuhan. Aku akan berusaha menjadi Orang tua yang baik untuk mereka, dengan bimbinganmu"

Yoona's Feeling...

"Halo jagoan kecilku, Lee Hai Yang... Apa kabarnya dirimu, sayang? Eomma yakin kau baik-baik saja dan bahagia sekarang di Surga... Oh Chagiyaa... Eomma sangat merindukanmu.. Seperti apa kira-kira ya, wajahmu sekarang? Kau pasti sangat tampan. Kan usiamu sudah 10 Tahun ya hari ini... Saengil Chukae chagiya..

Sebelumnya eomma minta maaf ya, chagiya karna tadi Eomma menangis. Eomma hanya... Sangat-sangat-amat merindukanmu. Eomma hanya benar-benar merindukanmu. Tapi Eomma janji tidak akan menangis lagi, sayang. Eomma janji.

Lihatlah sekarang adik-adikmu sudah besar-besar. Yun Duo, yang laki-laki umurnya 8 tahun. Nah, kalau yang sedang sesenggukan itu namanya Yoon Hae, umurnya 6 tahun. Mereka imut tidak, Hai Yang? Mereka mirip tidak sepertimu?


Sayang, mulai hari ini Eomma berjanji, dan kau bisa pegang janji Eomma. Eomma akan sering-sering mengunjungimu. Tentu saja bersama dua jagoan kita.. Eomma akan sering-sering mengajakmu berbicara. Supaya kau tidak kesepian lagi :)


Eomma selalu mencintaimu, Hai Yang Chagi...


Tetaplah hidup di hati kami..."

.
.
.

Yun Duo's Prayer...
  
"Tuhan... Apakah aku berdosa karna aku tidak tahu kalau selama ini aku punya hyung? Maafkan aku Tuhan kalau itu dihitung sebagai dosa, karna aku benar-benar tidak tahu... Maafkan aku Tuhan..

Aku senang sekali ketika Eomma dan Appa bilang kalau ternyata aku punya Hyung, tapi ia sudah tidak ada lagi di dunia. Aku tahu, Hyung sekarang sedang bermain bersamamu...

Tadi saat aku memeluk Yoon Hae, ada seorang anak kecil tersenyum ke arahku. Dia melambaikan tangannya padaku, dan aku hanya tersenyum. Bajunya putih bersih dan sangat bersinar. Apakah itu Hyung? Apakah itu Hai Yang Hyung, Tuhan?

Kalau benar itu Hyung, bolehkan aku memohon padaMu? Tolong lindungi dia, Tuhan. Apapun yang terjadi padanya. Kasihi Hyung-ku seperti Eomma dan Appa mengasihinya, Tuhan.

Terimakasih Tuhan, Semoga kau mendengar doa kami. Amin"

Yun Duo's Feeling...

"Annyeong, Hai Yang Hyung... Aku Lee Yun Duo, Namdongsaengmu.. Senang bisa bertemu denganmu, Hyung dan Mianhae, aku baru menemuimu sekarang...

Dan Hyung, ini adik kita. Namanya Lee Yoon Hae. Kau lihat kan, betapa cengengnya dia? Tcih, dia memang begitu Hyung. Cengeng. Tapi aku sangat menyayanginya.

Rasanya kalau dia tidak tertawa aku merasa bosan, Hyung. Kau pasti juga akan menyukai YoonHae kalau kau dekat dengannya nanti. Dan kau tenang saja Hyung, Aku akan menjaganya, Hyung. Aku akan menjaga Appa dan Eomma juga. Kau mau membantu aku dari surga, kan?

Eh- tunggu, Hyung apa itu kau? Kau melambaikan tangan dan tersenyum padaku? Apa itu-
Ah, terlepas dari apakah itu kau atau bukan, aku tetap menyayangimu Hyung. Aku ingin sekali punya Hyung.


Dan Saengil Chukae ya, Hyung. Semoga kau senang di hari ulangtahunmu ini..


Aku akan sering berkunjung, Hyung.. Aku janji..


Aku selalu menyayangimu, Hai Yang Hyung...


Tetaplah hidup di hati kami..." 

.
.
.

Yoon Hae's Prayer...

"Tuhan... Hari ini aku baru tahu kalau aku punya Oppa lain selain Yun Duo Oppa..
 Apakah dia juga menyebalkan seperti Yun Duo Oppa, Tuhan?


Awalnya aku takut ketika datang ke pemakaman. Ini menyeramkan. Tapi demi melihat Oppa, aku senang. Dan ketika aku sampai di makam Yun Duo Oppa menangis. Aku jadi ikut menangis Tuhan. Aku takut Oppa menangis karna hal-hal yang menyakiti hatinya. Aku menyayangi Yun Duo Oppa, Tuhan. Walaupun dia menyebalkan, Aku menyayanginya Tuhan.

Oh iya Tuhan, maukah kau melindungi Yun Duo Oppa dan juga Hai Yang Oppa? Karna aku mencintai mereka berdua Tuhan.. Walaupun aku tak pernah melihat Hai Yang Oppa, tapi aku yakin kalau Hai Yang Oppa juga baik seperti Yun Duo Oppa.


Dan jangan lupa juga lindungi Eomma dan Appaku, Tuhan. Biarkanlah Hai Yang Oppa merasakan pelukan hangat dari Eomma dan Appa seperti apa yang aku rasakan sekarang. Amin."

Yoon Hae's Feeling...

"Annyeong, Oppa.. Apakah kau ini Hai Yang Oppa? ini pasti kau, karna aku dengar Yun Duo Oppa menyebutkan namamu. Aku Lee Yoon Hae, Oppa. Yeodongsaengnya Yun Duo Oppa. Berarti aku juga Yeodongsaengmu. Heheheheh.

Dan Oppa, bolehkan aku bercerita pada Oppa? Tolong marahi Yun Duo Oppa! karna dia sering sekali mengusiliku.. Aku benci padanya saat dia menjahiliku. Tapi kalau aku tidak menjahili Yun Duo Oppa rasanya juga sepi. hehehehhe.

Dan oh! Oppa berulang tahun hari ini? Saengil Chukae Oppa!!~ Semoga Oppa mendapatkan apa yang terbaik dan apa yang Oppa inginkan. Okey?

Dan Oppa tenang saja, aku akan menjaga Eomma, Appa dan Yun Duo Oppa dari siapapun! Aku mau selamanya bersama kalia semua! Dengan Hai Yang Oppa juga...!!

Aku akan sering bermain ke sini ya, Oppa. Senang bisa bercerita banyak dengan Oppa..


Aku selalu menyayangimu, Hai Yang Oppa...


Tetaplah hidup di hati kami..."

--------------------------------------------------------------------------




END!!!


huahaa!! gimana nih ceritanyaa? bagus ga??
jangan lupa komennya yaah :*


Goomawoyo..

A Family Secret....

Okedeh, cuap cuap penulis dulu yaaaa :)

Kali iniiii.... aku mau bikin fanfict tentang YoonHae happy family lagi. ^o^
Tapi kali ini agak sedih, soalnya membuka rahasia mereka di masa lalu.
Rahasia apayaaa? mau tau? baca aja ndiri :P
Enjooy :)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Ibu rumah tangga ini sedang sibuk. Benar-benar sibuk. Yah, setidaknya karna sekarang ia sudah menjadi seorang ibu rumah tangga, kan? *mbulet ae*Okey, serius. 

Matahari masih malu-malu untuk terbit dan 'tampil' di depan semua orang hari ini. Jelas saja! ini kan masih jam 4 pagi! -_- Namun seorang ibu rumah tangga muda malah sedang sibuk di halaman belakang.  

Yoona menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu menggelung rambut panjangnya yang tadinya ter-urai , menarik nafas panjangnya dan menghembuskannya, lalu kembali bekerja lagi. Sekarang ia sedang mencuci pakaian. Banyak sekali pakaian mereka seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga mereka. Sang suami yang notabene adalah pengusaha dan pemimpin sebuah perusahaan besar di Seoul tentu saja harus bergonta-ganti pakaian dan menjaga imagenya sebagai 'tuan besar'.


Lalu anak sulungnya, seorang namja imut yang tampan sekali bernama Lee Yun Duo memang berbeda dari namja cilik lain seusianya. Kenapa? Karna anak ini lebih senang menghabiskan waktunya bersama buku-buku pelajaran atau buku bacaan lain, persis seperti ibunya. Dan ia juga sering sekali menghabiskan waktunya untuk bermain gitar. Walaupun masih 8 tahun, Yun Duo sudah cukup hebat memainkan beberapa lagu korea dengan gitarnya. Walaupun pakaiannya tidak banyak, tapi namja kecil ini mudah sekali berkeringat. Jadi harus sering-sering ganti pakaian.


Lain halnya dengan Lee Yoon Hae, anak bungsu mereka berumur 6 tahun yang merupakan seorang yeoja imut yang tomboi-nya nggak ketulungan. Ia senang sekali bermain di luar rumah, seperti berlarian di halaman, bermain bola, dan bermain permainan laki-laki lainnya. Mirip sekali dengan ayahnya yang memang gemar bermain di luar rumah. Otomatis, pakaian yeoja cilik ini cepat sekali kotor terkena air tumpah, atau tanah, atau yah semacam itulah.

"Selesai!!" Yoona berseru gembira sendirian sambil melompat-lompat kecil. Bagaimanapun juga ia masih berumur 30 tahun, kan? masih aegyo, dan malahan masih sangat muda untuk menjadi ibu dari 2 orang anak.


Akhirnya tugas mencuci ini benar-benar sudah selesai setelah hampir 45 menit dikerjakan. Yoona selalu saja merasa senang setiap kali melihat pekerjaan rumahtangga nya tuntas. Ia lalu segera membereskan ember-ember dan masuk. Tugas selanjutnya, memasak.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Nasi yang ada di rice-cooker baru saja matang, karna Yoona sudah memasaknya sejak ia bangun pagi tadi jam 3.35 a.m. Sekarang ia hanya perlu memasak lauk pauk untuk menemani nasi dan juga bekal untuk anak dan suaminya.


Tak perlu waktu lama, hanya 15 menit, semua sudah selesai. Setelah menatanya rapi di atas meja, Yoona berlari kecil menuju ke kamarnya. Lebih tepatnya kamarnya dan suaminya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Yoona tersenyum sekilas melihat sosok namja yang sangat dicintainya itu masih menggeliat di bawah selimut tebalnya. Ia lalu membuka gorden agar kehangatan matahari masuk dan menghangatkan kamar mereka. Yoona lalu menepuk keningnya sendiri ketika ia baru menyadari kalau ia masih memakai celemek masuk ke dalam kamar. Dan Yoona tahu Donghae tidak suka itu. Ia buru-buru melepasnya lalu melipatnya dan meletakkannya di atas meja kecil di dekat pintu, lalu menghampiri Donghae.


"Oppa.. Bangunlah.." Yoona mengguncang-guncangkan tubuh Donghae pelan. Namun tidak ada respon dari sang suami.


"Oppa... Sudah waktunya kau bangun.." Yoona mengguncang-guncangkan tubuh Donghae lagi, namun masih Nihil. Tidak ada jawaban dari Suaminya.


"Op-" Yoona hampir berteriak kaget ketika tiba-tiba Donghae mencengkeram tangannya dan menarik tubuhnya hingga terbaring di samping Donghae.


"Apa yang kau lakukan, Oppa? ini sudah pagi, kau harus segera bangun. Aku sudah siapkan air hangat untuk kau mandi." Kata Yoona sambil memanyunkan bibirnya, kesal. Donghae mengeluarkan 'evil-smirk-pagi-hari' nya lalu menarik Yoona ke dalam pelukannya dan menyelimuti Yoona bersamanya.


"Terimakasih, istriku sayang..." kata Donghae lalu mengecup pucuk kepala Yoona. Yoona tersenyum lalu memeluk Donghae lebih erat.

"Besok Oppa libur, kan? Kita jadi menjenguk Hai Yang, kan Oppa?" Yoona menengadah agar bisa menatap wajah Donghae. Lalu Donghae mencium bibir Yoona sekilas.


"Tentu saja, Chagiya. Besok kita menjenguk Hai Yang, Okey?" Donghae mencium kening Yoona dan memeluknya lagi. Yoona mengangguk.


"Sudah lepaskan aku..! aku mau membangunkan jagoan-jagoan kecil kita." kata Yoona walaupun ia sendiri masih memeluk Donghae erat.


Donghae lalu mencium pucuk kepala Yoona, lalu turun ke keningnya, matanya, hidungnya, daaan bibirnya tentu saja. #Readers jangan cemburu, dong. Kan ceritanya Yoona udah resmi jadi miliknya Donghae Oppa... ^^#


Kegiatan Yoon-Hae di pagi hari : berpelukan, berciuman, dan tersenyum bersama.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Yun Duo chagi... Bangunlah sayang..." Yoona mengusap-usap rambut Yun Duo lembut lalu mencium pucuk kepala Yun Duo. Tak butuh waktu lama, Yun Duo segera terbangun.

"Annyeong, Eomma..." kata Yun Duo sambil tersenyum. Yoona mencium kening Yun Duo lalu tersenyum.


"Cepatlah mandi dan pakai seragam-mu, lalu kita sarapan bersama. Okey?" perintah Yoona-lembut. Yun Duo mengangguk lalu masuk ke kamar mandinya yang berada di dalam kamar. Yoona lalu keluar dari kamar Yun Duo dan masuk ke kamar YoonHae.


Yoona sekarang beralih ke putri bungunya. YoonHae. Sama seperti Yun Duo, Yoona harus mengusap-usap kepala dan juga mencium YoonHae supaya yeoja kecil ini bangun.


"Eomma... apa sudah pagi?" YoonHae meregangkan tubuhnya-malas-di atas kasur.


"Hm, ayo bangun, lalu mandi." kata Yoona sambil tersenyum. Yoonhae malah menutup selimut dan pura-pura tidur lagi. Yoona tersenyum kesal, lalu membuka selimut bawah YoonHae dan menggelitiki kaki mungilnya, membuat yeoja kecil itu tertawa terbahak-bahak.


"E-eomma!! hentikan!! hahahaha~!!" 


"Kau mau mandi atau mati tertawa, hm?" kata Yoona sambil tersenyum. Yoonhae lalu bangun dan mencium pipi Eommanya dan bergegas mandi di kamar mandi yang ada dalam kamarnya.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Cepat sekali Oppa mandinya?" Yoona yang sedang memilihkan dasi untuk Donghae terkejut ketika melihat Donghae sudah keluar dari kamar mandi.

"Aku sedang tidak berselera mandi lama-lama hari ini, Yoong." Jawabnya ringan.

"Cepat pakai kemejanya, lalu aku pasangkan dasi." kata Yoona.


"Iya iya, cerewet sekali." gerutu Donghae sambil tersenyum jahil.


"Tadi pagi bicaranya lembut sekali, sekarang kembali lagi jadi Lee Donghae." timpal Yoona sambil menggembungkan kedua pipinya.


"Aigoo~~ manis sekali istriku ini kalau sedang menggerutuu~~" Yoona sedikit terkejut ketika menyadari bahwa tangan Donghae sudah melingkari pinggang rampingnya dan memberikan rasa hangat pada Yoona. Yah, Namja itu sedang memeluk istrinya dari belakang. Back Hug, favorit mereka berdua.


"Oppa.. Apa kau mau ku beri tahu sesuatu?" Kata Yoona lembut.


"Hm? Apa itu sayang?" Donghae menyandarkan kepalanya di antara lekukan leher dan bahu Yoona.


"Rasanya, aku senang sekali dipeluk Oppa dari belakang seperti ini... rasanya semua lelahku hilang seketika." kata Yoona.


"Jinjjayo?" jawab Donghae dengan nada menggoda. Yoona mengangguk cepat.


"Kalau begitu aku akan memelukmu terus chagiyaa~~" kata Donghae.


"Yah Oppa!!" Yoona memukul-mukul tangan Donghae, karna semburat merah sudah mengisi kedua pipinya.


'tok tok tok tok tok'
tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar mereka.


"Eomma.. Appa.. kenapa lama sekali? kami hampir mati kelaparan disini.." terdengar suara Yun Duo dari balik pintu.


"Okey..!" jawab Yoona dan Donghae bersamaan.


"Bisakah bermesraannya dilanjutkan nanti malam saja, Oppa?" kata Yoona sambil tersenyum geli.


"Hmm.. Istriku sekarang sudah mulai nakal rupanya. Maunya main malam-malam." kata Donghae disambut tawa Yoona.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


"Chagi, kenapa makanmu sedikit sekali?" Yoona memandang YoonHae khawatir.


"Tidak apa-apa kok, Eomma." YoonHae tersenyum polos.


"Makan segitu banyaknya menurut Eomma sedikit?" Yun Duo mulai menggoda YoonHae.


"Yah! Oppa! berhenti mengataiku!!" YoonHae hampir saja akan memukulkan sendoknya di kepala Yun Duo.


"Kalian ini kenapa sih selalu bertengkar, hm? cepat habiskan dan kita berangkat. Appa tidak mau kalian terlambat sekolah." Donghae menengahi.


"Sudah jangan marah-marah semuanya. Hari ini harus dimulai dengan SENYUMAN!!" Yoona menarik garis senyumnya dan membuat Donghae, Yun Duo, dan Yoonhae tertawa melihat tingkah Eomma-nya yang masih seperti anak kecil


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Malam Harinya...




"Appa pulaang~" kata Donghae saat menginjakkan kakinya di dalam rumah.


"Oh! Hae Oppa sudah pulang?" Yoona yang tadinya sedang asik nonton tv bersama anak-anaknya langsung menghampiri Donghae dan mengantarnya ke kamar. Sementara Yun Duo dan YoonHae masih asik dengan PR mereka di ruang TV.

.
.
.


"Bagaimana kabar perusahaan hari ini, Oppa?" tanya Yoona sambil membantu Donghae melepaskan jasnya.


"Banyak sekali pekerjaan, Yoong. Banyak sekali proyek dan clien." kata Donghae sambil menghembuskan nafas berat.


"Minumlah kopi ini dulu, Oppa. Paling tidak bisa mengurangi lelah." Yoona menyodorkan secangkir kopi panas dan Donghae langsung meneguknya.


"Huah! melegakan sekali.. Goomawo, Yoong." Donghae tersenyum pada istrinya.


"Apa Oppa lelah? Mau ku pijat, Oppa?" Yoona menawarkan diri dengan polosnya,-padahal sudah sangat tahu sifat Donghae yang yadongnya nggak ketolongan-Donghae lalu mengangguk sambil tersenyum dan duduk di atas kasur. Yoona menghampirinya dan memijit bahunya.


"Huah.. Bahu Oppa keras sekali." kata Yoona.


"Memang Yoong. Aku penat sekali belakangan ini." Donghae memejamkan matanya mencoba menikmati setiap pijatan yang diberikan Yoona. Memang benar-benar istri malaikat.


"Sekarang gantian kau yang aku pijat, Yoong. Sini, berbaringlah." Donghae menepuk-nepuk bagian kasur disampingnya, mengisyaratkan istrinya untuk rebahan. Yah, Yoona menurut dan rebahan, Donghae memijat bahunya juga.


"Yoong! Apa yang terjadi dengan bahumu?! Kenapa kaku sekali?!" kata Donghae.


"Memang Oppa. Belakangan ini cucianku banyak sekali." kata Yoona.


"Ah.. Kau tidak pernah memberi tahu padaku, aku akan memijatmu setiap malam." kata Donghae.


"Aish! Oppa ini gombal terus saja!" Yoona tersenyum geli.


"heheheh..." Donghae tersenyum  juga.


"Sudah, sudah. Oppa mandi saja, terus kita makan sama-sama. Kasihan anak-anak sudah kelaparan." kata Yoona.


"Okey," Donghae mencium Yoona sekilas lalu bergegas ke kamar mandi. Yoona sendiri menyiapkan makanan sambil menunggu Donghae.

.
.
.
.
.
.


Keesokan harinya...


"Eomma, apakah aku terlihat cantik?" YoonHae berputar-putar di depan Yoona. Sekarang mereka sedang ada di dalam kamar Yoona. Yoona mengangguk, tersenyum, dan mengacungkan kedua jempolnya.

"Tentu saja cantik chagi, kau kan anak Appa~" Donghae langsung menggendong YoonHae dan mencium hidungnya.

"Eomma, Appa, apakah kita bisa berangkat sekarang?" tanya Yun Duo yang tiba-tiba kepalanya mucul dari balik pintu kamar.


"Wuah! lihatlah putra Eomma!" Yoona berlari kecil menghampiri Yun Duo, mencubit pipinya lalu menggandeng putranya itu masuk ke dalam kamar.


"Yun Duo sekarang tampan ya, Oppa?" Yoona mengusap-usap kepala Yun Duo.


"Tentu saja, dia kan keturunan kita Yoong." kata Donghae.


"Ayolah Eomma, Appa, sampai kapan kalian mau terus-terusan bernarsis-narsis ria begini?" Yun Duo protes dengan nada bicara dingin-datarnya seperti biasa.


"Oh ayolah sayang, Ayo kita berfoto bersama dulu." Yoona menyiapkan kamera dan memasang timernya. Setelah semua berpose,


1
.
2
.
.
3
.
.
.


CKRIIIK!!!


Selembar foto tercetak dari kamera polaroid itu, dan tampaklah wajah keluarga kecil bahagia yang menggunakan pakaian serba hitam itu.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

.
.
.


Dan sekarang disinilah mereka berempat, di depan sebuah pohon mungil yang berdaun lebat dan hijau segar. Dengan sebuah batu nisan bertuliskan "Lee Hai Yang" dengan beberapa huruf Hangeul lagi dibawahnya, yang kira-kira artinya :


"Kami tak pernah mendengar suaramu, tapi kami tahu kau ada.
Kami tak pernah melihatmu, tapi kami yakin kau selalu disamping kami.
Di setiap senyuman kami, selalu ada namamu terlintas di fikiran kami.

Teruslah hidup bersama kami, Kami mencintaimu,
Lee Hai Yang"


Yoona tak sanngup lagi membendung air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya, ia menangis dan Donghae dengan tanggap memeluknya sambil menenangkannya.


"Apakah ini makam Hai Yang Hyung, Appa?" Yun Duo mendongak melihat Appanya yang sedag berusaha meredakan tangisan Yoona yang sudah pecah.


Tanpa jawaban, Yun Duo mendekati gundukan kecil di depan pohon itu dan berlutut. Yun Duo menyentuh rerumputan hijau yang sudah menumbuhi gundukan tanah itu.


"Annyeong Hai Yang Hyung..." katanya.


"Aku Lee Yun Duo.. namdongsaengmu." sambung Yun Duo lagi, tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata.


"Senang bisa bertemu denganmu, Hyung. Dan Mian, baru bisa menemuimu sekarang." sambungnya lagi.


YoonHae mendekat dan mendapati Oppa-nya sedang menangis. YoonHae juga ikut menangis karna melihat Oppanya menangis. Yun Duo malah tersenyum melihat Yoonhae menangis.


"O-oppa... K-kenapa hiks k-kau hiks mena-menangis hiks hiks?" YoonHae masih sesenggukan.


"Dan Hyung, ini adik kita. Namanya Lee Yoon Hae. Kau lihat kan, betapa cengengnya dia?" Yun Duo tersenyum sambil menghapus air matanya.

"Yah Oppa!! Kenapa kau berbicara begitu hiks pada Hai Yang Oppa?! hiks" Yoonhae memukul pelan lengan Yun Duo. Yun Duo lalu memeluk yeodongsaengnya itu untuk menenangkannya.



"Aku akan menjaganya, Hyung. Aku akan menjaga Appa dan Eomma juga. Kau mau membantu aku dari surga, kan?" lanjut Yun Duo.


Yoona dan Donghae yang melihat kejadian itu hanya diam, dan mengagumi kedewasaan Yun Duo. Bagaimana mungkin anak berumur 8 tahun berbicara sebijak itu?


Yoona dan Donghae menghampiri anak mereka yang keduanya masih sesenggukan di depan makan Lee Hai Yang. Anak pertama Donghae dan Yoona yang meninggal di dalam rahim Yoona karna keracunan air ketuban dan kekurangan oksigen.


"Chagi, maafkan Appa dan Eomma ya. Kami baru bisa membawa Yun Duo dan YoonHae mengunjungimu hari ini, karna mereka baru mulai mengerti siapa Hyung dan Oppa mereka yang paling berharga..." Donghae mengusap nisan Hai Yang.

"Ayo kita berdoa untuk Hai Yang bersama-sama..." Yoona menepuk bahu Yun Duo.

Semua menundukkan kepala mereka, berdoa dengan khusuk hanya untuk Hai Yang, orang yang sangat mereka cintai. Mereka semua menangis, mengeluarkan air mata, air mata cinta penuh ketulusan.


"Saengil Chukae, Hai Yang Chagiya..." ucap Yoona lirih.

"Hyung berulang tahun hari ini?" Yun Duo menatap orang tuanya terkejut, Donghae dan Yoona mengangguk.

"Saengil Chukae, Oppa.." "Saengil Chukae, Hyung.." Yun Duo dan Yoon Hae berucap serempak.

"Eomma tahu kau sedang tersenyum disana, Chagi. Eomma ingin kau tahu betapa kami semua disini akan selalu mengingatmu. Kami semua mencintaimu." Air mata kembali meluncur membasahi pipi Yoona.


"O-oppa.. Yoon Hae juga sayang Oppa.." kata Yoonhae polos.


"Ne Hyung, Aku juga menyayangimu." tambah Yun Duo tak mau kalah.


"Dan kau tak akan tahu berapa banyak Eomma dan Appa mencintaimu." Donghae menambahkan.


"Kami semua mencintaimu..." Ucap Yoona sambil tersenyum.

"Tetaplah hidup di hati kami..." kata mereka ber-empat serempak sambil berpelukan dan tersenyum memandang nisan Lee Hai Yang.

.
.
.


Tidak ada yang harus di sesali... Hai Yang dipanggil Tuhan karna Tuhan terlalu mencintai Hai Yang. Bahkan cinta Tuhan pada Hai Yang lebih besar ketimbang cinta siapapun di dunia ini.


Lee Hai Yang...  tetaplah hidup di hati kami.



.

.
.
.
.
.
.
.
.
.




THE END

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Huahhh!! gimana gimana FF-nya? bagus ga? bagus ga? hehehehe... jangan lupa tinggalkan komen yaaah :*

Oh iya, buat YANG MAU TAHU ISI DOANYA MASING MASING ORANG untuk LEE HAI YANG,

Buka FF selanjutnya yaah, judulnya

"Prayer For My Son/Hyung/Oppa..."

Goomawoo ^^

Minggu, 29 Januari 2012

Picnic Time!!

Cuap-Cuap penulissss dulluuuuuuuuuuu... ^o^

Oke, aku sekarang mau bikin fanfict soal YoonHae dan anak-anak mereka!

Enjoy, selamat menikmati. :)

_____________________________________________________________________________________

PICNIC TIME !!!
.
.
.
.
. 


"Appa... Aku lelah..." rengek seorang gadis kecil sambil menarik-narik ujung baju sang Appa.

"Kau mau digendong Appa, sayang?" Sang Appa berlutut dan menyamai tinggi sang anak.

"Yah Lee Yoon Hae! Kau ini manja sekali sama Oppa..!" namja kecil yang sedang menggandeng tangan sang Eomma-pun marah-marah melihat tingkah yeodongsaengnya.

"Lee Yun Duo, jangan bicara begitu chagi. Yoon Hae kan sudah bilang kalau dia lelah..." Eomma-nya mengusap-usap lembut kepala namja berusia 8 tahun itu. Sementara Adiknya malah menjulurkan lidahnya dan tersenyum jahat pada sang kakak.


Mereka-lah keluarga kecil yang bahagia, yang membuat setiap keluarga iri kalau melihat kebersamaan mereka.

Namja dewasa yang sedang tersenyum sambil menggendong yeoja kecil imut-imut itu ialah Lee Donghae sang Appa adalah Appa yang sangat bertanggung jawab dan menyayangi keluarganya.


Sementara Yeoja dewasa yang sedang bergandengan tangan dengannya, yang terus setia menemaninya disampingnya adalah Lee Yoona, istri Donghae. Istri yang diidam-idamkan setiap namja. Ia baik, pengertian, dan sangat mencintai anak-anak dan suaminya.


Dan namja kecil imut yang sedang menggembungkan pipi dan memanyukan bibirnya ini namanya Lee Yun Duo. Anak pertama buah hati Donghae dan Yoona. Lee Yun Duo adalah anak laki-laki yang hebat, kuat, dan sangat mandiri sama seperti Yoona, Eomma-nya. Namun hatinya sangat lembut seperti sang Appa.


Dan yang terakhir, yeoja kecil yang juga tak kalah imutnya yang sedang di dalam dekapan sang Appa ini bernama Lee Yoon Hae. Singkatan dari Yoona dan Donghae, adiknya Yun Duo.
Yoonhae senang sekali mengusili sang kakak, dia juga punya 'evil smirk' yang selalu ditunjukkannya ketika mengerjai sang kakak. Tapi bagaimanapun, Yoonhae selalu menempel pada Oppa-nya dan sangat bergantung padanya juga sangat amat mencintai kakaknya.

.
.
.
.
.


"Bagaimana, enak tidak?" Tanya Yoona pada suami dan anak-anaknya.


"Masakan Eomma yang terbaik!" Yun Duo mengacungkan jempolnya dengan senyuman tulus dan muluntya yang masih sibuk mengunyah makanan.


"Bagaimana menurut Appa?" tanya Yoona sambil melirik suaminya.


"Tentu saja masakanmu selalu enak!" Donghae mengecup pipi Yoona sekilas, lalu mereka bertiga tertawa, kecuali Yoonhae.

"Yoonhae chagi.. Kau kenapa diam terus, hm?" Yoona mengusap kepala Yoonhae lembut lalu mengecup pucuk kepala mungilnya.

"Aku kesal sama Appa. Kan aku juga ikut masak, tapi Appa belum menciumku." Yoonhae memayunkan bibirnya dan menggembungkan pipinya. Persis seperti Yoona saat ngambek.

"Hahahahah~! kemarilah biar Appa cium kau!" Yoonhae langsung mendekati Appa dan sang apaa langsung mencium pipi anaknya.

"Terimakasih ya, sudah membantu Eomma membuatkan makanan untuk kita.." Donghae tersenyum.

"Ne, Appa!!" Yoonhae juga tersenyum.

Setelah menghabiskan bekal, Yun Duo dan Yoon Hae bermain kejar-kejaran bersama di rerumputan, dan tiba-tiba saja Yun Dou tersandung batu dan terjatuh.

"Oppa!!!" Yoona berlari mendekati Oppa-nya.

"Oppa..! Apakah baik-baik saja?" Yoon Hae terlihat begitu khawatir.

"Gwaenchana Yoon." Yun Duo tersenyum berusaha membuat adik kecilnya tidak khawatir.

"Huwaaa!!! Tapi kaki Oppa berdarah..!! bagaimana ini?! HUWAA" Yoonhae kecil menangis makin kencang.

"Sudah sudah, jangan menangis. Ayo bantu Oppa beridiri." kata Yun Duo.
.
.
.

"Eomma!! Oppa terluka...!" Yoonhae panik.

"Sini sini biar Appa obati." Donghae lalu menggendong Yun Duo dan mendudukkannya di atas tikar.


"Loh? Yun Duo kenapa?" Yoona yang baru memasukkan kotak makan ke mobil bingung melihat anak laki-lakinya lututnya terluka.


"Yoong, bisakah tolong kau ambilkan kotak obat? Yun Duo terjatuh." Donghae meminta dengan baik.


"Baik, tunggulah." Yoona berlari kecil menuju mobil untuk mengambil kotak obat.


"Ini Oppa." Yoona langsung membuka kotak obat dan membantu Donghae mengobati luka Yun Duo.

"Nah, sekarang sudah sembuh. Tapi masih ada yang belum." kata Yoona.


"Apa itu Eomma?" Yun Duo memiringkan kepalanya sedikit, bingung. Persis seperti Donghae.


Yoona lalu mencium lutut Yun Duo yang sudah ada plesternya, lalu Donghae juga melakukan hal yang sama.


"Apakah masih sakit?" tanya Donghae. Yun Duo menggeleng.


"Loh chagiya... kenapa kau menangis, hm?" Yoona menghampiri Yoonhae yang sesenggukan lalu memeluknya.


"Tadi Oppa jatuh.. A-ku takut o-oppa kenapa-napa." katanya sambil masih sesenggukan.


"Kau khawatir padaku, Yoon?" Yun Duo melirik adiknya heran. Yoonhae mengangguk.


"Jinjjayo? peluk aku kalau begitu!" Yun Duo mencoba membuktikan.


Tanpa berkata apa-apa Yoonhae langsung menghambur ke pelukan Oppa-nya sambil masih sesenggukan.


"Y-yoonhae sayang oppa..." katanya pada Yun Duo.


"Yun Duo juga sayang Yoonhae.." jawab Yun Duo sambil mengelus rambut Yoonhae.


Donghae dan Yoona hanya bisa tersenyum bahagia.


"Aku juga mencintaimu, Yoong." Donghae berbisik pada Yoona, Yoona tertawa.


"Siapa yang tidak tahu?" Yoona tersenyum, lalu mencium bibir Donghae sekilas. Takut kalau sampai anak mereka ada yang melihat.


"Dasar." Donghae tersenyum nakal lalu mengecup bibir Yoona sekilas juga.


"Saranghae~" kata keduanya bersamaan, lalu Donghae merangkul pinggang Yoona.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




END!!!!


Huaaahh gimana gimana? bagus ngga? hehehe

Jumat, 27 Januari 2012

Cuap Cuap penulisss... ^^

Annyeong!!! ^^


Perkenalkan, saya adalah penulis semua fanfict gaje yang ada di blog ini... #gaje kok bangga?

Kenapa saya suka menulis fanfict? Ya soalnya saya suka menulis ^O^ *plak

Ya ya, sekarang serius. 

Aku memang lagi seneng-senengnya menulis fanfict. Entah itu tentang YoonHae, SooWon, EunHae, KyuMin, dan lain lain, karna aku ngefans berat sama mereka.

Aku cuman mau minta doa dari para pembaca, biar aku bisa terus menulis fanfict-fancfict yang kelak akan jadi kenyataan (amin) heheheheh.


Aku juga minta toooolllooooonnng banget untuk koment setelah usai membaca fanfict. Kan komentar berguna untuk membanguuun. TAPI, komentarnya juga gakboleh menghina bahkan mencela, kan nggak baik. :)


Semoga di lain waktu aku bisa menulis fanfict berbahasa Inggris ya. Aku belum siap nulis bahasa Inggris soalnya takut kalo ada yang salah spelling atau verbnya. hehehehehe.




Udah deh, segini aja cuap-cuapnya, mau nulis fanfict lain tentang Super Junior dan SNSD!!!

Pay pay!!!







Salam hangat penuh cinta


-P.E.N.U.L.I.S-

No One Like You chapter 8 - Last Chapter (YoonHae FanFict)

chapter : 8 (LAST CHAPTER)
Cast : Lee Donghae, Im Yoona, Choi Siwon, SuJu, SNSD

Genre : romance

disclaimer : cerita ini asli buatan saya, saya hanya pinjam nama mereka untuk fanfict. enjoy :)
SEBELUMNYAAA...

terimakasih untuk semua orang yang sudah mendukung saya untuk membuat fanfict ini terus, ling-ling contohnya ^^. Dan terimakasih juga buat yang sudah baca walaupun tak meninggalkan komen -_-.
Semoga kedepannya aku bisa membuat lebih banyak fanfict yang menarik dan kreatif, okay? Thank's a lot.. 
*****



"Dulu kau sendiri yang mengatakan padaku, Oppa. Bahwa semua masalah harus dihadapi bersama." Yoona berusaha menahan air matanya mengalir makin deras.

"Karna kita-lah masalahnya." sahut Donghae cepat,

"Dan pernikahanmu... mianhae, aku takkan mampu melihatnya." sambung Donghae lagi.

"Jika kau memang ingin melakukan permainan ini, Oppa. Lakukan hingga akhir. Hadapi bersama. Aku dan Oppa... kita akan menangis bersama-sama saat pernikahanku berlangsung." kata Yoona sesaat sebelum ia keluar dari apartemen Donghae.


"Kau ingin melihatku menangis melihat pernikahanmu, Yoong? Baik, Akan aku lakukan. Permintaanmu adalah perintah untukku....."
 
 
.
.
.
.
.
Hari Pernikahan... Di rumah Yoona.
Sungguh, benar-benar yeoja yang sempurna. Tubuhnya Indah, wajahnya cantik dan lembut, memancarkan kehangatan benar-benar khas orang korea. Mau dirias seperti apa lagi? Yeoja ini memang sudah cantik sejak lahir, kan?

"Bisakah aku merias wajahku sendiri, Eomma?" Yoona berusaha merubah fikiran sang -eomma-calon-mertuanya-

"Aniyo chagiya. Kau harus dirias oleh yang ahli dalam bidangnya. Supaya kau terlihat seperti puteri." Nyonya Choi tersenyum dengan sangat manis pada Yoona.

"Tapi nona ini benar-benar sudah cantik, nyonya. Entah riasan apa yang harus ku berikan untuk memoles wajahnya. Ia benar-benar sudah cantik tanpa riasan." Rupanya sang penata rias juga ikut memuji.

"Gamsahamnida." Yoona tersenyum kecil pada orang yang baru saja memujinya itu lalu memperhatikan pantulan dirinya pada cermin di hadapannya.


Sudah beberapa jam Yoona dirias dan memakai gaun pernikahannya.

"Omo~! Cantik sekali!!" Nyonya Cho tersenyum gembira melihat Yoona muncul dari balik tirai ganti kamar Yoona.

"Gamsahamnida, Eomma." Yoona tersenyum lagi.

"Baiklah, kurasa semuanya sudah siap, aku akan keluar sebentar ya, menelepon Appa-mu dan Siwon." Kata nyonya Cho sesaat sebelum keluar dari kamar Yoona.


Sementara itu Yoona mematut dirinya di depan cermin.

"Aku akan menikah... Cho Yoona, hari ini kau akan menikahi Choi Siwon..." bisiknya dalam hati.

"Tidak ada lagi fikiran ataupun kenangan tentang Lee Donghae. Kau harus menghapusnya. Jalani hidup barumu bersama namja yang sangat mencintaimu. Bersama Choi Siwon." Yoona berusaha menyemangati dirinya.

"Choi Yoona. Bukankah nama itu terlihat indah untukmu, eoh? Kau akan mendapatkan orang yang baik dan mencintaimu. Tersenyumlah..!" Yoona menarik kedua ujung bibirnya sendiri, berusaha membentuk sebuah senyuman.

"Jangan kecewakan mereka, mereka mencintaimu, mereka ingin melihatmu bahagia..." 
 
"Walaupun kau sendiri tidak bahagia... Tapi... tersenyumlah..."  Yoona berusaha mengukir senyum terbaiknya pada wajahnya. Namun ia tak mampu lagi membendung sekelompok air mata bening yang sudah memaksa ingin keluar dari matanya.

Tes... Tes... Tes...

Yeoja itu mulai menangis. Menundukkan kepalanya dalam. Ia menggigit sedikit bibir bawahnya, sekedar meredam suara tangisnya yang sudah pecah. Kedua tangannya mencengkeram gaun pengantin putihnya yang menjuntai indah kebawah, sekedar untuk menyangga tubuhnya.

Tiba-tiba sepasang tangan melingkari pinggangnya. Memeluknya, erat sekali. Menyandarkan dagunya di bahu Yoona. Benar-benar terasa hangat. Seperti ada semangat yang membantunya.
Tapi Yoona tahu benar ini bukan sosok yang diharapkannya. Ini bukan pelukan kasih sayang penuh cinta seperti yang diharapkannya.

"Jangan menangis... jebal.." ucap namja itu sambil mengeratkan pelukannya.

Yoona yang masih sesenggukan menghapus air matanya dengan kedua tangannya, lalu mendongak, melihat ke arah pantulan cermin. Disanalah ia, bersama Cho Kyuhyun, Oppa-nya.

"Tumben sekali Oppa memelukku begini..." Yoona berusaha tersenyum, Kyuhyun mengeratkan pelukannya.

"Aku tak bisa tidur semalaman karna memikirkan bahwa Yeodongsaeng-ku akan dimiliki orang lain, dan tidak bisa aku jahili lagi..." Kyuhyun mengeluarkan evil-smile nya tapi kali ini dengan efek spesial yaitu mata yang berkaca-kaca.

Yoona tersenyum kecil sambil mendengus.

"Cih..! Aku juga sudah lelah jadi korban kejahilan Oppa..! segeralah menikahi Seohyun, Oppa." Yoona mulai tersenyum, walaupun hatinya masih terasa nyeri.

Benar apa yang dikatakan Kyuhyun. Bukan hanya Kyuhyun yang tak mampu memilikinya lagi, tapi namja itu pasti juga takkan bisa ia temui sesuka hatinya seperti dulu lagi. Ia akan menyandang tanggung jawab besar sebagai seorang istri.

Kyuhyun melonggarkan pelukannya dan membalik tubuh Yoona hingga berhadapan dengannya.

"Apa kau yakin akan melakukan ini?" tanya Kyuhyun tiba-tiba sambil mencengkeram lebut kedua bahu Yoona dan mencoba menerawang jauh ke dalam mata Yoona, sang adik.

Yoona tebelalak, kaget. Apa maksud Oppa-nya ini?

"Aku hanya tak ingin kau menyesalinya." Kyuhyun tersenyum tulus.

"Aku tak akan menyesal, Oppa.." kata Yoona lirih.

"Aku tahu kau masih mencintainya.." Kyuhyun mencoba meyakinkan sang adik.

Yoona perlahan-lahan mulai menangis.

"Sebegitu lemahnya-kah aku, Oppa?" Yoona menunduk dalam untuk kesekian kalinya.

"Kenapa a-aku tidak bisa berakting walau hanya untuk menutupi hatiku?" Yoona menangis mulai deras. Ia tak peduli lagi apakah make up-nya luntur atau tidak, ia hanya ingin mencurahkan isi hatinya.

"Kenapa kau melakukannya? Untuk balas budi?" Kyuhyun menangkupkan tangannya di pipi Yoona.

"Bukan, Oppa. Aku hanya merasa... namja sebaik ia pantas mendapatkan rasa bahagia... dan jika kebahagiaannya adalah aku, aku mau melakukannya Oppa." Yoona berusaha tersenyum, namun di mata Kyuhyun itu adalah senyuman paling mengerikan yang pernah dilihatnya dari wajah Yoona.

"Aku tahu, itu keputusanmu. Semua keputusan terserah padamu... Aku hanya tak mau kau menyesal. Dan kau harus ingat, Siwon juga seorang manusia. Ia punya perasaan. Jangan menikahinya karna kau kasihan padanya, Arra?" Kyuhyun mengusap-usap bahu Yoona, memberi semangat dan kekuatan.

"Ne, Arraseo Oppa." Yoona berusaha tersenyum sambil menghapus air matanya.

"Dan jika... Siwon berani menyakitimu, katakan padaku eoh? Aku akan menghajarnya sampai habis!!" Kyuhyun mengepalkan tangannya dengan semangat perjuangan '45 yang menggebu-gebu, membuat Yoona tertawa geli.

"Ne, Oppa~~!" Yoona memposisikan tangannya dengan posisi hormat sambil tersenyum senang.



*****
.
.
.

Gereja... Satu jam sebelum pernikahan..



Namja itu sampai di gereja. Ia melangkahkan kakinya perlahan-lahan masuk ke dalam gereja.

Benar-benar terjadi. Ternyata ini bukan mimpi. Gereja ini sudah di dekorasi sedemikian rupa dengan banyak bunga dan juga kain-kain putih seperti dekorasi pernikahan.


"Hae-ah..." Suara berat seorang namja mengagetkan Donghae yang sedang melamun melihat dekorasi gereja yang begitu menawan.

"Kenapa pengantin pria ada di sini?" Donghae menyunggingkan senyum sambil menepuk bahu Siwon.

"Chukae untuk pernikahanmu... Semoga kau bahagia..." Donghae mengulurkan tangannya. Siwon sempat bingung, tapi akhirnya ia menjabat tangan Donghae.

"Hae, bolehkah aku bertanya?" kata Siwon dengan wajah serius.

"Tentu...! Apapun untuk sang pengantin..!" seru Donghae antusias.

"Apa kau masih... mencintai Yoona,?"

JLEB!
 
Satu pertanyaan yang membuat benteng pertahanan hati Donghae runtuh seketika. Benteng pertahanan yang dibangunnya dengan pengorbanan besar. Dengan segala air mata dan hati yang penuh luka Donghae berusaha membangun Benteng yang akhirnya runtuh hanya dengan satu pertanyaan ringan.

'Apa kau masih mencintai Yoona?' 
 
Hanya lima kata sederhana. Namun jika dirangkai menjadi sebuah kalimat, bahkan mampu membuat seorang namja menjadi berusaha keras menahan air matanya.
"Hae-ah, jawab aku..." Siwon menunggu jawaban Donghae.

"A-aku.." Donghae menghembuskan nafas berat.

"Aku sudah merelakan cintaku demi kebahagiannya, Siwon-ah.." Donghae menyunggingkan seulas senyum. Tulus? mungkin. Tidak rela? bisa jadi.

"Apa kau bersungguh-sungguh? Kau yakin dengan jawabanmu?" Siwon menatap Donghae lekat-lekat.

"K-kenapa kau menatapku begitu?" Donghae merasa risih.

"Kau tahu...." Siwon menepuk bahu Donghae.

"Kau pernah bilang padaku, bahwa kau akan menyerahkan apapun untuk kebahagiaan Yoona, iya kan?" Siwon mengajak Donghae berkeliling.

"Tentu. Apapun untuknya. Dan juga untukmu." Donghae melirik Siwon sekilas lalu tersenyum ikhlas.

"Untukku?" Siwon memiringkan kepalanya bingung, Donghae mengangguk kecil.

"Aku sadar. Kau itu namja yang baik. Namja biasa yang begitu mencintai sosok Yoona. Kau pantas mendapatkan kebahagiaan itu, Siwon-ah." Lagi-lagi Donghae tersenyum lagi untuk kesekian kalinya.

"Kau benar-benar sempurna, Hae." gumam Siwon.

"Huh?" Donghae sepertinya mendengar gumam-an Siwon yang lirih itu.

"Iya, Kau benar-benar sempurna untuk Yoona." katanya.

"Tentu saja bukan. Namja sempurna macam apa yang bahkan tak mampu mendonorkan ginjalnya untuk yeojachingunya sendiri?" Donghae tersenyum miris.

"Hae-ah..." 

"Dan Namja sempurna macam apa yang membiarkan yeojachingunya menangisi dirinya selama hampir sembilan bulan?" Donghae masih tersenyum miris.

Siwon menghentikan langkahnya.

"Hae-ah..."

"Mwo?"

"Gantikan aku."

"M-mwo?!"

"Gantikan aku mencintai Yoona."

"Apa maksudmu, Siwon-ah?"
 
"Gantikan aku sebagai pengantin-nya."
*****



Rumah Yoona... waktu yang sama..
 
 
"Wonnie-ah!!...." Nyonya Cho tiba-tiba saja membentak Siwon yang sedang berbicara via telepon dengan beliau.
"....."
"Apa kau yakin? ........" Nyonya Cho menghembuskan nafas berat.

"Baiklah, semua terserah padamu. ........... Kau sudah bicara dengan Appa? ............ Ya, kami akan segera berangkat.........." Nyonya Cho memutuskan sambungan telepon.

"Ada apa Eomma?" Yoona keluar dari kamar bersama Kyuhyun.
 
"A-aniyo. Yoona-ah.." Nyonya Cho mendekati Yoona dan membelai rambut Yoona lembut lalu memeluk yeoja itu.
"Berjanjilah... Kau akan terus memanggilku Eomma..." kata beliau sembari masih mendekap Yoona.

"T-tentu saja Eomma." Jawab Yoona cepat. Nyonya Cho melepaskan pelukannya.

"Kau siap berangkat? Kyuhyun kau juga sudah siap?" Pertanyaan nyonya Cho dijawab dengan anggukan dari Kyuhyun dan Yoona.

"Ayo kita berangkat...."


*****


Yoona bersama dengan sang Appa berjalan menyusuri karpet merah menuju ke arah Siwon yang sudah dengan setia menanti di altar.

"Kau cantik sekali." bisik Siwon.

"Goomawo, Oppa. Kau juga tampan." Yoona balik memuji sambil tersenyum. Ia ikhlas. Ia sudah rela. Toh, ia juga akan mendapatkan namja yang baik seperti Siwon ini.

.
.
.

Namun ketika Pendeta akan mengucapkan janji, Siwon tiba-tiba membungkuk pada Pendeta dan Semua tamu undangan, lalu mengucap dengan lantang.

"Maafkan saya, semuanya. Sudah membuat kalian khawatir. Acara ini akan tetap dilanjutkan. Hanya saja, bukan saya pengantinnya." tutur Siwon.

Semua Orang Shock. Yoona, Appa Yoona, Kyuhyun, Semua undangan, terkecuali kedua orang tua Siwon.

"Inilah pengantin yang sesungguhnya..." Siwon mempersilahkan seorang namja masuk dan menggantikan dirinya. Lee Donghae. Namja itu masuk ke dalam dan membuat semua orang terkejut karna ia menggunakan jas yang sama dengan Siwon.

"Oppa..." gumam Yoona lirih. Ia tak percaya. Apa maksudnya? Apa ini hanya halusinasi seorang Cho Yoona?

Ketika Donghae sudah berdiri di samping Siwon, Siwon menjelaskan.

"Namja ini, Lee Donghae ia benar-benar tulus mencintai Cho Yoona, yeoja anggun yang berdiri di sampingku ini. Mereka, saling mencintai. Aku merasa berdosa selama ini sudah memisahkan cinta mereka. Mereka mengalami banyak masalah dan pengorbanan karna diriku. Maafkan aku." Siwon tersenyum tulus ke arah keduanya.

"Dan sekarang, mohon berikan doa untuk kedua mempelai ini, sebagai tanda permohonan maafku selama ini pada mereka berdua yang sudah berusaha aku pisahkan. Cinta mereka benar-benar sangat kuat." Siwon menjelaskan lagi.

"Aku mohon, silahkan dilanjutkan acaranya," kata Siwon pada sang pendeta.


Dan begitulah acara pernikahan itu terjadi. Siwon meng-ikhlaskan Yoona untuk Donghae karna memang begitulah takdir mereka. Hidup bersama dan saling menjaga.

Donghae menggenggam tangan Yoona dan tersenyum sambil mengucapkan janji pernikahan. Begitu pula Yoona, Ia mempautkan jari-jarinya erat pada jari-jari Donghae, dan mengucap janji pernikahan.

"Kalian resmi sebagai suami-istri." Ucap sang Pendeta disambut tepuk tangan para tamu. Eomma dan Appa Siwon dan bahkan Siwon sendiri juga ikut tersenyum dan bahagia melihat penyatuan dua insan yang saling mencintai ini. 

Cho Yoona say....
 
Mungkin aku adalah yeoja paling beruntung di dunia, karna aku tak harus membohongi perasaanku untuk menikahi orang yang tidak aku cintai.
 
Aku beruntung bisa mengenal Choi Siwon. Mengapa? Karna dari dirinya, aku menemukan definisi kata CINTA YANG TULUS.
 
Dari Siwon Oppa aku belajar, bahwa Cinta yang tulus adalah cinta yang rela berkorban dan bahkan mau mengalahkan egoisme sendiri untuk membahagiakan orang yang kita cintai.
 
At least... kita sudah mencoba yang terbaik untuk orang yang kita cintai itu.
 
Mungkin dia tersenyum di depan kita, Namun apakah ia mencintai kita juga?
 
Mungkin saja kan dia menganggap kita sebagai kakak atau sahabatnya saja?
 
BERKORBAN dan MENGALAH. Benar-benar pelajaran yang paling indah yang pernah ku dapatkan.
 
Eeeeiiiittttsss!!! 

Tapi ada satu lagi yang aku pelajari. CINTA SEJATI. Dari suamiku, Lee Donghae.
 
CINTA SEJATI adalah rasa cinta dimana kau merasakan rindu saat kau tak mampu bertemu dengannya.
Saat kau mampu membagi kesedihanmu dengan dia
 
Saat kau ingin menghubungi seseorang 'tuk berbagi kegembiraan
 
Saat kau merasa tak ada yang mampu memperlakukanmu seperti yang dia lakukan.
Saat kau merasa HANYA DIA ORANG YANG MAMPU MENGERTI KEADAANMU.

Dan dengan ajaib.... TUHAN akan membawanya datang padamu. ^o^




THE END



************************************************************************


EPILOG...~~!!!
.
.
.
.
.


"Eomma ayo cepat!!" Seorang anak perempuan kecil berlarian sambil berteriak memanggil Eomma-nya yang ditinggalnya cukup jauh dibelakang.

"Yah!! YoonHae-Ah! jangan berlari terlalu cepat! hati-hati!" Ibu muda itu berusaha memperingatkan si anak.

Tiba-tiba saja ada seorang namja menggendong anak itu dan mendudukkannya mengapit lehernya dengan kaki menjuntai di bahunya. Anak perempuan itu tertawa-tawa saja diperlakukan begitu.

"Huah!!! Kau sudah makin berat ya?! Apa yang kau makan eh?" goda namja itu.

"Aku makan es krim, waffle, cake, banyak sekali, Ahjussi!!" sahut anak kecil itu sambil tertawa. Ia senang sekali duduk di bahu ahjussi-nya itu.

"Yah Kyuhyun Oppa!! turunkan anakku!!" Yoona memukul-mukul dada Kyuhyun kesal.

"Aw aw!! YoonHae! Eomma-mu galak sekali!" Kyuhyun mengadu pada anak kecil itu, yang tak lain adalah anak Yoona, Keponakannya sendiri.

"Ne Ahjussi!! Eomma memang galak sekali beberapa hari ini! Mungkin karna ada little baby di dalam perut Eomma..." jawabnya asal.

"Yah! jangan panggil aku Ahjussi! panggil aku Oppa! tapi tunggu- kau hamil lagi, Yoona-ah?!" Kyuhyun membelalakkan matanya. Yoona mengangguk sambil menunduk malu.

"Aigooo~! mana namja yang sudah membuatmu hamil lagi?!" Kyuhyun menurunkan YoonHae dari gendongannya dan menyingsingkan lengan bajunya seakan-akan hendak mengajar seseorang.
 
"Yah Oppa!! Ayo masuk! Appa ada di dalam, kan?" Yoona mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah, Ayo kita masuk, YoonHae! Kajja!" Kyuhyun menggandeng tangan mungil anak 5 tahun itu san mengajaknya masuk bersama dengan Yoona.

.
.
.
.
.

"Appa..!" Yoona menghambur ke pelukan Appa-nya, Sementara Appa-nya tertawa saja.

"Kau sama sekali tidak seperti ibu-ibu, chagi..." goda sang ayah.

"Kakek!!!" YoonHae berlari kecil sambil memeluk kaki sang kakek. Maklum, dia kan masih kecil, masih pendek. Sang kakek langsung menggendongnya dan mengajaknya bermain.

"Donghae Hyung dimana?" Kata Kyuhyun yang barusan masuk.

"Eoh, dia akan datang terlambat sedikit. Ada urusan di perusahaan." jelas Yoona sambil duduk di sofa.

"Sudah kuduga. Hyung selalu saja sibuk. Lee corp memang sedang maju, ya." komentar Kyuhyun.

"Kau juga harus begitu, Oppa! cepatlah kumpulkan uang dan melamar Seohyun lalu menikahinya! berikan aku keponakan! aku kan sudah memberimu satu...!" Yoona menggoda Kyuhyun membuat wajah sang Oppa memerah.

"Oh ya, kau sudah bertemu Siwon hyung? kudengar dia sudah kembali dari America." kata Kyuhyun sembari mengambilkan minuman untuk Yoona.

"Sudah tentu saja. Anaknya lucuu sekalii kau tahu? wajahnya mirip sekali dengan Sooyoung. Mungkin karna dia laki-laki ya. Tapi matanya mirip sekali dengan Siwon Oppa. Dan dia sangat tinggi, walau terpaut dua tahun dari YoonHae, tapi SooWon lebih tinggi ketimbang Yoonhae." jelas Yoona penuh semangat.

"Tcih! itu kan sudah pasti! Sooyoung dan Siwon hyung kan tinggi. Tidak seperti kau dan Donghae Hyung! Pendek!" Kyuhyun menggoda Yoona lagi.

"YAH! Juggullae?! kenapa kau mengatai suamiku begitu?!" Yoona menyiapkan ancang-ancang hendak meninju Kyuhyun.

ting toonng
 
"Pasti Haeppa. Biar aku yang buka." Yoona berlalu ke pintu.
.
.
.
.
.
"Kau benar-benar terlambat." Yoona melipat tangan di depan dada.

"Arrasseo, mianhae.." Donghae mencium bibir Yoona sekilas, merayu.

"Woah! Menantuku sudah datang!" tuan Cho menyambut Donghae dan Donghae dengan sopan memberi salam.

"Baiklah, ayo makaan.." Kyuhyun segera menggandeng YoonHae ke meja makan sambil tersenyum riang.

.
.
.
.
.


"Saranghaeyo, Yoong." Donghae mengecup pucuk kepala Yoona sambil mengeratkan pelukannya.

"Sudahlah Oppa, ayo tidur. Junior ngantuk, kau tahu?" Yoona mengusap-usap perutnya.

"Jinjjayo? okey, okey, ayo tidur." Donghae mulai memejamkan mata dan mendekap Yoona lebih erat.

Tapi tiba-tiba Yoona mencium bibirnya sekilas dan memejamkan mata.

"Nado saranghaeyo, Haeppa..."









THE END /^o^
 
 
Akhirnya selesai juga fanfict ini...
 
makasih yaaa buat yang udah mau ngikuttiinnn...
 
saranghaeee~~~ :)