Jumat, 02 Maret 2012

Jeongmal Saranghaeyo Jonghyun-Hyung...


Genre : YAOI
Cast : Jongkey, and another cast
Note : kupersembahkan untuk Adet, sahabatku ^^

Summarry : “Aku mencintaimu Hyung...”
 -------------------------------------------------------------------------------------------------

"Namja itu benar-benar mempesona. Entahlah sudah berapa tahun aku menyembunyikan perasaan ini darinya. Saat pertama kali aku bertemu dengannya, benar-benar kesan pertama yang menyenangkan..."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

 "Yah! Kim Kibum!" Jonghyun menjentikkan jarinya di hadapan wajah Key yang masih termenung. "Eh?" Key baru tersadar dari lamunannya.
 "Tunggu dulu, darimana kau tahu namaku?" Key sudah berharap terlalu tinggi. Ia fikir Jonghyun juga sebenarnya sudah memperhatikannya. Buktinya? Jonghyun bisa tahu nama lengkapnya, kan?
 "Aish, kau ini polos sekali. Name tag-mu.." Jonghyun menunjuk-nunjuk name tag bertuliskan "Kim Kibum" yang bergelantung dengan tenangnya di seragam sekolah Key.
Ah, hancur sudah bayang-bayang Key yang mengira bahwa Jonghyun menaruh perhatian lebih padanya. "Ah, kau benar." respon Key datar.
"Terimakasih ya, sudah menolongku tadi.." Jonghyun lalu melemparkan senyuman seratus juta volt miliknya ke arah Key yang sedang duduk di sampingnya. Dan oh astaga, lihatlah siapa yang rohnya terbang keluar dari tubuhnya..

Tadi ketika Jonghyun hendak menyebrang jalan, tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dan uring-uringan. Key yang kebetulan baru saja akan pulang sekolah dan melihat namja yang disukainya hampir tertabrak langsung berlari dan menolong namja itu dengan menariknya ke pinggir jalan yang otomatis membuat sedikit luka gores di pipi Key karna tergores bahu jalan.
"G-gw-gwa-gwaenchana..." Key berusaha menjawab pernyataan Jonghyun walaupun rohnya sendiri masih melayang-layang dan menari di udara karna Jonghyun tersenyum kepadanya.
"Kenapa kau tidak minum-minuman mu? daritadi kalengnya kau genggam terus?" tanya Jonghyun sambil menyesap sedikit minuman kalengnya. Key otomatis menoleh pada kaleng yang sedang dipegangnya, ini dari Jonghyun. Jonghyun yang membelikannya. Oh astaga, Key benar-benar gila karna ia baru saja berfikiran untuk menyimpan kaleng minuman ini dan diingat sebagai "moment" nya bersama jonghyun.
"Ummm, aku.." Key menggaruk belakang tengkuknya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal sambil tersenyum menahan malu.
"Jangan bilang kalau kau tak bisa membuka kaleng minuman?" Jonghyun tersenyum geli, lagi. Dan kali ini ia mengubah posisi duduknya menjadi fokus dan straight menghadap Key.
"Sini biar aku yang buka," Jonghyun merebut kaleng minuman itu, lalu membukanya dengan sangat amat mudah. "Ini.." Jonghyun menyerahkan kaleng itu lagi sambil tersenyum.
"Goomawo.." sahut Key sambil tersenyum lalu mengambil minuman yang disodorkan Jonghyun. "Aku janji akan membalas budi suatu saat nanti..." Jonghyun menyesap minumannya lagi.
"Tidak perlu! Sungguh.." Kata Key. "Hahahahah, arrasseo, arrasseo, tak perlu terlalu antusias.." Jonghyun menepuk bahu Key. Dan lagi-lagi Key berusaha menahan jutaan kupu-kupu yang akan terbang dari kepalanya karna namja yang disukainya sedang menepuk bahunya.
"Kau ini lucu sekali, Kibummie.." ujar Jonghyun yang langsung memancing warna merah merona dari pipi Key.
"Hey, pipimu berdarah.." Jonghyun berusaha melihat pipi kiri Key yang berada di sisi wajah Key yang tak terlihat darinya.

"Aah, gwaenchanayo." Key mengusap luka kecil di wajah itu walaupun harus sedikit meringis karna cukup terasa perih.
"Ah, tunggu sebentar," Jonghyun lalu merogoh-rogoh saku celananya, mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengobati luka namja penyelamatnya ini.
"Bingo!" seru Jonghyu saat menemukan sesuatu dalam sakunya, lalu mengeluarkan sebuah benda pipih seperti plester luka, lalu membuka kemasannya.
"Sini," Jonghyun menarik lembut dagu Key agar ia bisa memasang perban luka itu pada wajah Key. Key sendiri terkejut dan entah berapa kecepatan detak jantungnya sekarang, namja yang disukainya sedang memperhatikannya, oh.. lucky key.
Jonghyun memposisikan perban luka itu agar bisa pas menutupi luka gores Key, hembusan nafas Jonghyun menerpa wajah Key. Key malah bukannya merasakan perasaan perih karna lukanya, ia malah sibuk memperhatikan wajah tampan Jonghyun yang sedang serius mengobati lukanya. Oh astaga, ia malah terlhat makin tampan.
"Sudah selesai!" seru Jonghyun riang. Key hanya tersenyum sambil berusaha menyembunyikan guratan-guratan merah di pipinya karna terlalu senang dan malu.
"Goomawoyo, Jonghyun-ssi.." ucap Key sambil tersenyum dan berusaha menatap wajah tampan Jonghyun.
"Ne, Chonmaneyo. Dan jangan panggil aku dengan embel-embel -ssi. Panggil saja Jonghyun.." jelasnya.
"Ah, tapi kau kan lebih tua dariku, Jonghyun-ssi.." jawab Key lagi.
"Ah... kalau begitu kau panggil aku 'Hyung' saja. Bagaimana Bummie-ah?" tawar Jonghyun, Key mengangguk-angguk setuju.
"Jonghyun-ssi, ah maksudku Hyung. Namaku panggilanku bukan Bummie, tapi Key." jelas Key bersusah payah.
"Hmm benarkah? Ah, tapi kurasa Bummie lebih manis untukmu. Cocok dengan wajahmu” sambung Jonghyun ringan, diselingi senyuman jahil yang menggoda. Entahlah, Key menyukai setiap centi bagian dari Jonghyun. Sorot Matanya, Senyumannya, Rambut acak-acakannya, dan… ah sudahlah.
“Kalau begitu aku akan memanggilmu 'Key' saat disekolah, dan 'Bummie' saat di luar sekolah. Bagaimana?" tawar Jonghyun lagi.
"Ne.." dan dijawab secara singkat oleh Key.
***
Dan tak terasa, semenjak kejadian itu mereka jadi makin dekat. Key semakin merasa kalau perasaannya ini sudah lebih dari perasaan sayang seorang namdongsaeng kepada Hyungnya. Ia merasa ia mulai mencintai Jonghyun, dan itulah yang membuatnya semakin bingung.
***
"Cepatlah, Bummie!! kau mau kita terlambat?" seru Jonghyun saat melihat Key terburu-buru keluar dari rumahnya dengan mulut yang masih sibuk mengunyah selembar roti dan tangannya yang masih memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya.
"Chankkamman Hyung!" Key berusaha mempercepat langkahnya menuju motor Jonghyun.
Dan akhirnya dengan susah payah Key naik ke atas motor Jonghyun dan Jonghyun langsung memacu motornya ke sekolah mereka.
Memang seperti ini kegiatan mereka berdua setiap pagi. Jonghyun selalu menyempatkan diri untuk menjemput Key walaupun Key sudah tidak mau dijemput Jonghyun lagi, tapi Jonghyun terus saja memaksa.
"Kan sudah kubilang Hyung, jangan menjemput aku lagi." seru Key ditengah-tengah cepatnya Jonghyun memacu sepeda motornya.
“Pokoknya kau hanya boleh berangkat sekolah bersamaku. Arrasseo?” kata Jonghyun dari jok depan.
“Ne, arrasseo.” Jawab Key sambil tersenyum riang.

***
“Hyung.. Mianhaeyo..” ucap Key sambil memandang miris Jonghyun yang sedang berdiri di sampingnya. Mereka berdua sekarang masih dihukum karna terlambat datang ke sekolah. Mereka hanya dihukum untuk berdiri sambil hormat di depan tiang bendera dari jam pelajaran pertama hingga jam pelajaran ke-tiga. Tidak boleh istirahat, duduk, makan ataupun minum.
“Mianhaeyo? Untuk apa?” Tanya Jonghyun polos sambil tersenyum dan sesekali ia menyeka keringatnya sendiri dengan punggung tangannya.
“Ya, karna aku terlambat bangun pagi Hyung jadi ikut-ikuta dihukum juga. Lain kali jangan jemput aku lagi ya Hyung. Aku tak mau Hyung dihukum lagi seperti hari ini.” Jelas Key.
“Kau ini ya, bukankah sudah aku bilang tadi kalau kau harus berangkat ke sekolah bersamaku?” Jonghyun melirik kearah Key sebentar.
“Tapi Hyung ak-“
“Sudah, aku tak mau dengar lagi. Pokoknya kita harus berangkat dan pulang sekolah bersama. Tak perduli ada badai ataupun hujan, kita harus berangkat bersama. Arra?” Jelas Jonghyun untuk kesekian kalinya.
“Ne Hyung.. Goomawo..” Key tersenyum pada Jonghyun, dan Jonghyun membalasnya dengan senyuman juga.

***
Jonghyun membasuh mukanya berkali-kali di wastafel, lalu memandangi pantulan dirinya di cermin.
“Aissh, Kenapa aku bisa dihukum begini sih? Melindungi namja imut itu? Tcih.. apa yang terjadi padaku?” Jonghyun menepuk-nepuk pipinya sendiri, berusaha menetralkan fikirannya yang sedang kacau.
“Dan kenapa juga aku harus bilang kalau aku ini mau mengantarnya terus? Ya.. Dia kan namdongsaengku yang paling aku sayangi. Dia kan sahabatku yang paling baik.” Ujar Jonghyun sambil tersenyum.
.Ring ding dong ring ding dong.
Ponsel si saku Jonghyun sudah menjerit-jerit minta diangkat. Jonghyun langsung merogoh-rogoh sakunya dan ketika menemukan benda kotak itu, ia tersenyum riang.
“Yoboseyo, chagiya?”
.
.
.

“Jadi kau menyukai Jonghyun-ssi Key? Kau menyukai Namja?!” Onew kebakaran jenggot sendiri mendengar cerita temannya. Key mengangguk-angguk mantap.
“Kurasa memang aku menyukainya Hyung, -Key menggeleng- ah bukan, aku mencintainya.” Tutur Key sambil tersenyum.
“Sejak kapan?” Tanya Onew lagi.
“Hmm.. sejak pertama kali melihatnya, saat kami tidak sengaja bertabrakan di depan sebuah toko buku. Aku langsung menyukainya.” Cerita Key sambil matanya menerawang jauh ke masa lalu mencoba mengenang dan mengingat-ingat kejadian masa lalunya.
“Ah.. Cinta pada pandangan pertama..” Onew tersenyum geli.
“Yah! Hyung! Apa yang kau tertawakan?!” Key mengerucutkan bibirnya.
“Hahahah- Molla.. Aku hanya merasa lucu, selama kita berempat bersahabat, kukira hanya 2min saja yang tidak normal karna menyukai sesama namja. Ternyata kau juga sama dengan mereka…” Onew melanjutkan tawa gelinya yang tertunda. Sementara Key hanya menggembungkan pipinya, kesal.
“Kenapa Hyung menyebut-nyebut namaku?” Taemin tiba-tiba saja muncul dengan tangannya yang bergelayut manja pada lengan Minho.
“Aniya.” Jawab Onew singkat sambil menahan tawanya.
“Eh iya, Key. Tadi aku melihat Jonghyun-ssi sedang pergi bersama seorang yeoja, loh.” Kata Taemin ceplas-ceplos.
“Chagiya, jangan bicara begitu. Kau seakan-akan menuduh kalo jonghyun-ssi sedang berselingkuh.” Kata Minho sambil mengacak-acak lembut rambut Taemin.
“J-Jinjjayo?” Tanya Key sambil menajamkan pendengarannya.
“Hmm, begitulah yang kami lihat.” Jawab Minho sekenanya.
‘krrrriiiinnnggg’ ponsel Key berbunyi memecahkan keheningan yang baru saja menyelimuti Key.
“Ah, aku angkat telepon dulu ya?” Kata Key disahut dengan anggukan dari Onew dan 2min.

“Yoboseyo?” jawab Key pada seseorang diujung sana.
“Bummie-ah! Mianhhae ya, hari ini aku tak bisa mengantarkanmu pulang. Tidak apa kan?” ternyata Jonghyun, tapi… menggunakan nomor siapa?
“Ah, gwaenchana Hyung.” Terbersit sedikit rasa penasaran di hati Key mengingat ucapan Taemin tadi.
“Kalau begitu, hati-hati ya Bummie.” Jawab Jonghyun lagi.
“Eh Hyung! Tunggu, bolehkan aku bertanya sesuatu?” Tanya Key ragu-ragu.
“Hmm, tentu. Mau Tanya apa?” suara Jonghyun terdengar sangat riang dari ujung sana. Apa benar dia sedang bersama seorang yeoja?
“Apakah… Jonghyun hyung sudah punya yeojachingu?” Key lalu menghela nafas berat karna akhirnya pertanyaan yang selama ini berputar di kepalanya bisa diungkapkannya juga.
“Jjongi chagi! Kenapa lama sekali?”
‘S-suara siapa itu?’ batin Key.
“Aku datang, chagiya! Key, sudah dulu ya, besok saja aku jawab pertanyaanmu itu. Pay pay~” jawab Jonghyun ringan sebelum akhirnya sambungan telepon terputus.
“Jonghyun hyung…” panggil Key lirih.

***
“Siapa sebenarnya yeoja itu?” pertanyaan itu terus saja berputar di kepala Key. Langkah kakinya jadi makin gontai, karna merasa tak sanggup lagi berdiri, ia lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi halte.
Key memandang lurus ke depannya. Hanya ada mobil dan motor yang berlalu lalang. Tapi hatinya sekarang terasa aneh. Ia merasa… cemas? Dan ada sedikit perasaan cemburu. Okey, itu tidak sedikit. Ia sangat cemburu. Kenapa Jonghyun harus pergi dengan seorang yeoja? Kenapa tidak dengannya saja? Bukankah biasanya Jonghyun pergi kemana-mana dengan Key?
Apakah mungkin yeoja itu adalah kekasih Jonghyun? Kalau bukan, kenapa yeoja itu memanggilnya dengan sebutan ‘chagi’? dan Jonghyun juga memanggilnya begitu. Ada apa sebenarnya? Kenapa perasaan Key jadi kacau begini?
“Aku takut kehilanganmu, Hyung…” ucap Key lirih.
.
.
.
“Tidak bisa menjemputku lagi?” Tanya Key di telepon.
“Heheheheh, mianhae Bummie-ah. Aku memang sibuk sekali belakangan ini. Jeongmal mianhae. Besok kutraktir makan es krim saja, Okey?” kata Jonghyun riang.
Astaga, Key benar-benar terlalu baik. Ia bahkan senang hanya dengan mendengar suara riang Jonghyun.
“Ne, gwaenchana Hyung. Bersenang-senanglah.” Key berusaha tersenyum walaupun ia tahu Jonghyun takkan bisa melihatnya menunjukkan senyum manisnya.
“Goomawo Key!! Kau adalah namdongsaeng terbaik di duniaa!! Pay pay!!” kata Jonghyun tepat sesaat sebelum ia memutuskan sambungan telepon.
Apa katanya namdongsaeng terbaik? Namdongsaeng? Hanya itu? Jonghyun hanya menganggapnya sebagai namdongsaengnya saja?
“Tersenyumlah Key.. Lihat sisi baiknya, kau jadi bisa jalan-jalan lagi kan?” Key berusaha tersenyum, walaupun hatinya sedang sakit sekali.
Sudah dua minggu ini Jonghyun seperti menjauh dari Key. Ia bahkan tak bermain lagi ke kelas Key saat istirahat seperti biasanya, dan terakhir kemarin ia berjanji untuk mengantarkan Key ke toko buku. Dan seperti biasa, ia mengingkari janjinya.
.
.
.
“Ah! Ketemu!” Key hampir saja melonjak kegirangan saat akhirnya novel yang dicari-carinya ketemu juga.
“Untung saja aku lebih cepat sedikit, habis bukunya tinggal satu sih..” Key mengusap-usap novel itu senang.
“Silyehamnida, apakah itu novel terakhir?” Tanya seorang yeoja pada Key.
“Eh? Sepertinya memang begitu. Novel ini memang sedang laris.” Jawab Key ramah.
“Ah, sayang sekali aku terlambat.” Yeoja itu nampak sedih kehilangan kesempatannya untuk mendapatkan novel itu.
“Sebentar ya,” Key lalu melesat mencari penjaga toko buku itu dan menanyakan kapan bukunya akan dikirim lagi. Dan penjaganya bilang kalau bukunya baru datang sekitar sebulan lagi. Ia lalu kembali pada yeoja itu.
“Ini, ambil saja.” Ujar Key sambil menyodorkan novel yang dari tadi dipegangnya pada Yeoja itu.
“Eh? Aku ambil?” Yeoja itu mengerjap-ngerjapkan matanya.
“Hm, kata penjaga itu bukunya baru dikirim satu bulan lagi. Kurasa aku masih cukup sabar untuk menunggu. Ambil saja, tak apa.” Kata Key sambil tersenyum.
“B-benarkah? Sungguh tidak apa-apa?” yeoja itu kembali tersenyum lagi.
“Sungguh, tidak apa-apa. Ambil saja.” Key tersenyum.
“Goomawo! Jeongmal goomawoyo!!” sahut yeoja itu gembira.
“Ne, cheonma.” Key juga ikut tersenyum melihat senyum yeoja itu terkembang. Yeoja ini terlihat begitu polos. Saat ia tersenyum, key seakan tersihir hingga ikut tersenyum juga. Ah, ia jadi ingat akan Jonghyun. Ya, satu-satunya namja yang bisa membuatnya tersenyum semalaman hanya karna tingkahnya yang ‘diluar dugaan’. Seperti tiba-tiba merangkul Key, menyanyikan lagu anak-anak untuk Key, mengacak-acak gemas rambut Key, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang selalu membuat Key tersenyum.
“Apakah kau sudah menemukan bukunya, chagiya?” sapa seorang suara. Suara ini… sangat familiar di telinga Key.
“Sudah Jjong! Namja baik ini yang memberikannya padaku!” ujar yeoja itu sambil bergelayut manja di lengan namja yang dipanggi Jjong itu.
Key langsung melihat namja yang baru datang itu dengan mata melotot. JONGHYUN! Benar! Ini benar-benar jonghyun! Ia yakin ia tak salah lihat. Ia tak mungkin tak hafal dengan namja itu. Suaranya, rupanya, benar-benar mirip Jonghyun!
Tapi jika yeoja ini memanggil Jonghyun chagi, berarti…
“Ah! Rupanya kau, Bummie-ah?” ujar namja itu lagi. Astaga.. ini benar-benar Jonghyun. Tak ada orang lain yang memanggilnya dengan nama Bummie selain Jonghyun.
“Jonghyun H-hyung…” sapa Key lirih masih setengah terkejut.
“Loh? Kalian saling mengenal?” Yeoja itu memandangi Key dan Jonghyun bergantian.
“Iya, chagi. Dia namdongsaeng sahabatku itu, yang aku ceritakan.” Jonghyun membelai lembut surai panjang yang sedikit ikal milik yeoja itu. Nafas Key tercekat. Jonghyun… dia…
“Sudah berapa lama Hyung?” Tanya Key langsung pada Jonghyun dengan wajah datar yang sedikit marah.
“Chagi, maukah kau menunggu di mobil?” Pinta Jonghyun pada Yeoja itu, yeoja itu mengangguk dan berlalu meninggalkan kedua namja ini.
“Key, aku mohon jangan salah paham. Aku tak bermaksud menutup-nutupi ini darimu.” Jelas Jonghyun.
“Tidak bermaksud menutupi? Lalu kapan kau akan menceritakannya, hyung?” Key tersenyum sinis.
“Aku akan menceritakannya besok saat kita makan es krim.” Jawab Jonghyun serius.
“Jadi kau menutupi hubungan mu dengan yeoja itu dari aku? Untuk apa, Hyung?” suara Key mendadak mengeras.
“Aku hanya belum siap bercerita padamu.” Jawab Jonghyun.
“Belum siap? Lalu kau anggap aku apa Hyung?” Key berusaha menahan air mata yang sekarang sudah berdemo ingin keluar dari sepasang mata bening Key.
“Kau tetap sahabatku, Bummie-ah. Tetap Namdongsaeng yang aku sayangi.” Kata Jonghyun.
“Kau mencampakkan aku demi yeoja itu?” Sekarang setetes air mata mengalir melewati pipi chubby Key.
“Mencampakkanmu? Aku tidak begitu, Bummie. Aku hanya masih bingung mengatur waktuku untuk bersama-mu dan bersama Ha Ni.” Jawab Jonghyun.
“Kau takkan pernah mengerti, Hyung.” Setetes air mata lainnya mulai turun membasahi pipi Key.
“Key, kenapa kau men-“
Terlambat, Key sudah terlanjut berlalu meninggalkan Jonghyun. Meninggalkan namja itu dengan rasa sakit yang luar biasa.

***
“AKU TAHU INI SALAHKU!!!” Key berteriak sekeras-kerasnya di atas loteng rumah mungilnya yang agak sepi. Key memang tinggal sendiri. Ayah dan Ibunya ada di Busan.
“SALAHKU KARNA AKU MENCINTAI SEORANG NAMJA!!” Key mulai menangis lagi.
“Aku hanya merasa sakit, Hyung.. Sakit sekali..” Key mendengkeram baju di posisi dada kirinya sambil menangis.
“Aku bahkan belum mengatakan bahwa aku menyukai senyumanmu..” Sejenak, bayangan Jonghyun yang sedang tersenyum terlintas di fikiran Key.
“Aku belum mengatakan bahwa aku menyukai pelukanmu..” Key menangis makin jadi.
“Aku belum mengatakan bahhwa aku menyukai mata beningmu..”
“Aku belum mengatakan betapa aku sangat mencintaimu, Hyung..!!!” Air mata Key terus-terusan meluncr dari mata beningnya yang sekarang menjadi sayu dan penuh kesedihan. Ia menangis terus menerus dengan otaknya yang sama sekali tak berhenti memutarkan memori-memorinya bersama Jonghyun.
“Aku sudah terlanjur...”

“...Mencintaimu Jjongie-Hyung..”
.
.
.

“Apa kalian tahu dimana Bummie? Er- maksudku Key?” Jonghyun masih saja menanyakan keberadaan Key pada Onew, Taemin dan Minho.
“Mungkin dia di perpustakaan, atau taman belakang sekolah.” Jawab Onew.
“Tapi kau harus lebih berhati-hati, sudah satu minggu belakangan ini Key mudah sekali marah.” Tambah Taemin dengan polosnya.
“Apakah dia sedang ada masalah?” tanya Jonghyun lagi.
“Hmm, sepertinya begitu. Key memang suka memendam masalahnya. Tapi saat dia ingin bercerita, kami akan selalu siap mendengarkan.” Kali ini Minho angkat bicara.
“Baiklah kalau begitu aku akan mencarinya.” Jonghyun lalu segera melangkahkan kakinya ke taman belakang sekolah.
***
Satu-satunya pelarian Key hanyalah musik. Mendengarkan musik sadalah satu-satunya hal yang membuat Key merasa tenang. Paling tidak saat disekolah.
Key menyandarkan kepalanya pada batang pohon yang cukup kokoh di taman belakang sekolah dengan sepasang headset yang bertengger di telinganya.
Matanya hanya menerawang kosong sambil sesekali ia menghembuskan nafas berat. Angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya membuatnya sedikit mengantuk.
“Bummie-ah..” sapa suara seorang namja.
‘Jonghyun hyung?’ batin Key.
“Bummie-ah, mianhaeyo..” suara itu bergema lagi di telinganya.
‘Mungkin aku ketiduran lalu aku bermimpi medengar suaranya.’ Batin Key lagi.
“Bummie-ah..” Jonghyun lalu menangkupkan kedua tangannya pada wajah Key.
“J-jjong Hyung?” Key mengerjap-ngerjapkan matanya melihat namja yang benar-benar dirindukannya sekaligus dibencinya itu muncul dihadapannya. Jonghyun lalu melepaskan tangkupan tangannya.
“Bummie-ah mianhaeyo.. aku sama sekali tak bermaksud untuk merahasiakan apapun darimu.” Jelas Jonghyun.
“Arrasseo.” Jawab Key singkat.
“Sungguh, aku tak bermaksud menyakitimu.”
“Arrasseo Hyung.”
“Aku akan berusaha membagi waktuku lebih baik lagi.”
“Hmm”
“Bummie!!!” Jonghyun lalu menarik dagu Key agar mata mereka bertemu. Dan benar, Jonghyun menemukan kesedihan dalam mata Key. Key lalu melepaskan dirinya dari cengkeraman Jonghyun.
“Aku mengerti, Hyung. Aku mohon jangan ganggu aku. Jebal.” Ucap Key dingin.
“Apa yang terjadi padamu?”
“Jebal.. pergilah.”
“Andwae! Katakan padaku apa yang terjadi?!”
“...”
“Apakah seseorang menyakitimu?”
“Ne.” Key menghembuskan nafas beratnya lagi untuk kesekian kalinya.
“Siapa, Key? Beritahu aku? Aku akan menghajarnya..”
“Baik. Sekarang hajarlah dirimu sendiri.” Jawab Key sambil menatap tajam Jonghyun.
“M-mwo?” Jonghyun membelalakkan matanya seakan tak percaya pada apa yang di dengarnya. Key benar-benar berubah. Ia jadi lebih dingin, dan terlihat sedih juga kecewa. Entah apa yang terjadi padanya hingga ia seperti ini.
“Aku mohon Hyung, menjauhlah dariku.” Key memandang namja di hadapannya ini dengan tatapan mata yang sangat tajam. Membuat Jonghyun sedikit bergidik ngeri dengan apa yang dilakukan Key.
“Kenapa kau seperti ini, Key?” Jonghyun menunduk dalam sambil menghembuskan nafas berat.
Key yang mendengar suara nafas Jonghyun langsung memandangi Jonghyun yang sedang menunduk. Kenapa dia harus melakukan ini? Kenapa ia harus menyakiti Jonghyun dan menyakiti perasaannya sendiri? Cemburu dengan yeoja bernama Ha Ni itu, eoh? Tcih, sungguh kekanak-kanakkan.
“Kena kau Hyung!!~” seru Key riang secara tiba-tiba.
Jonghyun langsung mengangkat pandangannya dan melihat wajah sendu Key yang tiba-tiba saja berubah jadi riang dan gembira.
“K-key?” Jonghyun mencengkeram lembut kedua bahu key. Memastikan bahwa namja itu tidak kesurupan atau kemasukan roh lain dan sebagainya.
“Aku hanya bercanda Hyung!! Dan kau harusnya melihat wajahmu saat panik tadi, Hyung! Lucu sekali!! Pwahahahaahahaahah!!!” Key tertawa lebar selebar-lebarnya yang dia bisa sambil menunjukkan ekspresi riangnya seperti biasa pada Jonghyun.
*GREP*
Jonghyun tiba-tiba memeluk Key yang masih terpingkal, lalu segera mempererat pelukannya dan membuat Key seketika berhenti tertawa.
“Jangan lakukan itu lagi, arra?” Jonghyun memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya.
“H-hyung...” panggil Key lirih. Ia sungguh merasa sangat nyaman dengan rasa hangat yang disalurkan Jonghyun hingga saat ini. Seandainya waktu benar-benar bisa berhenti berputar, ia ingin waktu berhenti saat ia merasakan kebahagiaannya bersama Jonghyun saat ini.
“Aku hanya merasa aneh jika aku tak bersamamu, Key.” Lanjut Jonghyun.
“Benarkah, Hyung? Lucu sekali.. Kau menyukaiku, eoh?” goda Key, Jonghyun melepas pelukannya.
“Huh? Menyukaimu? Aku masih normal dasar kau Pabbo!” Jonghyun mendorong pelan kepala Key.
#JLEB# benar-benar sangat menyakiti hati Key.
“Ahahahah, kau kan tahu aku suka bercanda Hyung..” Key tersenyum lagi.
“Ne, Ne... Tapi lucu juga ya, kalau kita ternyata saling menyukai..” Jonghyun berandai-andai sambil tersenyum-senyum sendiri.
“Hmm...” gumam Key lirih dengan kedua pasang matanya yang sedang menerawang indah ke atas langit yang sedang berhiaskan gumpalan-gumapalan awan. Ya, seandainya itu benar-benar terjadi.
Seandainya Jonghyun menjadi ‘tidak normal’ juga..
Seandainya Jonghyun juga mencintai Key..
Seandainya Jonghyun mau membalas perasaannya..
Semua akan terasa lebih mudah..

“Setidaknya aku ingin terus bersama dengan Jonghyun Hyung.. Tak peduli dia mengetahui perasaanku atau tidak... Tapi aku ingin tetap menyayanginya.. Hingga aku tak sanggup lagi mencintainya.”

***
Langit Seoul sedang diselimuti awan siang ini. Cerah, tapi tidak terik. Tak terasa, Sudah hampir lima bulan sejak insiden itu terjadi. Awan yang bergerak terus perlahan mengingatkan Key pada perasaannya untuk Jonghyun. Apa dia masih menyimpan perasaannya pada Jonghyun? Tentu saja. Malahan sekarang ia bergerak dengan hati-hati dan sabar dalam mendekati Jonghyun, persis seperti awan yang sedang diperhatikannya saat ini.
Key menyesap cappucinno hangatnya, lalu melirik namja yang sedang sibuk menulis di hadapannya ini. Ah, benar-benar. Wajah seriusnya saat mengerjakan sesuatu sungguh asik dinikmati. Rasanya wajah tampan seorang Jonghyun mampu membuat dunia terhenyak saat Key yang memperhatikannya.
“Kau serius sekali sih, Jjong Hyung.” Goda Key sambil tersenyum. Sementara si pemilik nama hanya menengadahkan kepalanya sebentar untuk sekedar mengalihkan perhatiannya dari buku dan pena di hadapannya lalu menatap namja manis yang memanggilnya.
“Tentu saja Bummie.. Mengaransemen lagu kan bukan pekerjaan mudah..” Key melemparkan senyumannya. Senyum yang selalu membuat hati Key tenang saat memandangnya.
“Hmm, arrasseo. Tapi setidaknya minumlah sedikit mochacinno-mu itu Hyung. Mereka daritadi sudah berteriak-teriak minta dimasukkan ke perut gendutmu itu.” Goda Key lagi.
“Yah! Siapa bilang aku ini gendut?! Dasar kau.” Jonghyun mengetukkan bolpennya ke dahi Key, membuat namja yang jadi korban itu meringis sedikit menahan sakit.
“Kalau begitu minumlah sedikit Hyung, baru kau lanjutkan pekerjaanmu.” Key lalu mendorong sedikit cangkir mochacinno itu ke arah Jonghyun, lalu Jonghyun tersenyum.
“Kau ini benar-benar.. Orang pasti akan mengira kau itu semacam yeojachinguku..” kata Jonghyun sambil tersenyum lagi, lalu meneguk mochacinno itu.
Key yang merasa ‘terpuji’ hanya senyam-senyum sendiri sambil memperhatikan Jonghyun. Benar-benar aneh jika tidak ada yeoja yang melirik Jonghyun. Ia tampan, baik, dan juga sangat bersahabat.
“Hyung.. bolehkan aku bertanya sesuatu?” Key membulatkan matanya, memasuki fase meng-imutkan diri.
“Hm? Tentu saja,” Jonghyun meletakkan bolpennya dan menatap Key.
“Mau tanya apa?” lanjutnya.
“Hmm, Kau dengan Ha Ni.. apakah benar gosip yang beredar di sekolah itu, Hyung?” Key melipat tangannya di atas meja.
“Ah.. gosip itu rupanya..” Jonghyun tertawa kecil lalu menirukan gaya imut Key. Melipat tangannya di atas meja sambil menggembungkan sedikit pipinya.
“Hyuuuung!! Aku serius!” Key mengerucutkan bibirnya.
“Imut sekali...” Jonghyun mencubit kedua pipi Key yang sedang tembem-tembemnya.
“Hyuuung!!” Key mengerucutkan bibirnya semakin jadi.
“Jadi kau mentraktirku minum kopi untuk menginterogasiku, begitu?” goda Jonghyun lagi.
Key membuang pandangannya ke arah jendela cafe, tujuannya sudah terbongkar. Mau bagaimana lagi? Key benar-benar penasaran dengan kabar yang menyatakan bahwa Jonghyun akan segera menikahdengan Ha Ni.
“Aku memang akan mengikat resmi hubunganku dan Ha Ni..” Jonghyun tersenyum lega sambil menggaruk belakang tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
Key sangat amat terkejut. Hatinya terguncang. Jadi.. penantiannya selama ini akan sia-sia? Jonghyun akan menikahi Ha Ni? Sampai kapan Key harus menyembunyikan perasaannya dari Jonghyun?
“Chukae..” hanya kata-kata itu yang bisa meluncur dari bibir mungil Key. Kata yang seharusnya diucapkan penuh dengan rasa antusias dan kebahagiaan, sekarang malah diucapkan dengan sendu oleh Key.
“Ehehehe, Goomawo. Tapi aku takkan menikahinya, kau tahu? Kami hanya akan bertunangan dulu.” Jelas Jonghyun malu-malu.
Bertunangan? Apa bedanya dengan pernikahan? Key akan makin sulit mengungkapkan perasaannya pada Jonghyun.
“Ha Ni sangat beruntung memiliki Pasangan hidup seperti mu, Hyung.” Key tersenyum getir.
“Benarkah? Hahahahah, aku malah berfikir orang yang paling beruntung itu adalah pendampingmu, Bummie-ah..” Jonghyun tersenyum lagi.
“Heh? Aku?” Key menunjuk dirinya sendiri.
“Hmm, kau itu namja yang baik, penuh perhatian, penyayang, dan imut.” Ujar Jonghyun.
‘Benarkah kau berfikiran seperti itu, Hyung?’ batin Key dalam hati.
“Semua orang juga tahu itu Hyung, aku kan memang sempurna.” Key mengusap-usap kecil dagunya, menyombongkan diri. Jonghyun tertawa, lalu mengacak-acak rambut Key.
“Dasar kau..” Jonghyun lagi-lagi tertawa terbahak-bahak.

*CKLING* terdengar suara bel kecil yang di pasang di pintu cafe agar pelayan bisa berteriak “Selamat datang” dengan suara riang untuk menyambut tamu.
Dengan iseng Key menengokkan kepalanya ke pintu itu, sekedar ingin tahu siapa yang mengunjungi cafe yang masih tetap ramai ini.
“H-ha Ni?” mata Key terbelalak saat melihat seorang yeoja yang dikenalinya itu dirangkul sambil tertawa bersama dengan namja lain. Lalu... apa yang harus dilakukan Key? Apa dia harus melindungi kebohongan Ha Ni? Atau...
“Bummie-ah?” panggil Jonghyun, membuyarkan lamunan Key.
“Hah? Ada apa Hyung?” Key gelagapan.
“Aniyo, hanya saja daritadi kau memandang pintu cafe terus. Memangnya ada ap-“
“Puahahahah!! Tidak ada apa-apa, kok Hyung.” Key langsung bergeser sedikit berusaha menutupi pandangan Jonghyun dari Ha Ni yang sedang bersama seorang namja.
“Kalau begitu bantu aku, apa aku harus meletakkan runtutan nada ini di chorus atau pre-chorus?” tanya Jonghyun.
“Ah.. itu... terserah kau saja, Hyung” Key masih sibuk dengan posisi duduknya untuk menutupi Ha Ni.
“Hmmm baiklah, tapi aku mulai lapar nih Key. Kau mau makan sesuatu?” tanya Jonghyun.
“AH! Tidak usah Hyung! Tidak perlu!” Key berusaha menahan Jonghyun yang hampir berdiri dari posisinya.
“Kau ini kenapa sih Key? Kau aneh sekali..” Jonghyun melepaskan pelan tangan Key yang memegangi pergelangan tangannya.
“T-tidak hyung, h-hanya saja a-aku....”
“Sudah, biar aku saja yang beli. Aku ingin makan cheese cake.. Okey?” Jonghyun tersenyum sambil menuju meja kasir sekaligus pemesanan.
‘Oh, tamatlah sudah kau Oh Ha Ni...” Key menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sesaat sesudah melihat Jonghyun menghampiri pelayan kasir yang sedang melayani seorang yeoja dengan namja yang tak lain adalah Ha Ni bersama dengan pria misteriusnya.
***
Jonghyun diam. Hanya diam. Kejadian 3 hari yang lalu benar-benar sudah mengguncang batinnya Ia benar-benar tulus mencintai Ha Ni namun yeoja itu memperlakukannya seperti sampah. Jonghyun benar-benar kecewa. Sangat amat kecewa.
“Maafkan aku, Jjong.. tapi aku lebih memilih bersamanya.”
Kalimat yeoja setan itu masih terus terngiang-ngiang di telinganya.
“Hyuuunng!!! Kau tidak dengar ceritaku ya?” Key menggembungkan pipinya imut. Biasanya cara ini paling ampuh membuat Jonghyun tidak merajuk lagi.
Tapi sepertinya kali ini tidak berhasil. Jonghyun hanya diam dan terus menghela nafas berat. Jonghyun sepertinya benar-benar kecewa. Sejak 3 hari yang lalu dia seperti ini, tidak mau makan, dan terus duduk di bersandar di kasur apartemennya.
“Hyuuung!!” panggil Key lagi.
“Aku mohon, key. Aku ingin sendiri.”
“Tapi kau tidak bisa seperti ini terus Hyung.”
“...”
“Dia sudah mencampakkanmu..”
“...”
“Dan yang bisa kau lakukan hanya bangkit, dan menunjukkan kalau kau mampu melupakannya seperti dia melupakanmu.”
“...”
“Dia sudah tidak mencintaimu lagi, Hyung.”
“TAPI AKU TERLANJUR MENCINTAINYA!!!” Jonghyun berteriak di hadapan Key. Membuat namja itu memucat seketika menahan takut. Ia tak pernah melihat Jonghyun semarah ini. Keheningan terjadi. Menciptakan rasa canggung diantara keduanya. Jonghyun merasa canggung juga, kenapa ia membentak namja yang selalu baik padanya?
“Aku tahu kau mencintainya, Hyung..” suara lirih Key memecahkan keheningan, membuat Jonghyun mau tak mau menatap wajah namja yang mengeluarkan suara lirih itu.
“Bummie, aku mohon jangan menangis.. Mianhae, mianhae aku sudah membentakmu seperti tadi..” Jonghyun meraih kedua pergelangan tangan Key.
“Aku mengerti Hyung.. Aku bahkan tahu kau sangat kecewa padanya..”
“Bummie..”
“Tapi aku juga mencintaimu Hyung.” Ucap Key di sela-sela tangisnya.
“Bum-“
“Aku tahu ini salah, Hyung. Aku mencintai Namja. Tapi aku hanya tak bisa lagi menahan perasaanku. Aku terluka melihatmu terluka, aku sedih melihatmu sedih.” Jelas Key sesenggukan.
“Bummie-ah..”
“Jeongmal saranghaeyo Hyung..” ujar Key lagi sambil menatap Key dengan mata beningnya yang kini terlihat sendu.
“Bummie, kau sama sekali tak memberiku kesempatan bicara.”
“M-maaf Hyung.”
“Kau tahu? Aku benar-benar bodoh jika aku menolak cintamu itu.”
“...”
“Tapi aku tak mau menerima cintamu hanya karna pelampiasan perasaanku pada Ha Ni. Aku juga tak mau kau terluka karna aku masih tak bisa lepas dari bayangan Ha Ni.”
“Aku tahu Hyung, ini memang salah. Tak seharusnya aku menyukai namja, kan?”
“Bukan, bukan begitu.”
“Lalu?”
“Aku yakin aku bisa mencintaimu dengan sangat mudah.”
“Huh?”
“Sebenarnya...”

***

“Jjongie Hyuuung!!!” Key melompat-lompat berusaha mengambil barangnya yang diambil oleh namja yang sedang tersenyum licik di depannya, siapa lagi kalau bukan Jonghyun.
“Ah dasar kau pendek!” Jonghyun tersenyum puas lagi.
“hyuung!! Kembalikan buku-ku!!” Key masih melompat lompat imut.
“Kau mau buku mu tidak?” tawar Jonghyun. Key mengangguk angguk cepat.
“Kalau begitu cium aku dulu!” Jonghyun menepuk-nepuk bibirnya. Ow, pipi Key langsung memerah mendengar permintaan Jonghyun.
“Ayo kalau kau berani...” Jonghyun menyodorkan buku tulis Key itu dihadapan wajahnya.

*CUP*


Sebuah kecupan kecil dengan sempurna mendarat di pipi kiri Jonghyun. Key langsung mengambil bukunya dan berlari-lari kecil masuk ke kelasnya.
“YA! Di bibir Bummie!! Bukan di pipi!!! AISSSHHH...” Jonghyun ikut-ikutan berlari-lari kecil menyusul namjachingunya, Key.

***

“Aku yakin aku bisa mencintaimu dengan sangat mudah.”
“Huh?”
“Sebenarnya...”
“Ada apa Hyung?” Key mengusap air matanya sendiri.
“Aku.. pernah jatuh cinta padamu dulu. Eheheheheh.” Jonghyun tersenyum malu.
“Hah? B-benarkah?”
“Saat kau menolongku ketika aku hampir ditabrak dulu... Aku mulai menyukaimu.. hanya saja aku selalu berusaha mengubur perasaanku.”
“Jadi... aku terlambat mengungkapkannya ya?” Key tersenyum pahit.
“Aku memang sudah menguburnya (perasaanku) dalam-dalam...”

“Tapi aku yakin kau mau membantuku menggalinya kembali..” Jonghyun mendekap hangat Key yang masih membatu di hadapannya.

“Aku mencintaimu Hyung...”

“Aku juga akan mencintaimu lagi..” Jonghyun mendekap Key lebih erat. Karna hanya namja itu satu-satunya orang yang dibutuhkan Jonghyun, dan tak ada orang lain lagi. Karna ia tahu sekarang siapa orang yang selalu ada di saat ia membutuhkannya..

FIN
------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar