Jumat, 09 Maret 2012

Long Legs Ahjussi? chapter 2


Long Legs Ahjussi?

Genre : Romance
Cast : Yoona, Donghae, dan lain lain
Cuap-cuap penulis :

Maaf banget ya, buat YoonHae Shipper seperti sahabatku Ling-lIng…
Untuk beberapa chapter ke depan kayaknya nggak bakal ada YoonHae moment deh. T^T

Tapi tenang aja, nanti pasti akan muncul banyak YoonHae moment yang huaaaaw!! Hehehehehehh

Happy reading everybody...

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Ya, tentu saja. Terimakasih karna telah mempercayakan anakmu pada keponakanku."

"..."

"Kita lihat saja nanti, tuan Choi."


-CHAPTER 2-


“Terimakasih banyak bi, aku pasti akan datang lagi untuk makan wafel buatan bibi.” Siwon membungkuk pelan sambil tersenyum manis pada bibi Yi Kyung.

“Iya tentu saja tuan. Datanglah sesering mungkin.” Bibi Yi Kyung juga membalas ucapan rasa terimakasih Siwon, Sementara Yoona hanya tersenyum-senyum lucu.

“Kalau begitu, aku pulang dulu bi. Yoona-ssi.” Siwon membungkukkan badannya sedikit.

“Ne, Gamsahamnida.” Ujar bibi Yi Kyung.

“Kalau begitu aku juga pamit ya bi, aku harus mengurus Kyu Oppa dulu.” Yoona juga ikut-ikutan pamit.

“Apakah perlu ku antar?” tawar Siwon.

“Eh? Tidak perlu, tuan. Lagipula hanya perlu naik bis satu kali dari sini.” Tolak Yoona sopan.

“Apa tidak sebaiknya kau terima saja tawaran dari Siwon-ssi, Yoong?” bibi Yi Kyung ikut memaksa.

“Bibi benar. Lagipula ini sudah cukup malam dan diluar masih gerimis.” Ujar Siwon lagi.

“Tapi apa tidak akan merepotkan?” Yoona berfikir ulang.

“Tentu,” Siwon tersenyum lagi.

“B-baiklah kalau begitu..” Yoona mengangguk-angguk.

“Kalau begitu kan aku jadi tidak khawatir lagi… Baiklah, hati-hati di jalan ya” lanjut bibi Yi Kyung.

“Kami pulang dulu.” Siwon membungkukkan badannya kecil sambil tersenyum.

.
.
.

“Jadi… Kau sudah lama merawat kakakmu?” Tanya Siwon berusaha memecahkan keheningan diantara Yoona dan dirinya sambil masih sibuk berkonsentrasi di balik kemudi.

“Hmm, begitulah. Lagipula, itu kan sudah kewajibanku. Dia kan Oppa-ku.” Jelas Yoona.

“Kau benar. Bicara soal Oppa… kenapa kau tidak memanggilku Oppa?” Tanya Siwon lagi sambil melirik lawan bicaranya itu sebentar sebelum kembali focus pada kemudinya.

“Eh? Err… entahlah, rasanya aneh saja kalau memanggilmu Oppa. Kita kan baru mengenal.” Ujar Yoona berusaha berbicara sopan, walaupun harus dengan ekspresi yang menurut Siwon lucu dan menggemaskan.

“Jadi kau harus mengenal seseorang dengan dekat dulu baru memanggilnya Oppa?” goda Siwon sambil tersenyum geli.

“Heheh, bukan begitu juga. Hanya saja… kau ini sikapnya sangat dewasa. Kurasa kau kurang cocok kalau aku panggil Oppa. Aku memanggil ‘Oppa’ biasanya karna mereka itu namja yang manja. Seperti Kyu Oppa. Dia sangat-sangat manja. Sudah besar tapi masih sering ngambek. Tcih…” Yoona bercerita panjang-lebar.

Siwon tersenyum sambil sesekali tertawa kecil mendengar celotehan Yoona selama perjalanan ke rumah sakit. Dari cara berbicara Yoona saja sudah terlihat kalau yeoja ini adalah tipe yeoja yang lincah, aktif, ceria, dan cerewet juga. Tapi sesekali terlihat sisi ‘manis’ seorang wanita saat Yoona mengerucutkan bibirnya atau menggembungkan pipinya, atau menepuk dahinya saat Siwon menggodanya.
“Kau bilang aku tak cocok dipanggil Oppa. Lalu apa panggilan yang cocok untukku? Haraboji?” Goda Siwon sambil tertawa.

“Hahahah!! Mullon!!! HARABOJI!! Itu memang sangat pantas untukmu…” Yoona tertawa terbahak-bahak hingga kedua mata sipitnya makin menyipit dan senyuman lebarnya menunjukkan deretan gigi-giginya yang rapi.

Siwon lalu segera melayangkan jitakan kecilnya ke kepala mungil Yoona yang disambut dengan ekspresi meringis-menderita dari wajah yeoja manis itu.

“Appo..!!” ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

“Hahah! Biar tau rasa kau, bocah!” Siwon tertawa senang.

“Haraboji! Kau memang menyebalkan!” gerutu Yoona.

“Kau marah, hm?” Siwon melirik Yoona yang memang benar-benar terlihat kesal.

“Hey… Mianhae…” Kata-kata tulus itu memang selalu dengan mudahnya meluncur dari bibir seorang Choi Siwon.

“Huh? Kau minta maaf?” Yoona langsung mengerjap-ngerjapkan matanya, imut.

“Hmm, Mianhae.” Ujar Siwon lagi.

“Hoah! Aku tak pernah bertemu namja sepertimu… Kalau Kyu Oppa, takkan semudah itu meminta maaf padaku. Butuh waktu berhari-hari untuk membujuk namja evil itu.” Yoona langsung berceloteh lagi seakan-akan kemarahannya tadi tak pernah terjadi.

“Kau ini benar-benar…” Siwon tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

“Wae?” Yoona membulatkan matanya.

“Aniyo, kau ini benar-benar masih polos.” Ujar Siwon.

“Mullon!! Aku ini imut sekali, kan?” Yoona terkikik geli.

“Aish, apa-apaan kau ini.” Siwon tetap saja tak mampu menahan tawanya.

“Aah!! Mengaku sajaa!!” Yoona menyenggol-nyenggol lengan Siwon pelan sambil tertawa.

~*~*~*~*~*~

“Terimakasih banyak ya, sudah mengantarku sampai sini.” Yoona tersenyum pada Siwon.

“Hmm, tentu, bukan masalah.” Siwon membalas senyuman manis Yoona dengan senyuman seratus juta voltnya.

“Dan terimakasih juga karna telah membantu bibi Yi Kyung waktu itu.” Yoona masih melangkahkan kakinya perlahan berjalan beriringan bersama Siwon menuju lorong kamar rawat Kyuhyun.

“Hmm, Aku membantu bibi karna aku akan sangat merindukan wafelnya jika ia benar-benar menutup cafenya. Dia benar-benar menjadi sosok seorang ibu yang sempurna untukku.” Jelas Siwon.

“eh? Ibu?” Yoona menatap bingung namja di sampingnya itu.

“Iya, Eomma-ku seorang arsitek yang benar-benar sibuk. Pergi ke luar negeri hampir setiap hari dan sangat jarang bisa ku ajak ngobrol. Dan kebetulan aku mengenal bibi Yi Kyung yang ternyata benar-benar penyayang.” Ujar Siwon lagi.

“Oh, aku mengerti. Pasti sulit karna tidak bisa bertemu ibu saat kita membutuhkannya…” ucap Yoona.

“Iya, kau benar,” jawab Siwon singkat.

“Aku juga sering merindukan Eomma-ku.” Pancaran mata Yoona meredup. Tidak lagi ceria seperti tadi. Yoona memang selalu seperti ini. Memang ia nampak kuat sekali di luar. Tapi dalam hatinya benar-benar rapuh sekali saat membicarakan ibunya.

“Apakah ibumu sibuk juga?” Tanya Siwon.

“Ani. Tapi dia sudah lama berada di surga.” Jawab Yoona singkat sambil tersenyum. Membuat Siwon terkagum atas segala sikap dan sifat Yoona yang dari anak kecil bisa berubah dengan cepat menjadi sangat dewasa dan tegar.


~*~*~*~*~*~


Yoona menutup pintu kamar rawat Kyuhyun perlahan-lahan. Seakan-akan Kyuhyun akan bangun jika pintunya ditutup terlalu keras. Yoona lalu melangkahkan perlahan kakinya mendekati ranjang yang di atasnya tengah tergeletak seorang namja yang wajahnya terlihat pucat dengan sebuah alat bantu pernafasan yang sedang melekat pada daerah hidung dan mulutnya, beberapa kabel yang menempel pada tubuh yang nampak ringkih itu, dan juga sebuah selang infus yang menusuk kulitnya yang pucat.

“Oppa…” sapa Yoona sambil duduk di sebuah kursi di samping ranjang tempat Kyuhyun terbaring.

“Iya, iya, aku tahu. Mianhae. Aku pulang terlambat.” Yoona menggaruk belakang tengkuknya yang sama sekali tidak gatal sebenarnya, sambil menunduk dan tersenyum kecut.

Berbicara dengan Kyuhyun seperti ini sudah jadi rutinitas Yoona selama 2 tahun terakhir. Dokter memang tidak mengatakan Kyuhyun meninggal, Dokter hanya bilang Kyuhyun komma yang entah hingga kapan batas waktunya. Jadi selama detak jantung Kyuhyun masih terdeteksi dalam monitor, Yoona masih menganggap namja yang dipanggilnya ‘oppa’ itu hidup.

Kyuhyun tetaplah Kyuhyun. Cho Kyuhyun tetap Oppanya. Tetap Oppa jahilnya yang selalu nakal dan melemparkan evil smirk padanya. Oppa yang selalu membuatnya kesal bahkan kadang sampai menangis. Oppa yang selalu menjitak kepalanya saat ia melakukan hal bodoh. Oppa yang selalu memeluknya saat ia menangis, Dan Oppa yang selalu ada untuknya. Tak peduli dalam keadaan hidup atau mati, Kyuhyun tetap Oppanya.

“Kau tahu, Oppa? Hari ini aku bertemu dengan namja baik hati yang menyelamatkan café bibi Yi Kyung dari kebangkrutan waktu itu. Dia namja yang baik, Oppa. Ia tampan, dan juga sangat dewasa. Tidak sepertimu yang manja dan kekanakan!” Yoona tersenyum lagi sambil menggenggam tangan kanan Kyuhyun.

“Aku merasa nyaman berada di dekatnya, Oppa. Karna ia sangat baik dan benar-benar mengerti bagaimana harus memperlakukan seorang wanita… Aku merasa sangat dihargai.” Lanjut Yoona antusias.

“Tapi kau tenang saja Oppa! Kau masih yang nomor satu di hatiku! Heheheheh..” goda Yoona berharap mendapatkan reaksi dari Kyuhyun. Entah itu jitakan, ejekan, atau evil-smirk, Yoona benar-benar membutuhkannya seperti saat ini.

Tapi masih, tak ada jawaban dari Kyuhyun. Tak ada senyuman evilnya ataupun jitakan kecil di kepala Yoona saat Kyuhyun menanggapi cerita yeodongsaengnya itu. Kyuhyun masih diam, berbaring dalam kesunyian.

“Tapi… aku masih lebih menyukai long legs ahjussi.” Celoteh Yoona lagi.

“Ahjussi mengirimkan uang lagi ke rekening kita, Oppa. Dan ia juga mengirimi aku surat lagi. Dia itu baik sekali…” Yoona mengusap-usap tangan Kyuhyun lembut.

“Oh iya! Aku mengundangnya kemari besok, Oppa! Kau tidak keberatan, kan?” Yoona bertanya lagi seakan berharap mendapat jawaban. Yoona lalu menghembuskan nafas beratnya.

“Seharusnya bukan kau yang terbaring disini kan, Oppa?” Yoona mengusap-usap pipi Kyuhyun yang kini terasa sedingin es. Yeoja ini tak mampu lagi membendung air matanya. Ia menangis sambil memeluk lengan Oppanya, dan memejamkan matanya kuat-kuat.

“Kalau saja waktu itu aku tidak egois dan membuatmu harus menenangkan aku yang merajuk… kalau saja waktu itu aku tak mengajakmu bergurau, kalau saja aku tak mengajakmu bercanda saat kau menyetir… Mianhae…” Yoona memeluk lengan itu semakin erat, dan air matanya mengalir makin deras.

“Aku janji, aku akan jadi yeoja yang kuat, yeoja yang mandiri. Aku ingin menjadi seperti pengganti Eomma untukmu, Oppa. Seperti kau yang selama ini sudah menjadi pengganti Eomma dan Appa untukku.” Yoona mengeratkan pelukannya.

*CKLEK*

Terdengar suara pintu di belakang Yoona dibuka atau terbuka sendiri. Yoona lekas melepaskan pelukannya dan menengok ke arah sumber suara, dan menghapus air matanya secepat yang ia bisa.

“Nugu?” tanyanya ke arah pintu yang terbuka sendiri. Yeoja yang tak kenal takut itu lalu bangkit dari kursinya dan melangkah perlahan ke arah pintu yang memang sekarang sedikit terbuka.

Tanpa ia sengaja ia melihat sebuah kertas berwarna biru laut yang mirip memo tergeletak di bawah kakinya.

Wajahmu terlihat sebiru kertas ini saat kau tersenyum,
Cerah dan menggembirakan.
Namun saat kau menangis,
Wajahmu akan semendung malam ini.

Jangan menangis lagi.

-Long Legs Ahjussi-


“Ahjussi?” fikirnya cepat saat membaca kertas itu. Ia langsung keluar dari kamar sembari tak lupa menutup pintu kamar rawat Kyuhyun, lalu menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, berusaha mencari sesosok ‘ahjussi’ bertubuh tinggi yang selama ini dicarinya.

“Keluarlah ahjussi… Apa kau tak mau menenangkanku saat aku menangis?” ujar Yoona cukup keras seakan memanggil siapapun yang sedang bersembunyi darinya.

“Aish! Apa yang kau fikirkan Cho Yoona? Tak mungkin long legs ahjussi berani menemuiku… dia kan pemalu dan penakut.” Goda Yoona berusaha memancing siapapun itu sambil tetap menengokkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, masih mencari.

“Baiklah, baiklah. Aku menyerah. Tapi besok… berjanjilah kau akan datang dan menemaniku ke pemakaman Eomma dan Appa-ku ya, Ahjussi. Aku memberi tahumu karna aku belum sempat mengirim surat balasanku.” Ujar Yoona lagi sambil masih terus mengedarkan pandangannya ke seruh penjuru tempat tersembunyi yang bisa dilihatnya.

“Selamat malam…” ujar Yoona masih entah-pada-siapa untuk yang terakhir kalinya hari ini sebelum ia memutar tubuhnya dan mulai memutar knop pintu untuk masuk ke kamar rawat.

*PUGH!*

Tiba-tiba sebuah kertas yang sudah di remas-remas menimpuk kepala Yoona dari arah kanan. Ia reflek menoleh ke arah lemparan kertas dan mendapati sesosok namja berpakaian serba hitam. Dengan jaket hitam tebal, topi hitam, dan juga celana panjang hitam berjalan perlahan namun sedikit terburu-buru menuju ke arah lift.

“Ahjussi!!” Yoona berteriak sambil memungut kertas yang menimpuknya, lalu berlari mengejar sosok itu.

.
.
.

“Hosh, Hosh” Nafas Yoona semakin berat mengingat ia yang sangat lelah masih berusaha mengejar ‘ahjussi’ yang menaiki lift tadi. Ia masih berusaha menuruni setiap anak tangga di tangga darurat ini. Mencoba mendahului ahjussinya itu.

*TING*

Suara lift terbuka tepat saat Yoona sudah ada di depan lift yang terbuka itu. Ia berusaha menghirup oksigen yang ada di sekelilingnya sambil memperhatikan satu persatu orang yang keluar dari dalam lift. Namun hingga lift itu kosong, ia bahkan tak menemukan seorang pun dengan pakaian serba hitamnya yang tadi dilihatnya.

Yoona langsung berlari ke arah pintu utama rumah sakit, dengan ekspresi celingukan seakan-akan sedang mencari orang yang sedang dikenalnya. Memang tidak dikenalnya, namun ia tahu benar pakaian apa yang dipakainya tadi. Topinya hitam, jaket tebal hitam, dan celana panjang hitam, Yoona ingat semuanya. Dan tubuhnya… tidak tinggi?

Ah tidak, mungkin Yoona salah lihat. Tapi, kalau memang orang itu long legs ahjussinya, seharusnya kan tubuhnya tinggi… Ya namja tadi memang tinggi. Tapi setidaknya memang tidak setinggi seperti apa yang ia bayangkan. Tidak setinggi… Siwon? Ya, mungkin ukuran tingginya seperti Siwon.

Ah sudahlah. Toh ahjussinya sudah terlanjur pergi. Sekarang pandangan Yoona tertuju pada kertas yang sudah diremas-remas itu, yang sekarang ada di dalam genggamannya.

Dengan cepat langsung diluruskannya kertas itu hingga kembali seperti bentuk awal walaupun sedikit kusut.


Aku akan datang untukmu, tanpa perlu kau cari.
Aku akan menenangkanmu, tanpa perlu kau lihat.
Aku akan selalu di sampingmu, tanpa perlu kau rasakan.

Istirahatlah, dan bersiap untuk besok. Selamat malam.

-Long Legs Ahjussi-


“Darimana kau tahu tentang besok? Aku bahkan belum mengirim suratku…” Gumam Yoona.

“Tapi kau sungguh hebat, ahjussi…” Yoona memandang langit malam Seoul dari depan rumah sakit.

“Kau selalu membuatku merasa tenang saat aku sedih… Terimakasih…” ujar Yoona sambil tersenyum dan menghela nafas panjang, lega.

.
.
.
“Iya bi, Aku akan ke makam dulu setelah itu baru aku akan ke café bibi…” ujar Yoona melalui hands free telepon sambil kedua tangannya masih sibuk membasuh wajah Kyuhyun dengan handuk basah yang sudah diberi sedikit sabun.

“Iya, aku janji tak akan lama-lama menangis disana… Iya, aku tahu…” Yoona lalu mengeringkan wajah Kyuhyun dengan handuk kering.

“Iya bi, nanti kuhubungi lagi. Aku tutup teleponnya ya, dah.” Yoona lalu menutup sambungan telepon, melepas gadget yang sedang melekat di telinganya dan meletakkannya di atas meja kecil di samping tempat tidur Kyuhyun.

“Nah, kalau begini kan Oppa terlihat tampan sehabis mandi. Hahahahah…” Yoona memuji ‘hasil kerja’nya sendiri. Tapi memang benar, wajah Kyuhyun nampak lebih segar setelah dibasuh dengan air dan sabun. Yoona dengan sabarnya setiap hari merawat dan menjaga sang Oppa.

“Aku berangkat dulu ya, Oppa. Oppa doakan saja dari sini untuk Eomma dan Appa. Nanti salam Oppa akan aku sampaikan. Oke? Jaga dirimu ya, Oppa…” ujar Yoona sambil tersenyum, lalu mencium kening Kyuhyun dan setelah mengambil tasnya, ia segera keluar dari rumah sakit dan menuju ke area pemakaman tempat ayah dan ibunya kini bersemayam dengan tenang.

.
.
.

“Eomma, Appa, Bagaimana kabar kalian? Aku dan Kyuhyun Oppa di sini baik-baik saja jadi kalian jangan khawatir ya…” ujar Yoona setelah meletakkan sepasang mawarputih masing masing satu di depan makam sang ayah, dan juga sang ibu.

“Sudah 4 tahun kalian meninggalkan kami… Terkadang, aku juga merasakan rindu yang sangat amat. Tapi aku selalui ingat kata-kata Kyuhyun Oppa, ‘Jadilah kuat, dan membanggakan Eomma dan Appa.’”

“Dan juga sudah 4 tahun aku belajar bagaimana bekerja keras belajar, bagaimana bekerja keras untuk bekerja, dan juga tidak menangis.” Cerita Yoona lagi.

“Dan di tahun-tahun mendatang, aku janji aku akan berusaha menjadi seorang gadis yang lebih baik walaupun tak ada kalian disampingku.” Yoona tersenyum.

“Aku sayang kalian, Appa, Eomma. Semoga kalian selalu bahagia…” tambah Yoona lagi. Ia lalu mengatupkan kedua tangannya dan memejamkan matanya, ia berdoa. Berharap orang tuanya selalu mendapat yang terbaik dan bisa terus tersenyum penuh kebahagiaan.

.
.
.

Namun dalam perjalanan keluar dari area pemakaman, Ia berpapasan dengan Siwon.

“Haraboji!” panggil Yoona sambil tersenyum dan melambai-lambaikan tangannya. Siwon yang melihatnya lalu tersenyum dan menghampiri Yoona.

“YAH! Haraboji lagi?!” Siwon marah-marah lucu, membuat Yoona terkikik geli.

“Ne, Mianhae. Aku hanya senang memanggilmu begitu Siwon-ssi.” Yoona tersenyum lagi.

“Terserah kau saja-lah. Oh iya, bibi Yi Kyung menyuruhku menjemputmu kemari.” Jelas Siwon.

“Eh? Menjemputku? Aish, bibi Yi Kyung benar-benar membuatku frustasi! Ia terlalu berlebihan saat aku pergi ke tempat yang agak jauh darinya. Maaf ya, merepotkanmu.” Celoteh Yoona.

“Tidak apa, Bibi juga ingin mengantarkan bunga ini, dan aku juga ingin melihat makam orangtuamu. Boleh kan?” Siwon lalu menunjukkan dua buket bunga yang dibawanya sedari tadi.

“Tentu saja, ayo ikut aku!” Yoona lalu berjalan riang kembali ke makam orangtuanya bersama Siwon yang terlihat… err… tampan? Jelas saja, kemeja hitam dan celana panjag hitam itu nampak cocok sekali melekat pada tubuh gagahnya.

.
.
.

“Eoh? Bunga siapa ini?” Yoona mendekati makan orangtuanya yang sudah diberi sebuket bunga mawar putih pada masing-masing makam dengan wajah bingung.

“Bukan kau?” Siwon yang tadi mengekor di belakang Yoona sekarang sudah sampai dan mendekati Yoona.

“Ani. Bungaku yang ini.” Ujar Yoona sambil menunjuk setangkai bunga mawar putih pada masing-masing makam.
“Jadi siapa?” Siwon meletakkan bunga miliknya dan titipan bibi Yi Kyung sambil membungkukkan badan sejenak sebelum melakukannya.

“Apa kabar paman, bibi? Aku temannya Yoona.” Ujar Siwon di hadapan makam orang tua Yoona. Sementara Yoona sendiri masih celingukan mencari-cari siapa yang kira-kira meletakkan sebuket bunga besar itu disini.

“Kau mencari seseorang?” Tanya Siwon melihat Yoona yang celingukan.

“A-aniyo. Hanya saja… Mungkin ini dari long legs ahjussi-ku.” Yoona masih tetap celingukan.

“Long legs ahjussi?” Siwon mengernyitkan dahinya mendengar sebutan aneh itu.

“Hmm, nanti saja kuceritakan. Nah Eomma, Appa, namja ini adalah harabojiku. Hahahahah..!!” Yoona lalu kembali lagi tersenyum setelah terkejut beberapa saat.

“Tuan Cho, Nyonya Cho, anak kalian yang satu ini memang benar-benar menyebalkan. Aku heran dari mana ia belajar semua tingkah anehnya ini.” Siwon mengacak-acak surai Yoona yang tergerai bebas.

“Ya! Kenapa kau mengejekku di depan orang tuaku?!” Yoona mengerucutkan bibirnya kesal.

“Kalau begitu berhenti memanggilku Haraboji.” Jawab Siwon datar.

“Algetda! Ahjussi!!” jawab Yoona tiba-tiba.

“Ahjussi?” Siwon mengernyitkan dahi tidak mengerti.

“Hmm, kau bilang tak mau dipanggil Haraboji kan? Kalau begitu kupanggil Ahjussi saja. Pokoknya kau lebih tua, kan?” Yoona tersenyum evil. Persis seperti evil-smirk milik sang Oppa, Cho Kyuhyun.

Siwon menghembuskan nafas berat sambil tersenyum kalah. “Iya, iya, terserah kau saja.”

“Kalau begitu ayo pulang, aku harus kerja paruh waktu di café bibi.” Ajak Yoona.

“Kau bahkan tak berpamitan pada orangtuamu?” ejek Siwon lagi.

“Aish! Aku lupa! Eomma, Appa, kami pulang dulu ya.” Ujar Yoona.

“Paman, bibi, senang bertemu kalian. Sampai jumpa lain kali.” Siwon membungkukkan badannya sedikit di depan makan sebelum pergelangan tangannya ditarik paksa oleh Yoona.

.
.
.

Dan sudah hampir dua bulan Siwon dan Yoona berjalan bersama dan semakin dekat. Yoona selalu merasa nyaman di dekat Siwon, begitupula Siwon yang merasa nyaman dengan semua tingkah kekanakan dan kecerobohan Yoona.

“Jadi sebenarnya siapa long legs ahjussi-mu itu?” Tanya Siwon sambil melahap potongan cheese cakenya.

“Molla. Aku hanya tahu kalau dia itu baik dan sangat pengertian.” Jawab yoona singkat.

“Ah, aku tahu. Jadi dengan bodohnya kau menganggap dia itu orang baik-baik?” SIwon mengejek Yoona lagi.

“Yah Ahjussi!! Jangan mengejekku begitu! Aku berkata begitu karna dia benar-benar baik!” Yoona cemberut lagi.

“Terserah kau saja. Lalu apa kau sama sekali tak pernah melihatnya?” Siwon melirik Yoona lagi sambil melahap cheese cakenya yang sudah hampir habis.

“Pernah, beberapa kali. Namun hanya sekilas-sekilas saja.” Jawab Yoona enteng.

“Hmm, benarkah? Seperti apa rupanya? Apakah tampan sepertiku?” goda Siwon.

“Aku tahu kau tampan, sudahlah jangan dipamerkan terus!” Yoona menjulurkan lidahnya, bermaksud mengejek namja dihadapannya.

“Aku serius, aku memang tampan kan? Semua orang tahu itu..” Siwon mengusap-usap dagunya seakan-akan sedang menebar pesonanya pada Yoona.

“Cih, dasar. Kau itu sudah kupanggil ahjussi tapi kenapa masih kekanakan begini, Eoh?” Yoona balik menggoda Siwon.

“Ah sudahlah. Aku serius. Seperti apa ciri fisiknya?” lanjut Siwon.

“Hmm, yang aku tahu dia itu lebih tinggi dariku.. Makannya aku panggil Long Legs Ahjussi. Tulian tangannya juga rapi.” Mata Yoona menerawang jika ia sedang bercerita, berusaha mengingat ingat. Dan ekspresi inilah yang paling disenangi Siwon. Ekspresi imut yang lucu sekali dan sangat menggemaskan.

“Ah sudahlah, berhenti membicarakan orang yang tidak nyata.” Siwon lalu mengalikan perhatiannya pada cheese cakenya lagi.

Yoona lalu menggembungkan pipinya kesal karna Siwon memotong pembicaraannya ketika mereka membicarakan long legs ahjussi-nya. Namun saat memperhatikan Siwon dengan wajah kesalnya, Yoona jadi teringat sesuatu.

Tunggu dulu…

Siwon itu tinggi kan? Iya! Benar! Dia itu tinggi! Sangat tinggi, dan yang pasti lebih tinggi dari Yoona.

Siwon itu anak orang kaya…

Siwon itu baik dan sangat dewasa…

Siwon sering bertemu dengannya saat long legs ahjussi muncul, walaupun tidak dalam waktu yang bersamaan..

Saat ia mendapat surat di café, ia bertemu dengan Siwon pertama kali.

Saat ia di rumah sakit, beberapa saat setelah Siwon pulang ia bertemu dengan long legs ahjussi.

Saat di pemakaman, ia juga bertemu dengan Siwon dan long legs ahjussi yang meninggalkan bunga di pemakaman.

Jadi apakah Siwon…


Long Legs Ahjussi nya?










TBC

2 komentar:

  1. makasih unni updatenya :) kyaaa siapa ya si long legs ahjussi itu? *semogadonghaesemogadonghae :D lanjut ya thor~~ ceritanya unik dan g pasaran :D sukaaaa~

    BalasHapus
  2. iya, sama-sama, makasih ya udah mau ngikutin :D
    siapa ya long legs ahjussi-nya? hmmmmmm
    ikutin aja ya, ntar ada YoonHae momentnya kok. :D

    BalasHapus