Selasa, 13 Maret 2012

Long Legs Ahjussi? chapter 3

Genre : Romance
Cast : Yoona, Donghae, dan lain lain
Cuap-cuap penulis :

Kali ini akhirnya ada YoonHae moment! Huakakakakak!! Semoga suka ya, ^^

Happy reading everybody...



Tunggu dulu…

Siwon itu tinggi kan? Iya! Benar! Dia itu tinggi! Sangat tinggi, dan yang pasti lebih tinggi dari Yoona.

Siwon itu anak orang kaya…

Siwon itu baik dan sangat dewasa…

Siwon sering bertemu dengannya saat long legs ahjussi muncul, walaupun tidak dalam waktu yang bersamaan..

Saat ia mendapat surat di café, ia bertemu dengan Siwon pertama kali.

Saat ia di rumah sakit, beberapa saat setelah Siwon pulang ia bertemu dengan long legs ahjussi.

Saat di pemakaman, ia juga bertemu dengan Siwon dan long legs ahjussi yang meninggalkan bunga di pemakaman.

Jadi apakah Siwon…


Long Legs Ahjussi nya?


CHAPTER 3


Sebuah kontrakan kecil di dekat pemukiman kecil, Seoul, Korea Selatan.

Yeoja itu masih meringkuk di balik selimut tebalnya. Sesekali menggeliat-geliat karna merasakan cahaya yang berusaha masuk ke dalam rumah kecilnya dan merambat melalui sela-sela jendela yang tidak ditutup terlalu rapat.
Perlahan-lahan ia membuka matanya dan menguceknya sejenak sambil mengerjap-ngerjapkannya perlahan. Merasakan rasa kantuk yang masih sedikit menghinggapi dirinya. Setelah menguap dan meregangkan tubuhnya seperti kucing yang baru bangun tidur, ia lalu segera bangun dan merapikan kasur yang dipakainya.

.
.
.

Yeoja itu tersenyum sambil melangkah riang menikmati cuaca pagi ini. Cerah dan sedikit berawan. Menambah keindahan kota Seoul yang memang sudah cantik dan nampak sempurna. Berangkat ke sekolah saat cerah memang selalu membuat Yoona nampak riang gembira. Karna baginya, cuaca yang cerah berpengaruh banyak pada perasaan seseorang.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari arah belakang. Yoona spontan menghentikan langkahnya dan termenung mendapati sebuah mobil sport hitam berhenti di sampingnya, dan sesosok namja keluar dari dalamnya.

“Tak kusangka kau berangkat sepagi ini.” Ujar namja itu.

“Ahjussi? Sedang apa kau disini?” Tanya Yoona bingung.

“Bibi Yi Kyung bilang kau butuh tumpangan ke sekolah. Jadi aku jemput kau ke rumahmu. Tapi kau sudah berangkat rupanya.” Jelas Siwon sambil mendekati Yoona. Memaksa Yoona menengadah untuk melihat wajah lawan bicaranya yang memang bertubuh tinggi.

“Aish- Bibi Yi Kyung benar-benar menyebalkan. Maafkan aku ya, Ahjussi. Jadi merepotkanmu terus. Lain kali jika bibi Yi Kyung bercerita memelas jangan dihiraukan.” Jelas Yoona panjang-lebar.

“Hahahah dia tidak memelas seperti yang kau bayangkan, bodoh. Sudah cepat naik, kuantar sampai sekolah.” Siwon menunjuk mobil miliknya dengan gerakan dagu.

“Tidak usah, ahjussi. Nanti kau terlambat berangkat ke kantor.” Yoona tersenyum menunjukkan deretan giginya yang tertata rapi.

“Sekarang kau terlihat seperti yeojachinguku saja, eoh? Perhatian sekali pada ahjussi-mu ini..” goda Siwon sambil tertawa jahil.

“Ish! Sudah sana berangkat ke kantor!” Yoona mendorong kecil lengan Siwon dengan tenaga terkuatnya namun apapun yang terjadi, namja itu tak bergeming sedikitpun. Tenaga Yoona hanya seperti angin saja jika dibandingkan dengan tenaga Siwon dengan tubuh yang begitu kekarnya.

“Kau yakin tidak mau ku antar?” Tanya Siwon terakhir kalinya.

“Iya, ahjussi… Sudah sana berangkat! Pay pay!” Yoona melambai-lambaikan tangannya sambil tersenyum, padahal Siwon masih ada di hadapannya.

“Hati-hati, ne? Nanti sore biar aku yang menjemputmu.” Siwon mengusap-usap surai lembut Yoona sambil tersenyum. Dan benar saja, jantung Yoona seakan berdesir dan berdetak lebih kencang karna sepasang obsidian itu seakan mampu mengajaknya larut dan terhipnotis pada pesona pemiliknya.

“N-ne, a-arrasseo.” Jawab Yoona gelagapan, berusaha menyembunyikan rasa malu dan perasaan tak karuannya melihat perlakuan manis Siwon padanya.

“Aku berangkat. Sampai jumpa nanti.” Ujar Siwon sambil berlalu dan menyalakan mobilnya, lalu memacu kendaraan itu menuju kantornya meninggalkan Yoona yang masih melongo sambil tersenyum karna tingkah Siwon.

Dan tiba-tiba sebuah mobil dari belakang melaju kencang dan membuat genangan air di dekat Yoona terciprat dan mengenai baju Yoona, yang juga secara otomatis membuat Yoona tersadar dari lamunannya.

“YAHH!!!” makinya pada mobil yang langsung pergi yang ia yakin ia sendiri juga tak mampu mengejarnya karna kecepatan yang cukup tinggi.

“Aisssh! Ini semua karna Siwon Ahjussi.” Gerutu Yoona sambil berusaha membenahi dirinya sendiri.

.
.
.

“Apa yang terjadi denganmu, Yoon? Kau tampak berantakan!” sambut Sooyoung, teman sebangku Yoona yang melongo dengan mulut membentuk huruf ‘o’ melihat kondisi Yoona yang acak-acakan. Rambut Yoona yang diacak-acaknya sendiri karna frustasi, dan juga seragam yang dihiasi noda Lumpur dari gengangan air yang dicipratkan oleh manusia kejam yang mengemudikan mobil tadi itu.

“Kalau saja tadi mobil itu berhenti, sudah kuhajar pengemudinya!” ujar Yoona frustasi dengan ekspresi seram-dingin-mengerikannya.

“Sudahlah, sabar, sabar. Ayo duduk,” Sooyoung menarik lembut pergelangan tangan Yoona lalu mengajaknya duduk satu bangku dengan dirinya.

“Lee Songsaenim datang!” seru seorang siswa yang juga tak lama kemudian diiringi suasana sepi spontan dari kelas, dan mr.Lee yang memasuki kelas diiringi seorang namja yang berseragam sekolah seperti sekolah ini.

“Selamat pagi anak-anak.” Sapa lee Songsaenim ramah.

“Selamat pagi!” sahut anak-anak sekelas kompak.

“Hari ini kelas kami akan mendapat seorang siswa baru dari Busan. Donghae-ssi, silahkan memperkenalkan dirimu.” Ujar Lee Songsaenim pada namja yang sedang berdiri di sampingnya.

“Lee Donghae imnida, pindahan dari Busan. Bangapseumnida. Semoga bisa bekerjasama dengan baik.” Ujar namja itu sambil tersenyum ramah pada semua siswa, yang diiringi tepuk tangan dari beberapa yeoja yang nampaknya sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan namja itu, dan juga seruan dari beberapa namja yang nampaknya juga sudah ingin menggaet namja itu untuk masuk ke club eskul mereka.

“Baiklah, sekarang kau duduk di… tunggu dulu.” Lee Songsaenim membenahi kacamatanya sejenak sambil menatap Sooyoung dengan deathglare.

“Choi Sooyoung! Kenapa kau tidak duduk di tempatmu?” panggil Lee Songsaenim.

“Heheheh, jeoseonghamnida Songsaenim.” Sooyoung langsung berdiri dan berlari kecil menuju ke tempat duduk aslinya. Memang bukan disebelah Yoona seharusnya. Jika ada Lee Songsaenim, semua orang harus duduk di tempat yang telah ditentukannya.

“Nah, Donghae-ssi, kau boleh duduk di samping Cho Yoona. Dia murid yang cukup berprestasi di kelas ini. Aku yakin dia akan banyak membantumu.” Jelas Lee Songsaenim.

“Algetsseumnida, Songsaenim.” Donghae tersenyum ramah dan melangkah menuju tempat kosong disamping Yeoja berambut panjang yang ditunjuk lee Songsaenim itu.

“Baiklah, pelajaran hari ini dimulai dengan halaman 129.” Ujar Lee Songsaenim memulai pelajaran.

.
.
.

Donghae lalu menghempaskan tubuhnya ogah-ogahan ke atas kursi kosong disamping Yoona, lalu memejamkan matanya.
“Cho Yoona imnida. Senang berkenalan denganmu.” Yoona mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis. Tapi Donghae hanya melirik tangan itu sekilas, lalu membuang pandangannya.

“Aku tidak suka orang asing.” Katanya sombong. Demi apapun Yoona ingin menghajar namja ini jika saja ini bukan pelajaran Lee Songsaenim. Yoona paling benci orang sombong. Sungguh, sangat benci.

“Jika kau butuh sesuatu, jangan sungkan-sungkan tanyakan padaku, ne?” tawar Yoona masih berusaha ramah.

“Bisakah kau diam? Aku lelah menempuh perjalan Busan-Seoul, akan makin lelah lagi mendengar ocehanmu.” Sahut Donghae lagi dengan nada yang makin ketus.

OMO!! Rasanya sudah ada jutaan petir menyambar di balakang Yoona dengan api yang berkobar-kobar di matanya, ingin sekali rasanya mencekik namja sombong ini hingga mati lalu membuang mayatnya ke sungai atau memutilasinya jadi lima belas potong dan membagi-bagikannya pada fakir miskin. Tapi Yoona tak sesadis itu, hanya saja moodnya sedang buruk karna indsiden ‘pencipratan’ itu.

“Cih… tak kusangka pindahan dari Busan punya muka dua.” Cibir Yoona kesal. Yah, memang Yoona jika sudah marah kalimat-kalimat pedas pasti akan dengan mudah meluncur dari bibir mungilnya.

“Apa katamu?!” Namja tampan itu nampaknya juga sudah mulai tersulut emosinya. Terlihat dari nada suaranya yang makin meninggi.

“Betapa manis dan ramahnya seorang Lee Donghae didepan kelas. Tapi ternyata, jahat dan kejam. Cih… namja macam apa yang bermuka dua?” cibir Yoona lagi.

“Memang aku bermuka dua. Lalu kau mau apa?” Donghae menanggapi dengan santai. Salut, Donghae benar-benar mampu mengendalikan emosi dengan baik.

“Dengar ya, orang bermuka dua tak akan pernah dapat bantuan dariku!” Ancam Yoona.

“’jika kau butuh sesuatu tanyakan padaku, ne?’ bukankah itu juga muka dua? Dilihat dari sikapmu yang sekarang dan sikapmu yang tadi… jangan-jangan kau berkepribadian ganda?” Donghae malah makin asik menjahili Yoona.

Yoona mengepalkan tangannya di atas meja sambil menahan amarah yang seakan-akan ingin meledak dari kepalanya dan membakar seluruh sekolahan.

“Awas kau Lee Donghae!!!”
.
.
.

“Sudahah Yoon, sabar saja kenapa sih? Dia itu kan murid baru, tak mungkin selamanya bersikap sombong begitu…” ujar Sooyoung berusaha menenangkan Yoona yang sedari tadi mencabik-cabik roti makan siangnya seperti singa yang sudah 3 hari tidak memangsa daging.

“Tapi dia itu benar-benar…!! Aisssh!!” Yoona menggigit rotinya lagi lalu mengunyahnya tidak sabaran. Sementara Sooyoung tersenyum sendiri melihat Yoona sedang merajuk tanpa alasan yang jelas.

“Aku ingin minum soft drink. Kau mau tidak?” tawar Yoona. Sooyoung mengangguk. “Itu baik untuk mendinginkan emosimu.” Jawab Sooyoung. Yoona langsung beranjak menuju mesin minuman.

~*~

Yoona memasukkan satu lembar uang ke dalam mesin itu, lalu menekan beberapa tombol pada mesin itu, dan *TING* sebuah minuman keluar dari mesin itu. Yoona tersenyum, tak disangka hanya dengan memainkan sebuah mesin minuman, mood-nya langsung berubah jadi baik lagi.

Yoona melakukannya lagi untuk membelikan minuman untuk Sooyoung. Tapi setelah memasukkan uang, ia lalu berfikir sejenak, minuman apa yang diinginkan Sooyoung, ya? Ia baru ingat kalau tadi ia belum bertanya. Tanpa ragu yoona meninggalkan mesin minuman itu dan kembali untuk bertanya pada Sooyoung.

Dan sekembalinya ia dari Sooyoung, Yoona langsung melotot melihat seorang namja tengah menekan-nekan tombol mesin minuman dan mengambil minuman yang keluar dari sana, lalu dengan entengnya meminumnya.

“YAH!” seru Yoona sambil menghampiri namja itu.

“Mwo?” namja itu membalikkan tubuhnya dan menunjukkan wajah polosnya. Dan Yoona benar-benar melotot melihat siapa namja yang ada di hadapannya ini. Yap! Lee Donghae! Namja sombong dari Busan itu.

“Kau!! Keterlaluan sekali! Itu minumanku!” Yoona berusaha merebut minuman kaleng itu dari tangan Donghae. Namun dengan sigap Donghae menghindar dan menjunjung minuman itu lebih tinggi.

“Kau ini apa-apaan?! Beli saja minumanmu sendiri!” Donghae menjulurkan lidahnya dan merasa menang.

“Minuman itu kau beli dengan uangku!” seru Yoona kesal.

“Ooh, jadi uang yang tersangkut di mesin ini tadi itu uangmu?” Donghae tertawa licik bercampur dengan tawa geli.

“Aish! Cepat berikan minumankuu!!” Yoona mencoba melompat-lompat dan meraih minuman di tangan Donghae itu.

“Siapa suruh kau teledor? Dasar ceroboh.”  Donghae malah tertawa licik dan mengangkat minumannya makin tinggi.

Sementara itu Yoona masih berusaha melompat, dan melompat, dan melompat. Sementara Donghae masih berusaha menjunjung, menjunjung, dan menjunjung. Hingga akhirnya Yoona oleng, daaaann…

*CHUUU~*

Donghae menjatuhkan minumannya dan dengan sigap menahan tubuh Yoona yang ambruk menimpa dirinya. Tapi yah, bibir mereka menempel. Ya, semacam itulah.

Yoona yang koneksi otaknya sedang lambat hanya melotot, sementara Donghae nampak terpejam dan ‘menikmati’ kejadian tidak sengaja itu.

“DASAR YADONG!!!” Yoona memukul-mukul tubuh Donghae dengan keras. Yoona bisa saja membatingnya kalau saja pipinya sedang tidak dipenuhi warna merah sekarang.

“Kau yang ceroboh!” Donghae menahan tangan Yoona yang masih aktif memukuli dirinya.

“Kau mencuri ciuman pertamakuuuu!!!” Yoona berteriak-teriak panik dan Donghae spontan membungkam mulutnya dengan tangannya.

“Diam kau bodoh! Kau mau semua orang tahu kalau ktia tadi berciuman?” ancam Donghae.

*BRRRAK!!*

Nah, posisi membungkam itu baru posisi yang bagus untuk membanting seseorang. Akhirnya pelajaran Judo Yoona berguna juga untuk membanting namja yadong.

Donghae meringis kesakitan sambil memegangi punggungnya yang baru saja sukses mencium lantai dan tulang-tulang belakangnya yang sukses berbuyi ‘Krrak’ walaupun tak separah apa yang dibayangkannya, tapi tetap saja terasa nyeri.

“Aku Cho Yoona, pemegang sabuk tertinggi di kelas Judo. Salam kenal.” Yoona tersenyum menang sambil mengusap-usap tangannya, lalu menjulurkan lidahnya. Yoona lalu mengambil dompet Donghae yang tergeletak tak jauh dari tempat Donghae tergeletak, lalu mengambil selembar uang kertas seharga minumannya tadi.

“Terimakasih untuk ganti ruginya. Sampai jumpa.” Yoona melangkah pergi dengan riang, sambil bersenandung juga sesekali, meninggalkan Donghae yang baru saja berusaha duduk.

“Aku tahu namamu Cho Yoona, Aku tahu kau pemegang sabuk tertinggi kelas Judo, Dan aku tahu itu ciuman pertamamu…”

.
.
.

“Kau memang gila, Yoon. Membanting murid baru di hari pertamanya masuk sekolah… ckckckck…” Sooyoung berdecak kagum mendengar cerita Yoona. Sooyoung dan Yoona terus berjalan beriringan keluar menuju gerbang sekolah. Tentu saja mau pulang, ini kan sudah waktunya pulang.

“Biar saja! Biar tahu rasa dia. Berani-beraninya melawan Cho Yoona.” Yoona membusungkan dadanya merasa penuh kemenangan dan kepuasan.

“Dasar…” Sooyoung masih terkekeh geli melihat ekspresi senang Yoona.

“Tak kusangka mood-mu langsung berubah habis menghajar orang. Sepertinya kau memang cocok jadi gangster..” ejek sooyoung. Sementara Yoona masih tertawa dan meresapi kemenangannya tadi. Tapi tiba-tiba langkah dan pandangannya terhenti saat melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman sekolahnya. Ia memutar otak, berusaha mengingat dimana ia pernah bertemu mobil seperti itu.

Ia terus mengingat, mengingat, mengingat, hingga akhirnya…

“Itu mobil yang tadi pagi!” seru Yoona sambil membuat huruf ‘o’ dengan mulutnya.

“Mobil ap- ah! Mobil dengan pengemudi kurang ajar yang tadi pagi maksudmu?” Tanya Sooyoung, Yoona langsung memandang sinis mobil itu sambil berfikir keras. Hingga akhirnya, ia berlari menuju mobil itu.

“Yah! Yoona-ya!” Sooyoung berusaha mengejar Yoona.

.
.
.

“Kau ini benar-benar jahat sekali Yoon. Belajar darimana kau, eh? Kyuhyun Oppa?” ejek Sooyoung.

“Hmm, begitulah. Kyuhyun oppa sering melakukannya, makannya aku ahli sekali.” Yoona tersenyum licik seperti Oppanya, sambil masih sibuk dengan ‘misi’nya.

“Yoon! Sepertinya ada yang datang!” seru Sooyoung.

“Sudah! Ayo sembunyi!” Yoona tersenyum puas, lalu cepat-cepat menarik Sooyoung untuk bersembunyi di balik semak-semak.

Benar, seorang namja datang dan menghampiri mobil itu. Wajahnya memang tidak terlalu kelihatan karna Yoona dan Sooyoung bersembunyi cukup jauh dari mobil itu. Belum sempat namja itu masuk ke dalam mobil, ia sudah terkejut duluan melihat keempat ban mobilnya gembos. Sementara dibalik semak-semak Sooyoung dan Yoona ber-tos ria sambil tertawa puas melihat gerak-gerik bingung korbannya. Tapi tunggu dulu…
Seorang namja lainnya datang menghampiri namja kebingungan itu. Dan Yoona hafal benar siapa itu.

.
.
.

“Kenapa bisa begini?” Tanya Donghae entah pada siapa sambil menggaruk-garuk kepalanya melihat keempat ban mobil dihadapannya gembos. Jika ini mobilnya mungkin tidak apa-apa, tapi masalahnya ini bukan mobil miliknya, tapi milik- nah itu dia pemiliknya datang.

“Ada apa, hae?” Tanya namja tinggi itu, yang tak lain adalah CHOI SIWON!

“Entahlah Hyung, mobilmu tiba-tiba begini. Maafkan aku hyung. Sungguh.” Ujar Donghae memelas.

“Hmm, sepertinya ini disengaja. Apa kau habis bertengkar?” Tanya Siwon lagi.

“Andwae! Aku tidak mungkin berteng-“ otak Donghae berhenti sejenak dan memutar kejadian tadi pagi. Saat di kelas, dan juga di canteen. Apa mungkin Yoona?

“Nah, benarkan apa kataku? Ini pasti musuhmu.” Ujar Siwon tenang.

“Tapi Hyu-“

“Ahjussi!!” Panggil sebuah suara. Suara yeoja. Yang Donghae dan Siwon hafal siapa itu.
“Loh? Yoona? Sedang apa disini?” Tanya Siwon sambil tersenyum menyambut Yoona dan seorang yeoja lain yang berada di samping Yoona.

“Kau?! Pasti kau yang merusak mobil Hyung-ku! Iya kan!?” tuduh Donghae langsung.

“Ahjussi! Kau kenal namja ini?” Yoona malah tak memperdulikan Donghae yang daritadi terus mengomel.

“Dia ini adalah re-“

“Rekan baiknya Siwon Hyung! Jadi apa maumu merusak mobil hyungku, heh?” Donghae langsung memotong kalimat Siwon.

“J-jadi ini mobilmu, ahjussi?” Tanya Yoona polos. Siwon mengangguk sambil tersenyum, Donghae masih kesal dan terus menggerutu, Sooyoung kebingungan.

“M-Mianhae ahjussi. Sungguh maafkan aku. Aku melakukannya karna mobil ini tadi pagi hampir menyerempetku dan mencipratiku dengan genangan air. Aku hanya ingin balas dendam.” Yoona mengadu pada Siwon dengan mata polosnya. Siwon menepuk-nepuk pelan kepala Yoona.

“Kau hampir diserempet?” Tanya Siwon khawatir. “Tapi aku baik-baik saja, ahjussi.” Yoona tersenyum.

“Kalian ini benar-benar. Kenapa masih sempat-sempatnya pacaran?” kali ini Sooyoung angkat bicara.

“Eer- nona ini benar. Donghae, apa kau yang membuat genangan air itu mengenai Yoona? Kau pasti berkendara cepat lagi, kan?” Siwon langsung bertanya pada Donghae, walaupun tidak seram, tapi Siwon benar-benar terlihat bijak dan seperti orang tua.

“Eer—begitulah Hyung. Aku takut terlambat tadi pagi. Tapi aku tidak tahu kalau ada yang terkena genangan air saat aku mengemudi.” Jelas Donghae sambil tersenyum malu.

“Nah, Ahjussi. Tadi pagi dia juga menjahati aku dan berbuat yadong padaku!” Yoona mengadu lagi, membuat Siwon terkekeh geli sambil terus-terusan membelai surai hitam Yoona yang terurai rapih.

“Aish! Dasar pengadu!” Donghae menggerutu.

“Hae, lakukanlah apa yang harusnya dilakukan laki-laki.” Perintah Siwon tenang.

“Iya, iya. Yoona, maafkan aku ya tadi pagi sudah mengotori pakaianmu. Dan juga mengambil minumanmu tadi, dan juga sudah mencuri ci-“

“Iya iya kumaafkan! Tak perlu dilanjutkan!” Yoona buru-buru memotong Donghae. Tidak lucu kan kalau Siwon tahu soal ‘ciuman kecelakaan’nya dengan Donghae?

“Nah, kalau semua masalah sudah selesai, aku pamit pulang dulu.” Ujar Sooyoung.

“Nona, apa perlu kuantar?” tawar Siwon tiba-tiba.

“Tidak perlu, terimakasih tuan. Yoon, aku pulang dulu ya.” Sooyoung pamit.

“Tidak apa, sungguh. Yoon, kau pulang dengan Hae ya? Hae, antarkan Yoona dengan mobilmu sendiri.” Siwon melemparkan sebuah kunci mobil pada

“HAH?!” seru Donghae dan Yoona bebarengan.

“Ayo nona. Kami duluan.” Siwon mengajak Sooyoung pulang bersamanya dan meninggalkan Donghae dan Yoona yang masih melongo kebingungan.

.
.
.

From : Choi Siwon

Ajaklah dia bicara, Hae. Sampai kapan kau mau bersembunyi terus?

Begitulah pesan singkat dari Siwon yang baru saja dibaca Donghae. Benar juga, dia tak bisa terus diam-diaman dengan Yoona seperti ini, kan?

“Kalau kau diam terus, kau akan ku-culik!” ancam Donghae yang sekaligus memecahkan keheningan diantara ia dan Yoona selama ia tadi mengemudikan mobilnya.

“Ish! Mengemudi saja! Tidak usah cerewet!” perintah Yoona sambil kembali mengamati jalanan.

“Dasar…” gerutu Donghae sambil terus mengemudi.

Sementara Yoona masih terlarut dengan pikirannya sendiri. Tentang kenapa Siwon mengantar Sooyoung, Kenapa harus Sooyoung, kenapa Siwon bukannya mengantar dirinya, kenapa Siwon seakan tak peduli padanya, seharusnya ia yang sedang tertawa bersama Siwon dalam mobil, apa yang sedang dilakukan Siwon bersama Sooyoung, ah, banyak sekali.
“Apakah selama ini kebaikanmu padaku itu hanya sebuah kewajibanmu sebagai laki-laki, ahjussi?” Yoona masih sibuk berfikir.

“Sudah sampai.” Ujar Donghae singkat sambil melepas sabuk pengamannya sendiri dan turun dari mobil.

Yoona yang masih setengah sadar dari lamunannya juga melepas sabuk pengamannya dan ikut-ikutan turun dari mobil.

Namun setelah ia turun dari mobil, ia sedikit terkejut mendapati ia sekarang tengah berada di sebuah café yang ia hafal betul café siapa ini. Ini café bibi Yi Kyung. Tapi kenapa… Donghae bisa tahu café ini?

.
.
.

“Ah, akhirnya kau tiba. Makananmu sudah kusiapkan dibelakang.” Ujar Bibi Yi Kyung menyambut Yoona.

“Aku sudah makan tadi bi, umm, namja yang memakai seragam sepertiku duduk di mana bi?” Tanya Yoona.

“Dia duduk di pojok. Tempat favoritmu.” Ujar bibi Yi Kyung.

“Benarkah? Kalau begitu aku kesana dulu ya bi.” Yoona lalu beranjak mencari Donghae.

Benar, ia menemukan namja itu sedang termenung di kursi favoritnya sambil memadang kosong ke arah jalanan. Kenapa ia seperti ini?

“Kau duduk di kursi favoritku!” seru yoona sambil menghampiri Donghae.

“Kau ini benar-benar..!” Donghae menahan nada suaranya seakan ingin meledakkan sesuatu.

“Hehehehe, mian! Aku kan suka bercanda.” Yoona tersenyum polos.

“Cih.. Kau ini apa benar-benar punya kepribadian ganda? Saat kau membantingku, dan saat kau bermanja-manja dengan Siwon hyung dan juga denganku seperti ini kalian nampak jauh berbeda.” Cibir Donghae.

“Aku tetap aku! Aku tak punya kepribadian ganda, hanya saja aku cepat beradaptasi dengan keadaan sekitarku.” Jelas Yoona seakan-akan ‘kecerobohan sifatnya’ adalah sesuatu yang membanggakan.

“Beradaptasi? Jadi denganku kau jahat, dan dengan Siwon Hyung kau baik? Begitu?” Donghae menopang dagunya.

“Hmm, Kau kan menyebalkan dan licik, jadi aku juga harus begitu untuk mengimbangimu. Sementara Siwon Ahjussi itu baik dan lembut. Jadi aku juga harus bersikap baik padanya.” Yoona menjelaskan panjang-lebar.

“Dasar kekanakan.” Cibir Donghae. Yoona hanya mendengus kesal kali ini. Tidak melontarkan kalimat pedas pembalasnya seperti biasa.

“Dan kenapa kau memanggilnya ahjussi? Dia kan masih belum setua itu.” Tanya Donghae penasaran.

“Hmm, itu karna Siwon Ahjussi sangat dewasa dan baik dan pengertian dan perhatian dan penyayang dan-“

“Sudah hentikan. Balada ‘dan’ mu itu bisa membuat kepalaku pecah.” Potong Donghae cepat. Yoona mendengus kesal (lagi)

“Kenapa kau tidak memanggilku ahjussi saja?” Tanya Donghae. Tawa Yoona langsung meledak seketika.

“Memanggilmu ahjussi? Tak akan! Kau itu masih kekanakan, dan menyebalkan, dan licik, dan jahat, dan-“

“Bisakah tidak menggunakan kata ‘dan’ terlalu banyak? Kepalaku mau pecah.” Kata Donghae ketus lagi.

“Kau ini menyebalkan sekali. Kau ingin aku menjawab pertanyaanmu, tapi apapun jawabanku kau caci! Cih…” Yoona mendengus kesal. (lagi)

“Kenapa kau harus menilai seseorang dari sikap awal mereka? Tidak bisakah kau mengenal mereka dulu baru menilai mereka?” Tanya Donghae lagi.

“Karna menurutku kesan pertama 85% akurat.” Jawabnya yakin.

“Kalau begitu masih ada 25% orang yang tidak kau nilai dari kesan pertamanya kan?” Tanya Donghae lagi.

“Hmm, begitulah. Memang kenapa sih? Kau sepertinya menginterogasiku terus..”

“Kalau begitu masukkan aku kedalam golongan 25% itu.” Ujar Donghae tiba-tiba. Donghae juga memusatkan sepasang caramelnya tepat di mata bening Yoona.

“A-apa m-maksudmu?” Yoona gelagapan ditatap seperti itu.

“Jangan nilai aku dari kesan pertama kita bertemu. Karna sejauh apapun kau mengenalku, kesan pertamaku akan selalu melekat padamu. Dan seperti apapun aku menjelaskannya kelak, kau takkan mau mengerti…” jelas Donghae.

“Aku tidak mengerti.” Jawab Yoona sekenanya.

“Sudah, lupakan saja. Cepat bawakan aku blueberry pie dan cappucinno!” perintah Donghae.

“Eh? Kau ini apa-apaan sih? Kenapa memerintahku begitu?” Yoona malah makin bingung dengan berubahnya sikap Donghae.

“Kau pelayan di café ini, kan? Ppalii!” suruh Donghae.

“Memang aku pelayan, tapi hanya weekend saja.” Sahut Yoona cepat.

“Tetap saja kau pegawai disini. Ini kan café bibimu, Sudah sana cepat!” perintah Donghae lagi. Namun saat Yoona akan beranjak, ia tersadar akan sesuatu.

“Hae-ya! Darimana kau tahu kalau aku menjadi pelayan di café ini?” Selidik Yoona curiga. Dan BINGO! Raut muka Donghae berubah panik.

“Dan darimana kau tahu ini café bibiku?” selidik Yoona lagi. Donghae tidak bergeming. Seperti masih bingung mencari jawaban.

“A-aku…”















TBC

6 komentar:

  1. unni ff nya tambah keren aja deh ^^ aaa itu pasti si long legs ahjussi nya hae oppa! tadi kan si siwon oppa bilang supaya dia cepet2 ngajak ngomong yoong unni~~ kyakyakya!! aku paling suka bagian ini unn

    “Aku tahu namamu Cho Yoona, Aku tahu kau pemegang sabuk tertinggi kelas Judo, Dan aku tahu itu ciuman pertamamu…”

    yaampun ga nyangka pasti ini hae oppa deh ahjussinya :D yoong unni jail banget yaaa~ lanjut unni! fighting!

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak yaaa, heheheheh. Kok kamu yakin banget kalo itu Donghae? Padahal kaaannn... ._.

      Aku sendiri juga suka bagian itu, hahahahah :D

      Makasih banyak yaaa :)

      Hapus
  2. aku juga gatau kenapa yakin sama hae -___- tp semoga diaaa iyaaa unn! keren banget yaaaa menyentuh abisss

    BalasHapus