Senin, 12 Maret 2012

Our Alphabet Love (A-J) -2min Fanfiction-


Our Alphabet Love *A-J* (2Min Fanfiction)

Genre : Romance, YAOI (Don’t like don’t read)
Cast : Minho, Taemin, and other cast
Cuap-cuap penulis :

Fanfict ini aku buat karna request dari seorang kawan :D
Enjoy! Happy reading… ^^



-A for Airplane-

“Kau kenapa, Taemin-ah?” Minho melirik namja imut yang sedang duduk tegang sambil memejamkan matanya erat-erat itu.

“A-aku t-takut H-hyung…” jelas namja imut yang sekarang kita ketahui bernama Taemin itu sambil memejamkan matanya makin erat dan meremas ujung bajunya sendiri.

“Ya Taeminnie? Kau takut naik pesawat, eoh?” Tanya Minho lagi sambil memperhatikan Taemin dengan serius. Taemin lalu mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan sang namjachingu.

“Tenanglah, chagiya. Semua akan baik-baik saja…” Minho menarik tangan kiri Taemin yang masih kaku lalu menggenggamnya lembut.

“A-aku t-takut H-hyung… J-jeongmal…” Taemin berusaha berbicara walaupun tubuh mungilnya masih bergetar ketakutan.

Minho tersenyum geli melihat tingkah kekanakan Taemin. Ia lalu menelusupkan tangannya ke belakang punggung Taemin untuk mengusap-usap punggung namja mungil itu untuk sekedar memberikan rasa tenang.

“Sudah, tenang. Semuanya akan baik-baik saja.” Minho lalu menarik sedikit tubuh Taemin agar mau condong ke arahnya, hingga akhirnya kepala Taemin bersandar pada bahunya. Minho lalu mengusap-usap bahu kiri Taemin lembut.

“Hangat Hyung…” tutur Taemin polos yang mengundang tawa geli Minho yang langsung saja meledak.

“Hahahahah! Tentu saja, babbo! Aku sedang memelukmu begini…” Minho tersenyum sambil mengacak-acak gemas rambut Taemin.

-B for Book-

“Hyuuung!!” Rengek Taemin manja. Ini adalah rengekan ke seratus lima puluh dua kalinya terdengar di telinga Minho.

“Hmm?” Minho hanya berdehem untuk menanggapi.

“Ayo tidur! Jangan membaca terus!” Taemin menggembungkan pipinya imut sambil meninju-ninju pelan lengan Minho.

“Hmm, sebentar lagi…” Minho masih asik membolak-balik dengan sabar lembar demi lembar buku tebal yang sedang dibacanya.

“Ah ya sudah!” Taemin merajuk juga akhirnya. Ia langsung berbaring sambil menutupi dirinya sebatas leher dengan selimut tebal berwarna putih itu. Meninggalkan Minho yang tengah duduk di sampingnya sambil masih asik membaca.

Dan Minho hafal benar sikap namjachingunya yang seperti ini. Ia harus segera menuruti kemauan Taemin, jika tidak ini akan berlanjut hingga besok pagi.
Ia lalu melepas kacamata bacanya, lalu meletakkannya diatas meja kecil di samping tempat tidurnya bersama dengan bukunya.

Lalu ia menyamankan diri dengan posisi berbaringnya, dan memeluk Taemin dari belakang.

“Mianhae.. Aku sering mengacuhkanmu saat aku membaca buku..” ujar Minho. Taemin yang mendengarnya langsung berbalik dan memandang namjachingunya itu kesal.

“Makanya jangan membaca terus!” gerutu Taemin sambil mengerucutkan bibirnya. Minho langsung mengecup bibir itu sekilas, membuat semburat merah tergores di pipi Taemin yang langsung menundukkan sedikit kepalanya.

Minho merengkuh tubuh Taemin dan membawanya dalam dekapannya. Dekapan penuh kehangatan yang selalu menjadi milik Taemin. Taemin-pun berusaha memposisikan dirinya senyaman mungkin dalam pelukan Minho.

“Selamat Tidur, chagiya.” Ujar Minho.

“Hmm, Selamat tidur juga untukmu Hyung.” Sahut Taemin lirih sebelum ia bersama Minho masuk ke alam mimpi.

-C for Chocolate-

“Ya Taeminnie! Jangan makan cokelat terus! Lihatlah bibirmu belepotan begini!” Minho mengelap bibir Taemin dengan tissue untuk yang kesekian kalinya.

“Kenapa sih, Hyung? Aku kan suka makan inii… Kau mau?” Taemin menyodorkan cokelatnya pada Minho.

“Tidak terimakasih.” Minho masih sibuk mengelapi bibir Taemin yang belepotan cokelat.

“Ayolah Hyuuung, kau harus coba! Satu saja! Yayaya?” Taemin memohon dengan puppy eyesnya dan pipi menggembung imut andalannya sambil menyodorkan cokelatnya di bibir Minho.

Dan bisa ditebak, Minho mengalah (Lagi -_-). Ia lalu menggigit sedikit cokelat milik Taemin itu.

“Yay!” Sorak Taemin gembira. “Mwo?” Minho malah bingung dengan sorakan Taemin.

“Kau barusan sedang indirect kiss denganku, Hyung! Hahahah!!” Taemin tersenyum lucu. Minho sekarang malah ikut-ikutan tersenyum sambil mengacak-acak rambut Taemin gemas.

-D for Duck-

“Kenapa harus bebek, Hyung?” Taemin mengeluh sambil terus mengekor di belakang Minho. Ia benar-benar kesal karna Minho membelikannya gantungan kunci berbentuk bebek kuning, bukan angsa putih seperti yang ia mau.

“Apa bedanya, hm?” Minho berbalik sambil menatap wajah Taemin yang sedang kesal itu. Benar-benar tontonan yang menarik buat Minho.

“Tentu saja berbeda Hyuung! Bebek itu jelek, tidak lucu! Nah kalau angsa itu anggun, cantik, keren, putih, pokoknya mereka itu berbeda hyung!” jelas Taemin panjang-lebar. Minho benar-benar suka saat Taemin menjelaskan sesuatu. Matanya menerawang jujur ketika ia bercerita.

“Kalau begitu kau jelek! Karna buatku, kau seperti bebek!” Minho mencubit hidung Taemin. Taemin mengernyitkan dahi tidak mengerti sambil memiringkan sedikit kepalanya.

“Kau itu manja, dan selalu mengekor padaku seperti Bebek.” Minho menepuk-nepuk kepala Taemin lembut. Taemin malah mengerucutkan bibirnya.

“Nah, kan! Mirip sekalii!!” Minho malah tertawa sambil menunjuk gantungan kunci yang sedang digenggam Taemin bergantian dengan bibir sang pemilik gantungan kunci. Benar, bibir Taemin saat sedang kesal mirip dengan paruh bebek.

“Kau selalu saja mengejekku hyung.” Gerutu Taemin sambil bersungut-sungut. Minho langsung mendekap Taemin dan mencium pucuk kepalanya.

“Tapi aku suka bebek yang manja. Karna bebek itu selalu merasa membutuhkan aku. Bebek itu selalu menyayangiku.” Jelas Minho.

“Aku juga selalu menyayangimu Hyung. Kalau begitu aku seperti bebek?” Taemin tersenyum sendiri. Minho mengangguk dan mengeratkan pelukannya.

-E for E-mail-

To : Minho@gmail.com
Subject : Bogoshipoyo~~

Hyuuung!! Jeongmal Bogoshippo! Aku merindukanmu Hyung, sungguh.
Kapan kau pulang dari Jepang? Aku ingin makan es krim lagi denganmu, ingin mendengarkan musik bersamamu, pokoknya aku ingin semuanya denganmu Hyung!
Cepatlah pulang, Arra? ^o^


-Dari namjachingumu yang paling imut-
TAEMINNIE~

*CLICK CLICK*

Rasanya dunia sekarang memang semakin maju dan canggih saja. Hanya dengan beberapa klik disana-sini, sepasang kekasih masih bisa tetap saling berhubungan dan mengetahui kabar masing-masing walaupun terpisahkan oleh jarak yang begitu jauhnya.

From : Minho@gmail.com
Subject : Re; Bogoshippoyo~~

Kau ini benar-benar ya, aku baru menginap di sini dua hari kau sudah berteriak-teriak seperti ibu-ibu kehabisan barang diskon saja.
Gara-gara kau, aku jadi tidak konsentrasi latihan sama sekali karna memikirkanmu terus.

Iya, iya Aku juga sangat merindukanmu, Minnie Chagi. Bersabarlah, seminggu lagi kau akan mendengarkan musik bersamaku, makan es krim bersamaku, dan main computer bersamaku lagi. Oke? Jaga pola makanmu, jangan makan coklat terus, dan jangan tidur terlalu malam.Arra?

-Dari namjachingumu yang juga sangat imut :P-
MINHO

-F for Fork-

“Aku tidak bisa menemukan garpunya, Hyung” Taemin merengek sambil menghempaskan sebal tubuhnya di atas sofa.

“Garpu untuk apa, hm?” Minho merangkul Taemin dan ikut-ikutan menghempaskan tubuhnya sendiri ke sofa disamping Taemin.

“Aku kan tadi baru mencoba masak Pasta Hyung. Mana mungkin kita makan pasta tanpa garpu?” Taemin mengerucukan bibirnya kesal sambil melipat tangannya di depan dada.

“Kalau begitu makan dengan sendok saja kenapa? Repot sekali…” Minho terkikik geli.

“Hyung! Pasta itu harus dinikmati dengan garpu, baru terasa enak!” Taemin berceloteh panjang lebar.

“Sudah kau cari di lemari belum?” minho mengusap pucuk kepala Taemin lembut.

Taemin mengangguk-angguk lucu. “Sudah, tapi tidak ada garpu sama sekali.”

“Lalu ini apa?” Minho mengeluarkan sekotak garpu baru dari saku jaketnya. Taemin melotot lucu sambil memperhatikan kotak garpu dan wajah namjachingunya bergantian.

“Aku menemukannya di rak dekat tempat ramyun. Kau yang teledor meletakkannya.” Minho tersenyum sambil menatap wajah Taemin gemas.

“Kau benar Hyung!! Aku lupa!! Hehehehe” Taemin menepuk dahinya sambil tersenyum malu.

“Teledor sekali…” Minho mencubit hidung Taemin dan mencium kening namja itu gemas.

-G for Games-

“Kalau aku menang, kau harus mentraktirku makan es krim!” seru Taemin bangga.

“Baik! Tapi kalau aku yang menang, kau harus menciumku! Di sini!” Minho menepuk-nepuk bibirnya. Dan pertarungan sengitpun dimulai.

Hanya main game perang online memang, tapi kegiatan ini sudah rutin dilakukan Minho dan Taemin untuk mengisi waktu luang saat istirahat dari latihan ataupun show yang mendera mereka.

***

“Tidak bolehkah aku menciummu di pipi saja, hyung?” tawar Taemin. Minho menggeleng sambil tersenyum licik.

“Tidak! Sesuai perjanjiannya, kan? Cium disini!” Minho menunjuk-nunjuk bibirnya.

Taemin yang awalnya ragu-ragu lalu memejamkan matanya dan menarik nafas panjang, sekedar untuk menghilangkan rasa gugupnya. Walaupun Taemin sudah sangat sering berciuman dengan Minho, Tapi gugup juga rasanya kalau Taemin yang harus melakukannya duluan.

Dan akhirnya wajah itu mendekat dan mulai berani menghapus jarak diantara mereka. Dan selanjutnya… aish, biarkan saja mereka begini. Tidak usah tahu apa yang terjadi selanjutnya, kan?

-H for Handphone-

.Jeongmal Saranghaeyo.

Pesan teks itu masuk lagi ke handphone Taemin untuk yang ke dua puluh sembilan kalinya. Ia hanya merengut kesal mendapati pesan teks yang sama masuk ke handphonenya. Siapa yang terus-terusan menterornya begini, coba?

.Jeongmal Saranghaeyo.

Oke, dan sekarang totalnya jadi tiga puluh kali. Taemin bisa saja berteriak-teriak sambil meronta frustasi jika saja saat ini ia sedang tidak ulangan.

.Jeongmal-jeongmal Saranghaeyo.

Oh astaga, siapa sebenarnya orang ini? Apa mungkin Minho Hyung?

.Sudah jangan cembertu begitu, jelek tau.

Taemin melotot lucu membaca pesan teks baru itu. Ia langsung saja mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, dan ia langsung cemberut kesal saat mendapati Minho sedang tersenyum geli dari luar ruang ujiannya sambil melambai-lambaikan tangannya yang sedang memegang handphone.
.Semangatlah chagiya, aku tahu kau itu memang tidak sepintar murid-murid lain, tapi bagiku kau tetap jenius. Hehehehehe.

Taemin tersenyum membaca pesan singkat itu, lalu melirik keluar ruangan tepat ke arah minho yang sedang berdiri dan membentuk tanda hati dengan tangannya.

-I for Ice Cream-

Belepotan. Kata itu paling nggak bisa dilepas dari yang namanya Taemin apalagi kalau pas makan es krim. Taemin pasti bisa menghabiskan hari liburannya hanya untuk makan es krim. Seperti sekarang.

Minho terus saja menggelengkan kepalanya mendapati namja dihadapannya ini- yang tak lain adalah namjacingunya- sedang asik menikmati setiap sendok es krim rasa stroberi yang baru saja dibelikannya sepulang kuliah tadi.

“Enak sekali lo Hyung, benar kau tak mau?” Taemin menyodorkan sendoknya dengan muka imut yang benar-benar terlihat sangat aegyo. Jika saya Minho mau, Taemin mungkin bisa ditelannya bulat-bulat saat ini juga.

“Habiskan saja chagiya, aku mau mandi dulu.” Minho beranjak dari tempatnya, hendak meninggalkan Taemin. Namun saat ia melangkah melewati Taemin, terbersit sesuatu dalam pikirannya. Ia lalu membalik tubuh Taemin dan mengecup bibir namja mungil itu sambil menghabiskan sisa-sisa es krim yang belepotan di bibir Taemin tadi.

“Benar, es krimnya enak.” Minho mengerling nakal sambil menepuk-nepuk kepala Taemin sesudah ritual ‘makan es krim’ singkatnya.

Taemin hanya bisa menunjukkan rona merah yang sudah memenuhi kedua pipi chubby-nya sambil tersenyum lucu.

-J for Jacket-

Di sebuah Halte, dekat Café di ujung jalan, Seoul, Korea Selatan.

Minho menatap gemas namja imut yang sedang duduk memeluk lutut di sampingnya. Rambutnya yang basah terkena air hujan dan pipinya yang merah karna suhu udara yang dingin membuat Minho semakin gemas dengan salah satu mahkluk ciptaan Tuhan yang selalu menyempurnakan hari-harinya ini.

Siapa lagi kalau bukan Taemin? Namja yang masih duduk di kelas 2 SMA yang benar-benar masih sangat kekanakan, dan yang punya kelainan juga karna ia menyukai Minho yang notabene-nya sesama namja. Bibir bawah Taemin terus saja bergetar dan tubuh mungilnya bergetar sesekali saat hembusan angin di tengah hujan menerpa kulit putihnya yang terlihat pucat sekarang karna kedinginan.
“Hey… Apakah masih dingin?” Minho merangkul Taemin, berusaha menyalurkan rasa hangatnya. Taemin mengangguk sambil menunjukkan sepasang mata beningnya yang bersinar indah di tengah hujan.

Minho langsung dapat ide. Persis seperti adegan di film-film Korea yang ditonton ibu atau nuna-nya saat weekend. Yaitu ketika sang namja memberikan jaketnya pada yeoja yang sedang kedinginan. Benar-benar romantis.

Minho langsung melepas jaket yang saat ini tidak terlalu basah, namun cukup tebal menurutnya. Lalu ia melingkupkannya melalui kedua bahu Taemin hingga jaket itu menyelimuti Taemin dari belakang.

“Goomawo Hyung, tapi apa tidak apa?” Taemin tersenyum manis sambil mengusap wajahnya sendiri yang agak basah sehabis kena hujan yang mendadak datang itu.

“Hmm, Gwaenchana.” Minho tersenyum manis sambil mengusap rambut Taemin yang basah. Lalu ia merangkul Taemin dan membiarkan namja imut itu menyandarkan kepalanya di bahu lebarnya.

“Bisakah kita seperti ini terus, Hyung?” Tanya Taemin tiba-tiba membuat Minho otomatis mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

“Hm? Apa maksudmu? Mullon. Kita akan selamanya seperti ini.” Minho tersenyum penuh kepastian pada Taemin.

“Tapi bedanya, nanti akan ada sepasang cincin pengikat di jari manis kita.” Tambah Minho lagi. Taemin terkekeh geli.

“Kau ini Hyung… kita kan sama-sama namja…” ujar Taemin berat sambil menghempuskan setiap nafasnya yang mulai mengeluarkan asap dingin.

“Aku tahu. Apa kau tidak mencintaiku karna aku namja?” goda Minho.

“Eh? Tentu saja tidak, Hyung. Aku merasa aku benar-benar mencintaimu. Molla. Aku tak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya pada yeoja ataupun namja lainnya. Aku merasa tak mampu seharipun hidup tanpa dirimu, tanpa mendengar suaramu, tanpa melihat tawamu, aku tak mampu bila tanpamu.” Jelas Taemin panjang lebar, Minho mengeratkan rangkulannya.

“Aku tahu rasanya. Aku juga sedang mengalami itu.” Minho mengecup pucuk kepala Taemin lalu mengusap-usapnya lembut.

“Benarkah?” Taemin menatap namja yang barusan melepaskan rangkulannya itu sejenak, lalu kembali bersandar pada bahunya lagi dan merasakan rangkulan hangat milik sang namja.

“Tentu saja. Neomu-neomu Saranghae.” Ujar Minho sambil menggenggam tangan Taemin yang terbebas.

“Hmm, Nado Hyung. Nado Neomu-neomu-neomu saranghae…” Taemin menggenggam balik tangan Minho dengan tangan lainnya yang terbebas.

“Apapun yang terjadi.. Kau harus selalu bersamaku. Arra?” ujar Minho memastikan. Taemin mengangguk-angguk lucu.

“Mullon.” Jawab Taemin singkat sambil memejamkan matanya. Meresapi hangat yang menjalari tubuhnya. Beberapa saat seperti itu. Hening, dan hanya ditemani suara rintik-rintik hujan yang menimbulkan entah nada apa. Juga suara hembusan nafas dua orang namja yang sedang kedinginginan namun saling menghangatkan ini.

“Hyung, bolehkah aku bertanya?” ujar Taemin memecah keheningan.

“Hm, waeyo?” sahut Minho ringan.

“Yang hangat ini jaketmu, atau pelukanmu?” kalimat polos selalu saja terlontar dari bibir Taemin. Minho tersenyum sebentar, lalu mengeratkan rangkulannya juga genggaman tangannya.

“Jaket dan pelukanku memang hangat. Tapi, cinta kita jauh lebih hangat.” Ujar Minho sambil tersenyum jahil.

“Dasar…” Taemin tersenyum malu dan tersanjung sambil meninju dada Minho pelan. Dan akhirnya kedua namja itu tertawa juga, kan? J












END

1 komentar: