Senin, 30 Januari 2012

A Family Secret....

Okedeh, cuap cuap penulis dulu yaaaa :)

Kali iniiii.... aku mau bikin fanfict tentang YoonHae happy family lagi. ^o^
Tapi kali ini agak sedih, soalnya membuka rahasia mereka di masa lalu.
Rahasia apayaaa? mau tau? baca aja ndiri :P
Enjooy :)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Ibu rumah tangga ini sedang sibuk. Benar-benar sibuk. Yah, setidaknya karna sekarang ia sudah menjadi seorang ibu rumah tangga, kan? *mbulet ae*Okey, serius. 

Matahari masih malu-malu untuk terbit dan 'tampil' di depan semua orang hari ini. Jelas saja! ini kan masih jam 4 pagi! -_- Namun seorang ibu rumah tangga muda malah sedang sibuk di halaman belakang.  

Yoona menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu menggelung rambut panjangnya yang tadinya ter-urai , menarik nafas panjangnya dan menghembuskannya, lalu kembali bekerja lagi. Sekarang ia sedang mencuci pakaian. Banyak sekali pakaian mereka seiring bertambahnya jumlah anggota keluarga mereka. Sang suami yang notabene adalah pengusaha dan pemimpin sebuah perusahaan besar di Seoul tentu saja harus bergonta-ganti pakaian dan menjaga imagenya sebagai 'tuan besar'.


Lalu anak sulungnya, seorang namja imut yang tampan sekali bernama Lee Yun Duo memang berbeda dari namja cilik lain seusianya. Kenapa? Karna anak ini lebih senang menghabiskan waktunya bersama buku-buku pelajaran atau buku bacaan lain, persis seperti ibunya. Dan ia juga sering sekali menghabiskan waktunya untuk bermain gitar. Walaupun masih 8 tahun, Yun Duo sudah cukup hebat memainkan beberapa lagu korea dengan gitarnya. Walaupun pakaiannya tidak banyak, tapi namja kecil ini mudah sekali berkeringat. Jadi harus sering-sering ganti pakaian.


Lain halnya dengan Lee Yoon Hae, anak bungsu mereka berumur 6 tahun yang merupakan seorang yeoja imut yang tomboi-nya nggak ketulungan. Ia senang sekali bermain di luar rumah, seperti berlarian di halaman, bermain bola, dan bermain permainan laki-laki lainnya. Mirip sekali dengan ayahnya yang memang gemar bermain di luar rumah. Otomatis, pakaian yeoja cilik ini cepat sekali kotor terkena air tumpah, atau tanah, atau yah semacam itulah.

"Selesai!!" Yoona berseru gembira sendirian sambil melompat-lompat kecil. Bagaimanapun juga ia masih berumur 30 tahun, kan? masih aegyo, dan malahan masih sangat muda untuk menjadi ibu dari 2 orang anak.


Akhirnya tugas mencuci ini benar-benar sudah selesai setelah hampir 45 menit dikerjakan. Yoona selalu saja merasa senang setiap kali melihat pekerjaan rumahtangga nya tuntas. Ia lalu segera membereskan ember-ember dan masuk. Tugas selanjutnya, memasak.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Nasi yang ada di rice-cooker baru saja matang, karna Yoona sudah memasaknya sejak ia bangun pagi tadi jam 3.35 a.m. Sekarang ia hanya perlu memasak lauk pauk untuk menemani nasi dan juga bekal untuk anak dan suaminya.


Tak perlu waktu lama, hanya 15 menit, semua sudah selesai. Setelah menatanya rapi di atas meja, Yoona berlari kecil menuju ke kamarnya. Lebih tepatnya kamarnya dan suaminya.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Yoona tersenyum sekilas melihat sosok namja yang sangat dicintainya itu masih menggeliat di bawah selimut tebalnya. Ia lalu membuka gorden agar kehangatan matahari masuk dan menghangatkan kamar mereka. Yoona lalu menepuk keningnya sendiri ketika ia baru menyadari kalau ia masih memakai celemek masuk ke dalam kamar. Dan Yoona tahu Donghae tidak suka itu. Ia buru-buru melepasnya lalu melipatnya dan meletakkannya di atas meja kecil di dekat pintu, lalu menghampiri Donghae.


"Oppa.. Bangunlah.." Yoona mengguncang-guncangkan tubuh Donghae pelan. Namun tidak ada respon dari sang suami.


"Oppa... Sudah waktunya kau bangun.." Yoona mengguncang-guncangkan tubuh Donghae lagi, namun masih Nihil. Tidak ada jawaban dari Suaminya.


"Op-" Yoona hampir berteriak kaget ketika tiba-tiba Donghae mencengkeram tangannya dan menarik tubuhnya hingga terbaring di samping Donghae.


"Apa yang kau lakukan, Oppa? ini sudah pagi, kau harus segera bangun. Aku sudah siapkan air hangat untuk kau mandi." Kata Yoona sambil memanyunkan bibirnya, kesal. Donghae mengeluarkan 'evil-smirk-pagi-hari' nya lalu menarik Yoona ke dalam pelukannya dan menyelimuti Yoona bersamanya.


"Terimakasih, istriku sayang..." kata Donghae lalu mengecup pucuk kepala Yoona. Yoona tersenyum lalu memeluk Donghae lebih erat.

"Besok Oppa libur, kan? Kita jadi menjenguk Hai Yang, kan Oppa?" Yoona menengadah agar bisa menatap wajah Donghae. Lalu Donghae mencium bibir Yoona sekilas.


"Tentu saja, Chagiya. Besok kita menjenguk Hai Yang, Okey?" Donghae mencium kening Yoona dan memeluknya lagi. Yoona mengangguk.


"Sudah lepaskan aku..! aku mau membangunkan jagoan-jagoan kecil kita." kata Yoona walaupun ia sendiri masih memeluk Donghae erat.


Donghae lalu mencium pucuk kepala Yoona, lalu turun ke keningnya, matanya, hidungnya, daaan bibirnya tentu saja. #Readers jangan cemburu, dong. Kan ceritanya Yoona udah resmi jadi miliknya Donghae Oppa... ^^#


Kegiatan Yoon-Hae di pagi hari : berpelukan, berciuman, dan tersenyum bersama.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Yun Duo chagi... Bangunlah sayang..." Yoona mengusap-usap rambut Yun Duo lembut lalu mencium pucuk kepala Yun Duo. Tak butuh waktu lama, Yun Duo segera terbangun.

"Annyeong, Eomma..." kata Yun Duo sambil tersenyum. Yoona mencium kening Yun Duo lalu tersenyum.


"Cepatlah mandi dan pakai seragam-mu, lalu kita sarapan bersama. Okey?" perintah Yoona-lembut. Yun Duo mengangguk lalu masuk ke kamar mandinya yang berada di dalam kamar. Yoona lalu keluar dari kamar Yun Duo dan masuk ke kamar YoonHae.


Yoona sekarang beralih ke putri bungunya. YoonHae. Sama seperti Yun Duo, Yoona harus mengusap-usap kepala dan juga mencium YoonHae supaya yeoja kecil ini bangun.


"Eomma... apa sudah pagi?" YoonHae meregangkan tubuhnya-malas-di atas kasur.


"Hm, ayo bangun, lalu mandi." kata Yoona sambil tersenyum. Yoonhae malah menutup selimut dan pura-pura tidur lagi. Yoona tersenyum kesal, lalu membuka selimut bawah YoonHae dan menggelitiki kaki mungilnya, membuat yeoja kecil itu tertawa terbahak-bahak.


"E-eomma!! hentikan!! hahahaha~!!" 


"Kau mau mandi atau mati tertawa, hm?" kata Yoona sambil tersenyum. Yoonhae lalu bangun dan mencium pipi Eommanya dan bergegas mandi di kamar mandi yang ada dalam kamarnya.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Cepat sekali Oppa mandinya?" Yoona yang sedang memilihkan dasi untuk Donghae terkejut ketika melihat Donghae sudah keluar dari kamar mandi.

"Aku sedang tidak berselera mandi lama-lama hari ini, Yoong." Jawabnya ringan.

"Cepat pakai kemejanya, lalu aku pasangkan dasi." kata Yoona.


"Iya iya, cerewet sekali." gerutu Donghae sambil tersenyum jahil.


"Tadi pagi bicaranya lembut sekali, sekarang kembali lagi jadi Lee Donghae." timpal Yoona sambil menggembungkan kedua pipinya.


"Aigoo~~ manis sekali istriku ini kalau sedang menggerutuu~~" Yoona sedikit terkejut ketika menyadari bahwa tangan Donghae sudah melingkari pinggang rampingnya dan memberikan rasa hangat pada Yoona. Yah, Namja itu sedang memeluk istrinya dari belakang. Back Hug, favorit mereka berdua.


"Oppa.. Apa kau mau ku beri tahu sesuatu?" Kata Yoona lembut.


"Hm? Apa itu sayang?" Donghae menyandarkan kepalanya di antara lekukan leher dan bahu Yoona.


"Rasanya, aku senang sekali dipeluk Oppa dari belakang seperti ini... rasanya semua lelahku hilang seketika." kata Yoona.


"Jinjjayo?" jawab Donghae dengan nada menggoda. Yoona mengangguk cepat.


"Kalau begitu aku akan memelukmu terus chagiyaa~~" kata Donghae.


"Yah Oppa!!" Yoona memukul-mukul tangan Donghae, karna semburat merah sudah mengisi kedua pipinya.


'tok tok tok tok tok'
tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar mereka.


"Eomma.. Appa.. kenapa lama sekali? kami hampir mati kelaparan disini.." terdengar suara Yun Duo dari balik pintu.


"Okey..!" jawab Yoona dan Donghae bersamaan.


"Bisakah bermesraannya dilanjutkan nanti malam saja, Oppa?" kata Yoona sambil tersenyum geli.


"Hmm.. Istriku sekarang sudah mulai nakal rupanya. Maunya main malam-malam." kata Donghae disambut tawa Yoona.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


"Chagi, kenapa makanmu sedikit sekali?" Yoona memandang YoonHae khawatir.


"Tidak apa-apa kok, Eomma." YoonHae tersenyum polos.


"Makan segitu banyaknya menurut Eomma sedikit?" Yun Duo mulai menggoda YoonHae.


"Yah! Oppa! berhenti mengataiku!!" YoonHae hampir saja akan memukulkan sendoknya di kepala Yun Duo.


"Kalian ini kenapa sih selalu bertengkar, hm? cepat habiskan dan kita berangkat. Appa tidak mau kalian terlambat sekolah." Donghae menengahi.


"Sudah jangan marah-marah semuanya. Hari ini harus dimulai dengan SENYUMAN!!" Yoona menarik garis senyumnya dan membuat Donghae, Yun Duo, dan Yoonhae tertawa melihat tingkah Eomma-nya yang masih seperti anak kecil


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Malam Harinya...




"Appa pulaang~" kata Donghae saat menginjakkan kakinya di dalam rumah.


"Oh! Hae Oppa sudah pulang?" Yoona yang tadinya sedang asik nonton tv bersama anak-anaknya langsung menghampiri Donghae dan mengantarnya ke kamar. Sementara Yun Duo dan YoonHae masih asik dengan PR mereka di ruang TV.

.
.
.


"Bagaimana kabar perusahaan hari ini, Oppa?" tanya Yoona sambil membantu Donghae melepaskan jasnya.


"Banyak sekali pekerjaan, Yoong. Banyak sekali proyek dan clien." kata Donghae sambil menghembuskan nafas berat.


"Minumlah kopi ini dulu, Oppa. Paling tidak bisa mengurangi lelah." Yoona menyodorkan secangkir kopi panas dan Donghae langsung meneguknya.


"Huah! melegakan sekali.. Goomawo, Yoong." Donghae tersenyum pada istrinya.


"Apa Oppa lelah? Mau ku pijat, Oppa?" Yoona menawarkan diri dengan polosnya,-padahal sudah sangat tahu sifat Donghae yang yadongnya nggak ketolongan-Donghae lalu mengangguk sambil tersenyum dan duduk di atas kasur. Yoona menghampirinya dan memijit bahunya.


"Huah.. Bahu Oppa keras sekali." kata Yoona.


"Memang Yoong. Aku penat sekali belakangan ini." Donghae memejamkan matanya mencoba menikmati setiap pijatan yang diberikan Yoona. Memang benar-benar istri malaikat.


"Sekarang gantian kau yang aku pijat, Yoong. Sini, berbaringlah." Donghae menepuk-nepuk bagian kasur disampingnya, mengisyaratkan istrinya untuk rebahan. Yah, Yoona menurut dan rebahan, Donghae memijat bahunya juga.


"Yoong! Apa yang terjadi dengan bahumu?! Kenapa kaku sekali?!" kata Donghae.


"Memang Oppa. Belakangan ini cucianku banyak sekali." kata Yoona.


"Ah.. Kau tidak pernah memberi tahu padaku, aku akan memijatmu setiap malam." kata Donghae.


"Aish! Oppa ini gombal terus saja!" Yoona tersenyum geli.


"heheheh..." Donghae tersenyum  juga.


"Sudah, sudah. Oppa mandi saja, terus kita makan sama-sama. Kasihan anak-anak sudah kelaparan." kata Yoona.


"Okey," Donghae mencium Yoona sekilas lalu bergegas ke kamar mandi. Yoona sendiri menyiapkan makanan sambil menunggu Donghae.

.
.
.
.
.
.


Keesokan harinya...


"Eomma, apakah aku terlihat cantik?" YoonHae berputar-putar di depan Yoona. Sekarang mereka sedang ada di dalam kamar Yoona. Yoona mengangguk, tersenyum, dan mengacungkan kedua jempolnya.

"Tentu saja cantik chagi, kau kan anak Appa~" Donghae langsung menggendong YoonHae dan mencium hidungnya.

"Eomma, Appa, apakah kita bisa berangkat sekarang?" tanya Yun Duo yang tiba-tiba kepalanya mucul dari balik pintu kamar.


"Wuah! lihatlah putra Eomma!" Yoona berlari kecil menghampiri Yun Duo, mencubit pipinya lalu menggandeng putranya itu masuk ke dalam kamar.


"Yun Duo sekarang tampan ya, Oppa?" Yoona mengusap-usap kepala Yun Duo.


"Tentu saja, dia kan keturunan kita Yoong." kata Donghae.


"Ayolah Eomma, Appa, sampai kapan kalian mau terus-terusan bernarsis-narsis ria begini?" Yun Duo protes dengan nada bicara dingin-datarnya seperti biasa.


"Oh ayolah sayang, Ayo kita berfoto bersama dulu." Yoona menyiapkan kamera dan memasang timernya. Setelah semua berpose,


1
.
2
.
.
3
.
.
.


CKRIIIK!!!


Selembar foto tercetak dari kamera polaroid itu, dan tampaklah wajah keluarga kecil bahagia yang menggunakan pakaian serba hitam itu.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

.
.
.


Dan sekarang disinilah mereka berempat, di depan sebuah pohon mungil yang berdaun lebat dan hijau segar. Dengan sebuah batu nisan bertuliskan "Lee Hai Yang" dengan beberapa huruf Hangeul lagi dibawahnya, yang kira-kira artinya :


"Kami tak pernah mendengar suaramu, tapi kami tahu kau ada.
Kami tak pernah melihatmu, tapi kami yakin kau selalu disamping kami.
Di setiap senyuman kami, selalu ada namamu terlintas di fikiran kami.

Teruslah hidup bersama kami, Kami mencintaimu,
Lee Hai Yang"


Yoona tak sanngup lagi membendung air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya, ia menangis dan Donghae dengan tanggap memeluknya sambil menenangkannya.


"Apakah ini makam Hai Yang Hyung, Appa?" Yun Duo mendongak melihat Appanya yang sedag berusaha meredakan tangisan Yoona yang sudah pecah.


Tanpa jawaban, Yun Duo mendekati gundukan kecil di depan pohon itu dan berlutut. Yun Duo menyentuh rerumputan hijau yang sudah menumbuhi gundukan tanah itu.


"Annyeong Hai Yang Hyung..." katanya.


"Aku Lee Yun Duo.. namdongsaengmu." sambung Yun Duo lagi, tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata.


"Senang bisa bertemu denganmu, Hyung. Dan Mian, baru bisa menemuimu sekarang." sambungnya lagi.


YoonHae mendekat dan mendapati Oppa-nya sedang menangis. YoonHae juga ikut menangis karna melihat Oppanya menangis. Yun Duo malah tersenyum melihat Yoonhae menangis.


"O-oppa... K-kenapa hiks k-kau hiks mena-menangis hiks hiks?" YoonHae masih sesenggukan.


"Dan Hyung, ini adik kita. Namanya Lee Yoon Hae. Kau lihat kan, betapa cengengnya dia?" Yun Duo tersenyum sambil menghapus air matanya.

"Yah Oppa!! Kenapa kau berbicara begitu hiks pada Hai Yang Oppa?! hiks" Yoonhae memukul pelan lengan Yun Duo. Yun Duo lalu memeluk yeodongsaengnya itu untuk menenangkannya.



"Aku akan menjaganya, Hyung. Aku akan menjaga Appa dan Eomma juga. Kau mau membantu aku dari surga, kan?" lanjut Yun Duo.


Yoona dan Donghae yang melihat kejadian itu hanya diam, dan mengagumi kedewasaan Yun Duo. Bagaimana mungkin anak berumur 8 tahun berbicara sebijak itu?


Yoona dan Donghae menghampiri anak mereka yang keduanya masih sesenggukan di depan makan Lee Hai Yang. Anak pertama Donghae dan Yoona yang meninggal di dalam rahim Yoona karna keracunan air ketuban dan kekurangan oksigen.


"Chagi, maafkan Appa dan Eomma ya. Kami baru bisa membawa Yun Duo dan YoonHae mengunjungimu hari ini, karna mereka baru mulai mengerti siapa Hyung dan Oppa mereka yang paling berharga..." Donghae mengusap nisan Hai Yang.

"Ayo kita berdoa untuk Hai Yang bersama-sama..." Yoona menepuk bahu Yun Duo.

Semua menundukkan kepala mereka, berdoa dengan khusuk hanya untuk Hai Yang, orang yang sangat mereka cintai. Mereka semua menangis, mengeluarkan air mata, air mata cinta penuh ketulusan.


"Saengil Chukae, Hai Yang Chagiya..." ucap Yoona lirih.

"Hyung berulang tahun hari ini?" Yun Duo menatap orang tuanya terkejut, Donghae dan Yoona mengangguk.

"Saengil Chukae, Oppa.." "Saengil Chukae, Hyung.." Yun Duo dan Yoon Hae berucap serempak.

"Eomma tahu kau sedang tersenyum disana, Chagi. Eomma ingin kau tahu betapa kami semua disini akan selalu mengingatmu. Kami semua mencintaimu." Air mata kembali meluncur membasahi pipi Yoona.


"O-oppa.. Yoon Hae juga sayang Oppa.." kata Yoonhae polos.


"Ne Hyung, Aku juga menyayangimu." tambah Yun Duo tak mau kalah.


"Dan kau tak akan tahu berapa banyak Eomma dan Appa mencintaimu." Donghae menambahkan.


"Kami semua mencintaimu..." Ucap Yoona sambil tersenyum.

"Tetaplah hidup di hati kami..." kata mereka ber-empat serempak sambil berpelukan dan tersenyum memandang nisan Lee Hai Yang.

.
.
.


Tidak ada yang harus di sesali... Hai Yang dipanggil Tuhan karna Tuhan terlalu mencintai Hai Yang. Bahkan cinta Tuhan pada Hai Yang lebih besar ketimbang cinta siapapun di dunia ini.


Lee Hai Yang...  tetaplah hidup di hati kami.



.

.
.
.
.
.
.
.
.
.




THE END

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Huahhh!! gimana gimana FF-nya? bagus ga? bagus ga? hehehehe... jangan lupa tinggalkan komen yaaah :*

Oh iya, buat YANG MAU TAHU ISI DOANYA MASING MASING ORANG untuk LEE HAI YANG,

Buka FF selanjutnya yaah, judulnya

"Prayer For My Son/Hyung/Oppa..."

Goomawoo ^^

3 komentar:

  1. uwaaa.. nangis bacanyaaa.. kasiaan.. ;_; daebak deh semua fanfic nyaa.. :D

    BalasHapus
  2. makasiiih :)
    kamu juga bikin dong, ntar aku baca jugaaak

    BalasHapus
  3. wahhh..
    Feelnya dpt thorr..
    Hiks..hikss..

    BalasHapus