Jumat, 13 Januari 2012

No One Like You chapter 3 (YoonHae FanFict)

chapter : 3
Cast : Lee Donghae, Im Yoona, Choi Siwon, SuJu, SNSD

Genre : romance

disclaimer : cerita ini asli buatan saya, saya hanya pinjam nama mereka untuk fanfict. enjoy :)
 
 
 
 
*****

"Yoona-ah.. apa kau setuju dengan tanggalnya?" Appa Yoona memandang anak gadisnya penuh senyum.

"T-tanggal? tanggal apa Appa?" Yoona celingukan karna sedari tadi ia memikirkan Donghae.

"Tanggal pernikahan kita, chagi. Apa kau tidak dengar tadi?" Siwon tersenyum penuh harap juga pada Yoona.

"P-p-pernikahan?!?" Mata Yoona terbelalak secara spontan sambil menelan ludahnya cepat-cepat.
"Kenapa kau terlihat kaget begitu, sayang?" Appa Yoona membelai rambutnya lembut.

"A-appa a-aku ti-tidak..-"  Yoona berusaha mengelak.

"Hahaha... Mianhae, Appa. Aku belum memberi tahu Yoona tentang masalah ini, kata Siwon sambil tersenyum polos pada Appa Yoona.

"Siapa yang akan menikah Appa?" Yoona malah sibuk dengan pikirannya sendiri dan mengabaikan Siwon.

"Sayang, Siwon itu kan sudah jelas-jelas dia jodohmu. Ginjalnya saja sekarang ada di tubuhmu kan? artinya kan kalian sudah jadi satu.." Appa Yoona kembali menjelaskan.

"Tapi Appa, Aku-" Yoona keburu disela Siwon lagi.

"Aku tahu kau gugup, chagiya. Aku juga sama gugupnya denganmu." Siwon tersenyum bagaikan malaikat di depan semua orang, tapi dibelakang, Siwon benar-benar seperti Iblis.

"Tidak usah gugup, Yoona-ah. Eomma dulu juga begitu, namun Eomma merasa nyaman karna menikahi laki-laki yang tepat." Eomma Siwon melirik centil ke arah suaminya, dan suaminya itu tersenyum.

Acara makan malam ini makin memuakkan saja, pikir Yoona. Mulai dari iblis yang dari tadi terus menerus menggenggem tangannya, Appa-nya yang terus menerus tersenyum pada Siwon, dan "aroma" pembicaraan ini sungguh memuakkan.

"Kapan akan dilakukan, Eomma?" Siwon bertanya ulang seakan-akan ingin membuat Yoona paham dengan keputusan yang mereka ambil tanpa persetujuan Yoona.

"Kalau semua sudah siap, kita bisa melakukannya minggu depan." Appa Siwon kali ini ikut bicara juga, membuat Yoona makin kesal.

"Minggu Depan?!" Yoona baru saja sadar kalau satu minggu untuk pernikahan adalah waktu yang sangat cepat.

"Iya sayang, bukankah semakin cepat semakin baik?" Appa Yoona tersenyum lagi.

"Oppa.. aku tidak-" Yoona lagi lagi tak sempat melanjutkan kalimatnya.

"Tidak perlu khawatir, Yoona sayang. Eomma akan mengurus semuanya. Kau dan Wonnie tinggal memilih apa yang perlu dipilih, okay?" eomma Siwon tersenyum ppenuh harap pada Yoona

Dan akhirnya, dengan berat hati, Yoona mengangguk perlahan lalu memaksakan seulas senyum 



*****


"Apa kau suka gaunnya, nona?" seorang pegawai butik tersenyum sambil memandang Yoona kagum.

Yoona benar-benar cantik mengenakan gaun panjang serba putih dengan rambut hitamnya yang terurai. Namun hanya satu yang kurang untuk melengkapi kecantikan Yoona. Senyum.

Tak terukir seulas senyum-pun di wajah Yoona, padahal sebentar lagi hari pernikahannya. Pasti semua orang berpikir begitu.

Tapi ini kedua kalinya Yoona fitting baju pengantin. Yang pertama dulu, ketika ia dan Donghae akan menikah diam-diam. Dan yang kedua sekarang, ketika ia TERPAKSA harus menikahi seorang namja brengsek yang sama sekali tidak dicintainya.

"Saya harus pergi. Bisakah saya ganti baju sekarang juga?" Yoona memohon pada pegawai itu. Yoona segera masuk lagi ke ruang ganti dan berganti baju lalu berlari keluar butik.


*****


"Aku mohon Oppa datanglah sekarang juga. Ada yang perlu aku sampaikan.. aku mohon.." Yoona berbicara sendiri pada kotak suara karna Donghae tidak mengangkat teleponnya dan ini untuk yang ke 27x nya.


"Kenapa aku harus berhubungan dengan namja-namja brengsek?" Yoona menggerutu sambil mulai menangis.

"Siapa yang brengsek?" tiba-tiba suara seorang namja mengejutkan Yoona yang sedang duduk di kursi taman.

Yoona seketika membalikkan sedikit tubuhnya untuk menengok ke arah namja itu, dan matanya terbelalak tiba-tiba.

"Jadi aku brengsek juga? wah... berarti aku harus jadi yeoja.." Donghae tiba-tiba duduk di samping Yoona.

Yoona memukul bahu Donghae cepat dan keras. Membuat namja itu mengaduh kesakitan.

"YA!!" teriak namja itu.

"Oppa tidak tahu betapa paniknya aku?! Oppa tidak tahu betapa aku mencemaskan Oppa?! Aku benci OPPA!!!" Yoona menangis makin keras.

Donghae tiba-tiba panik melihat Yoona menangis dan reflek memeluk Yoona.

Bagaimana ya..? mereka kan memang belum mengatakan kata "putus" secara resmi. Dan keduanya juga saling mencintai walaupun keduanya tak saling mengetahui.
 
"Mianhae... aku tadi tak mengagkat teleponmu." Donghae memeluk Yoona erat. Namja itu benar-benar memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk berduaan dengan Yoona.
Yoona tiba-tiba melepaskan pelukannya ketika Donghae baru saja akan mendekapnya lebih erat. Ia baru sadar kalau mata-mata Siwon Oppa bisa saja menguntit dirinya dan melihat "adegan" barusan. Ia tak mau Donghae kenapa-napa.

"Aku akan menikah, Oppa." Yoona memandang Donghae dengan tatapan putus asa dan air mata yang masih membasahi pipi yeoja manis itu..

"Jinjjayo?" Donghae terkejut. Sangat terkejut. Sangat amat terkejut. Sangat amat super duper extra ultra terkejut. 

"Aku tidak mau melakukannya, Oppa..!!!" Yoona mulai menangis lagi.

"Kenapa kau tidak mau? Seharusnya kau senang, bukan menangis..." Donghae menghapus air mata Yoona dengan telapak tangannya.

"Aku mau menikah, tapi bukan dengan Siwon Oppa." Yoona memandang Donghae peuh harap. Ia berharap Dongahe yang sekarang benar-benar Donghae. Bukan Donghae yang amnesia.

"Lalu dengan siapa?" Donghae menanggapi pernyataan Yoona dengan serius.

"Aku hanya mau menikah dengan namja yang aku cintai, Oppa. Tapi itu bukan Siwon Oppa." jelas Yoona lagi membuat Donghae membeku tiba-tiba.
 
"Yoona-ah!!" Suara berat khas namja memanggil nama Yoona, tak hanya Yoona, Donghae bahkan kenal betul dengan suara itu. Choi Siwon.
Siwon menghampiri Donghae dan Yoona yang sedang terlihat berduaan di kursi taman itu.

Siwon tiba-tiba mencengkeram kerah baju Donghae dan memukulinya hingga Donghae babak belur.

Yoona terus-terusan berteriak dan berusaha mengalangi Siwon memukuli Donghae lagi namun tenaga Yoona jauuuh lebih kecil ketimbang tenaga Siwon yang notabene seorang namja dengan tubuh atletis dan sedang marah.
Siwon tanpa sadar mendorong Yoona hingga gadis itu tergeletak dan tangannya lecet tergores beberapa kerikil tajam.

Setelah Siwon merasa cukup puas, ia berdiri dan meludah tak jauh dari tempat Donghae tergeletak tak berdaya dalam kondisi setengah sadar.

"Sekali lagi saja kau mengajak Yoona kabur... Akan kupastikan kau mati saat itu juga, LEE DONGHAE!!!" Siwon menendang Donghae sekali lagi lalu meninggalkan namja dan yeoja yang sama-sama sedang tergeletak itu di taman yang hening.



"Oppa..." Yoona menghampiri Donghae sedikit tertatih. Padahal Yoona hanya tergores di tangan saja. Tetapi perihnya tetap terasa, angin yang berhembus seakan-akan menambah ras aperih di luka itu.

Bandingkan dengan Donghae yang wajahnya babak belur. Hidungnya seperti patah karna mengeluarkan darah, salah satu ujung bibirnya berdarah, mata kirinya mulai bengkak, dan sang empunya tubuh juga masih tergeletak setengah sadar.

Yoona menangis dan menggenggam tangan Donghae yang lemas tak berdaya, ia mengusap pipi Donghae dan menangis makin keras.

Donghae yang setengah sadar terbatuk-batuk sebelum akhirnya membalas genggaman tangan Yoona dan tersenyum polos. Donghae ingin memberi tahu Yoona bahwa ia baik-baik saja. Ia tidak apa-apa, walaupun rasanya ia mati rasa pada wajahnya.

"Pabo!! kenapa Oppa diam saja? kenapa Oppa tidak melawan?" Yoona membentak-bentak Donghae sambil memukul-mukul bahu namja itu pelan seperti kehabisan tenaga dengan suara yang juga tersengal-sengal karna terlalu keras menangis.

"Ka...kar-ena ak-aku memang b-bersalah." Donghae tersenyum lagi. Senyum yang selalu mampu membuat hati Yoona bergetar dan merasa tenang.

"Siapa yang bilang Oppa bersalah?!" Yoona makin kesal dan menangis makin keras.

"K-kau s-se-sendiri b-baik b-baik saja, kan?" Donghae berusaha menemani Yoona walaupun suaranya seperti mau hilang dan ia rasanya ingin pingsan saja.

"Aku baik, Oppa. Kita harus ke rumah sakit segera, Oppa bertahanlah." Yoona menyembuyikan tangan kirinya yang tergores cukup panjang dan menggenggam erat tangan Donghae. Mata Yeoja itu seperti berkata 'jangan tinggalkan aku, Oppa'
 
Donghae tersenyum sebelum akhirnya ia pingsan dan Yoona berteriak histeris memanggil namanya, Yoona segera mengambil telepon dan menghubungi ambulans.
*****
 
  
Yoona khawatir sekali menunggu Donghae yang sedang diobati di ruang khusus yang entah apa namanya karna Yoona terlalu khawatir.
 
Tiba-tiba saja ia merasakan perih di tangan kirinya, lalu ia menoleh pada goresan luka di tangannya itu. Lukanya setengah basah tapi masih ada darah di sekeliling lukanya.
Tiba-tiba saja seorang dokter keluar dari ruangan tempat Dongahe diobati.

"Dokter... Donghae Oppa baik-baik saja, kan?" Yoona mulai mencari informasi.

"Iya, hidungnya patah. Tapi akan segera membaik. Luka-lukanya memang banyak, tapi sudha kami obati. Ia akan segera sadar." jelas dokter sambil tersenyum.

"Lalu bagaimana dengan ingatannya, dokter?" Yoona menanyakan hal itu.

"Ingatan?" tanya sang Dokter.

"Iya, dokter. Donghae Oppa mengalami amnesia." Yoona menjelaskan.

"Hmm.. saya kurang tahu menahu, tapi saya dengar dari dokter Baek, pasien bernama Donghae ini dulu pernah memohon dan berlutut pada beliau untuk mengatakan sesuatu, tapi saya kurang tahu apa itu."

"Baiklah. Gamsahamnida, Dokter." Yoona membungkuk berulang-ulang.

"Apa yang Donghae Oppa sembunyikan?" batin Yoona.





To Be Continued.



Huaaah!!! part 3 nya panjaaang menurutku -_-"

siap2 bikin chap 4!! ^^

2 komentar:

  1. Haeppa kasiaaan..
    cepeetaan update!!!!! #mekso -_-v
    gomawoyoo.. :)

    BalasHapus
  2. Sabar yaa... bentar lagi selesai kok :)

    BalasHapus